Startup Indonesia penyedia tools monitoring jaringan, server, dan web/API , Netmonk, meluncurkan versi keenam dari Netmonk Prime; salah satu layanan mereka kepada pelanggannya.
Kehadiran Netmonk Prime versi keenam ini menjadi wujud komitmen Netmonk dalam memberikan pelayanan optimal kepada penggunanya.
Menghadirkan tools unggulan dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), terdapat beberapa pembaruan dalam Netmonk Prime terbaru, untuk lebih memaksimalkan operasional pengguna layanan Netmonk.
Direktur Digital Business Telkom, Muhamad Fajrin Rasyid, mengatakan bahwa Netmonk Prime Versi 6 merupakan salah satu produk unggulan Leap Telkom Digital.
Versi terbaru ini memberikan solusi infrastruktur jaringan yang lebih canggih dan semakin dapat diandalkan, guna meningkatkan kompetensi pengguna pada berbagai aspek operasional dan strategis.
Fajrin menjelaskan, beberapa pembaruan meliputi penambahan fitur di Server Monitoring serta penambahan dua fitur baru, yaitu User Group Management dan Monitoring Network Assistant (MONA).
Baca Juga: Battery Health Indicator Sudah Hadir di Android 14?
"MONA mampu merangkum semua aktivitas yang dimonitor Netmonk Prime dan membagikan informasinya secara real time, dengan tampilan tekstual dan jelas, sehingga lebih mudah dipahami oleh pengguna," ujarnya, dikutip Minggu (24/12/2023).
MONA juga bersifat interaktif, sehingga dapat memberikan analisis dan rekomendasi penyelesaian solusi saat terjadi insiden di dalam jaringan, server, maupun web/API. Selain itu, MONA juga bisa memprediksi ketersediaan kapasitas jaringan dan server di waktu mendatang.
"Dengan demikian, pengguna bisa dengan tepat dan efisien dalam merencanakan kebutuhan kapasitas di masa yang akan datang," ujarnya,
Fitur tambahan pada Server Monitoring di Netmonk Prime Versi 6 juga mendukung pengguna memiliki lebih banyak opsi Operating System (OS) yang dapat disesuaikan dengan kenyamanan pengguna. Layanan ini memiliki peran penting untuk memastikan aplikasi berjalan dengan baik, guna mengoptimalkan sumber daya sistem.
"Tidak hanya OS berbasis Linux, Netmonk Prime sudah bisa digunakan pada OS berbasis Windows," imbuh Fajrin.
Baca Juga: Uni Eropa Sebut 3 Situs Porno Ini Harus Tunduk pada UU Layanan Digital
Baca Juga: Ponsel Flagship iQOO 12 Meluncur di Indonesia tapi Tidak untuk Varian 12 Pro, Ada Apa?
Ia mengungkap, ada layanan Container yang berfungsi untuk mengemas aplikasi dan semua dependensinya ke dalam satu 'kontainer'. Layanan Container Monitoring inilah yang memantau performa, sumber daya, dan ketersediaan kontainer tersebut.
Kehadiran Netmonk Prime merupakan upaya dari Leap-Telkom Digital (Leap). untuk mempercepat pembangunan infrastruktur melalui platform digital cerdas yang berkelanjutan, ekonomis, dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat.
Berdiri sejak 2017 dan diprakarsai anak muda, Netmonk Prime ramah dengan sumber daya lingkungan. Karena seluruh laporan di Netmonk Prime sudah berbentuk digital dan tidak menggunakan kertas.
Keamanan data di Netmonk Prime sudah lolos tiga tahap pengujian dari Telkom, dan produk Netmonk Prime telah terdaftar di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Ini membuktikan bahwa keamanan data di Netmonk Prime lebih terjamin.
Baca Juga: Dijual Online di Jerman, Toyota New Land Cruiser 250 Ludes dalam 30 Menit!!
Kecakapan Netmonk Prime dalam memitigasi risiko jaringan juga telah diakui oleh banyak pihak, dan berdampak pada jumlah pengguna Netmonk yang meningkat signifikan di tahun ini.
"Sepanjang 2023 pengguna Netmonk Prime telah mencapai lebih dari 9.000 pengguna, melonjak drastis dibandingkan 2022 yang hanya 14 pengguna," sebut Fajrin.
Netmonk awalnya dikembangkan di sebuah inkubasi startup PT Telkom Indonesia untuk memberikan solusi pemantauan jaringan yang lebih powerfull dan mudah digunakan.
Dibangun untuk menghadirkan effortless network, sehingga internet di Indonesia dapat mudah dan murah diberikan ke seluruh pelosok negeri. Begitu pula dengan korporasi-korporasi, mereka dapat memiliki koneksi yang terjamin, praktis, dengan biaya operasional yang terjangkau.