Techverse.asia - Perusahaan rintisan (startup) asal Indonesia, eFishery telah menyelesaikan uji coba komersialnya di India, menandai langkah penting dalam ekspansi global startup ini.
Dimulai sejak Maret 2023, eFishery berhasil menjangkau lebih dari seribu hektare kolam milik pembudidaya dan telah menyalurkan lebih dari 3.000 metrik ton pakan ikan.
Dengan demikian, pencapaian itu membawa eFishery semakin dekat dengan misinya guna memperluas jangkauan operasional ke lima negara bagian lain di India pada akhir tahun 2024.
Baca Juga: Korus: Startup yang Didirikan DJ Deadmau5 Pakai AI untuk Membuat Musik
Ekspansi eFishery di India adalah bagian dari pengembangan bisnis perusahaan startup yang lebih luas ke luar wilayah Asia Tenggara dengan menggunakan pendekatan 'one country at a time', supaya bisa dinilai dampaknya secara berkala dan berkelanjutan.
Selain India, eFishery juga melirik peluang di satu atau dua negara di wilayah Asia dan Amerika Latin dalam setahun yang akan datang, sembari terus menjalankan ekspor udang ke luar negeri.
Strategi tersebut juga berfokus untuk melihat variasi pasar yang menawarkan ekosistem komprehensif kepada pembudidaya, menciptakan model koperasi digital lengkap dengan akses pakan ikan dan udang berkualitas tinggi, teknologi Internet of Things (IoT), SOP Produksi, dan jaminan pembelian, untuk memberdayakan serta mengembangkan potensi pembudidaya.
Baca Juga: Klinik Pintar Perluas Jangkauan Jaringan dengan Pendanaan Seri A1
CEO dan Co-Founder eFishery Gibran Huzaifah mengatakan bahwa India adalah bagian penting dari startegi pertumbuhan startup-nya secara keseluruhan. Hal tersebut mencakup perluasan jejak perusahaan di Indonesia dan pertumbuhan di pasar ekspor.
"Dimulai dengan India, kami bangga dengan kemampuan eFishery dalam mengarahkan potensi kekuatan akuakultur secara global lewat teknologi buatan Indonesia, dengan rata-rata peningkatan pembudidaya bisa mencapai dua sampai tiga kali lipat," ujarnya dalam siaran persnya.
Ia mengaku sadar potensi serta nilai dari industri akuakultur di India, baik secara ukuran maupun struktur, punya kesamaan dengan yang ada di Indonesia, di mana didominasi oleh pembudidaya level kecil dan menengah.
"Dengan menjadi mitra mereka, para kontributor utama ketahanan pangan lokal dan regional ini bisa berkontribusi lebih baik untuk menghasilkan sumber protein berkelanjutan yang bisa diakses oleh masyarakat global," papar dia.
Baca Juga: JALA Raih Pendanaan Rp202 Miliar, 3 Wilayah Ini Dibidik untuk Perluasan Bisnis
India yang memiliki populasi sekitar 1,4 miliar jiwa, memiliki tingkat konsumsi makanan laut (seafood) hingga 60-70 persen. Tidak hanya itu saja, industri akuakultur di India pun bernilai lebih dari US$15 miliar dan punya Compound Annual Growth Rate (CAGR) lebih dari delapan persen selama tiga dekade terakhir.
"Hal ini tentunya menggambarkan besarnya potensi industri akuakultur di India," terangnya.
Kendati begitu, di tengah besarnya potensi tersebut, pembudidaya kecil serta menengah di India masih menemui berbagai kendala, seperti lemahnya akses ke pasar, skema harga yang enggak konsisten dan tak menguntungkan, skema pembayaran yang kerap terlambat, dan kurangnya informasi dasar manajemen budidaya dari sisi tata cara, teknologi, atau inovasi.
"Oleh karena itu, kehadiran kami di India berusaha memberdayakan mereka supaya bisa mengambil keputusan secara cepat berdasarkan data dan informasi. Fokusnya adalah mengoptimalkan praktik budidaya dan meningkatkan hasil panen secara keseluruhan," katanya.
Baca Juga: PHRI Jawa Barat Gandeng eFishery, Sediakan Ikan dan Udang Terbaik
International Expansion Lead eFishery Neil Wendover menambahkan, lewat beroperasinya di Andhra Pradesh, sebuah negara bagian yang menyumbang sekitar 35 persen dari total produksi akuakultur di India, pihaknya mampu menilai pasar dan strategi secara menyeluruh.
"Kami telah mengembangkan tim yang terdiri dari 50 karyawan lokal, yang punya pemahaman tentang kultur setempat. Dukungan dari lembaga pemerintah dan pemasok bahan baku sangat penting dalam mengatasi tantangan unik sektor akuakultur di India yang sangat berpotensi tapi masih terfragmentasi," katanya.