Mesh Bio Mengembangkan Digital Twin, Disebut Bisa Kelola Penyakit Kronis

Rahmat Jiwandono
Senin 12 Februari 2024, 15:11 WIB
Salah satu pendiri startup Mesh Bio Arsen Batagov (kanan) dan Andrew Wu. (Sumber: Dok. East Ventures)

Salah satu pendiri startup Mesh Bio Arsen Batagov (kanan) dan Andrew Wu. (Sumber: Dok. East Ventures)

Techverse.asia - Startup kesehatan digital yang berbasis di Singapura, Mesh Bio, pada pekan lalu memperoleh pendanaan seri A sebesar US$3,5 juta atau sekitar Rp55 miliar.

Pendanaan Seri A tersebut dipimpin oleh East Ventures, seiring dengan investor yang memanfaatkan pasar yang berkembang untuk solusi teknologi tinggi terhadap penyakit kronis di Asia Tenggara.

Mesh Bio yang baru berusia enam tahun ini hadir berkat putaran pendanaan awal sebesar US$1,8 juta pada 2021 lalu. Kendati demikian, Mesh Bio menolak mengungkapkan jumlah total pendanaan yang dikumpulkan dan penilaian hingga kini.

Salah satu pendiri dan mitra pengelola East Ventures Wilson Cuaca menyampaikan, dengan munculnya mikroprosesor dan kemajuan sensor yang dapat dikenakan, maka sejumlah besar data telah dikumpulkan dari gaya hidup manusia, dari perangkat kita.

Baca Juga: Visa Buka Program Accelerator 2024, Tingkatkan Jangkauan Startup

"Semua data ini sebenarnya disimpan dalam penyimpanan tersendiri," katanya.

Menurut Wilson, perushaaan rintisan Mesh Bio akan menjadi platform yang dapat menghubungkan rekam medis dengan semua catatan gaya hidup ini dengan lebih baik.

Modal baru akan disalurkan ke teknologi digital twin dari Mesh Bio, yang menghasilkan model virtual, atau 'kembaran (twin)', dari kondisi kesehatan pasien berdasarkan data mereka.

Mesh Bio berencana untuk menawarkan teknologi digital twin kepada penyedia layanan kesehatan di Singapura, sekaligus memperluas operasinya di Hong Kong, Indonesia, dan Filipina.

Dikatakannya, dampak dari teknologi digital twin Mesh Bio memiliki jangkauan yang luas. "Digital twin bukan sekadar menggabungkan sistem layanan kesehatan tubuh manusia. Menurut saya, ini akan menjadi 'kembaran' di seluruh dunia," terang dia.

Baca Juga: Alodokter Kini Mempermudah Pemberian Asuransi Kesehatan untuk Karyawan

Didirikan pada 2018, Mesh Bio menerapkan analisis prediktif pada data pasien multidimensi yang mencakup catatan tes darah, detak jantung, tinggi badan, berat badan, dan metrik lainnya - untuk mempersonalisasi perawatan medis untuk penyakit kronis.

Startup ini mengklaim bahwa perangkat lunaknya dapat membantu dokter meresepkan obat yang lebih tepat untuk penyakit kronis yang melibatkan metabolisme, seperti diabetes.

"Kami telah mengembangkan platform perangkat lunak kami, bersama dengan perangkat lunak kembar digital dan perangkat medis, untuk menemani perjalanan pasien mulai dari pencegahan primer dan pemeriksaan kesehatan, hingga manajemen penyakit kronis," jelas salah satu pendiri dan CEO Mesh Bio, Andrew Wu.

Pada Oktober 2023, Mesh Bio telah menerima persetujuan peraturan dari Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura untuk memasarkan perangkat lunak digital twin-nya, HealthVector Diabetes, sebagai perangkat lunak sebagai perangkat medis. Uji coba penggunaan HealthVector Diabetes sedang dilakukan di beberapa rumah sakit dan klinik di Singapura.

Baca Juga: Kanker Serviks Masih Jadi Pembunuh Ke-3 Di Dunia, Berikut Langkah Pencegahannya

Meskipun platform DARA Mesh Bio dimulai dengan menargetkan pencegahan primer, yang melibatkan pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan fisik, Wu mengklaim jika teknologi digital twin startup tersebut kemudian membantu 'pencegahan sekunder' yang mengurangi komplikasi penyakit.

Misalnya, dengan mengevaluasi data real-time pasien diabetes Tipe 2 dengan HealthVector Diabetes, praktisi medis dapat menentukan apakah pasien tersebut berisiko terkena penyakit ginjal kronis dalam waktu tiga tahun.

"Di sinilah peluang dan nilai digital twin bisa diciptakan," ujar Wu, yang menyandang gelar Ph.D. di bidang teknik biokimia dari University College London.

Tapi, penyedia layanan kesehatan mungkin enggan menerapkan sistem baru untuk data pasien yang sensitif. Salah satu tantangan utama yang harus diatasi oleh startup ini adalah mendapatkan kepercayaan dari penyedia layanan guna melakukan transformasi digital yang didukung oleh analisis prediktif.

Baca Juga: Banyak Penderita Hipertensi Tak Rasakan Gejala, Pakar: Kurangi Gorengan, Kurangi Kecap

Untuk memastikan kualitas data yang dikumpulkan, Mesh Bio menawarkan perangkat lunak yang dapat diintegrasikan secara langsung (melalui API) dengan rekam medis elektronik penyedia layanan kesehatan.

Penyakit tidak menular, termasuk penyakit pernapasan kronis dan penyakit jantung, menyebabkan hampir dua pertiga dari seluruh kematian di wilayah Asia Tenggara pada 2021, menurut tinjauan akademis yang diterbitkan di Lancet pada Oktober tahun lalu.

Dalam peta jalan (roadmap) tahun 2023 untuk mengatasi penyakit tidak menular di Asia Tenggara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan langkah-langkah pencegahan perlu ditingkatkan untuk hipertensi, pengendalian diabetes, dan skrining kanker serviks.

Baca Juga: Waspada! Angka Penderita Diabetes Anak dan Remaja Meningkat, Ini Gejalanya

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Hobby22 Februari 2025, 16:51 WIB

Mau Beli Akun atau Joki Gim? BangJohn Bisa Jadi Opsi

Platform ini Tawarkan Solusi Transaksi yang Aman dan Nyaman bagi Gamers.
BangJohn memungkinkan konsumen untuk jual, beli, dan joki gim. (Sumber: istimewa)
Techno21 Februari 2025, 23:29 WIB

Instagram Tambahkan Sejumlah Fitur DM Baru dalam Pembaruannya

Pembaruan DM meliputi berbagi musik, penjadwalan pesan, penerjemahan, dan banyak lagi.
Sejumlah pembaruan di pesan langsung (DM) Instagram. (Sumber: Meta)
Culture21 Februari 2025, 18:19 WIB

Sarkem Fest 2025 Digelar 2 Hari, Ini Daftar Acaranya

Sarkem Fest menampilkan tradisi ruwahan apeman.
Sarkem Fest 2025.
Techno21 Februari 2025, 18:08 WIB

Wacom Intuos Pro Dirombak Total, Tersedia dalam 3 Ukuran

Jajaran Intuos Pro 2025 telah dirampingkan dan dilengkapi kontrol dial mekanis baru yang dapat disesuaikan..
Wacom Intuos Pro. (Sumber: Wacom)
Lifestyle21 Februari 2025, 17:51 WIB

NJZ Menjadi Bintang dalam Kampanye Denim Musim Semi 2025 Calvin Klein

Pengumuman ini merupakan yang pertama setelah perubahan nama mereka menjadi NJZ.
Member NJZ jadi model untuk koleksi pakaian musim semi 2025 dari Calvin Klein. (Sumber: Calvin Klein)
Techno21 Februari 2025, 17:08 WIB

Apple Tak Lagi Produksi iPhone 14 dan Setop Pakai Port Lightning

Apple telah beralih ke USB-C yang dimulai dari iPhone 15.
iPhone 14 (Sumber: Apple.com)
Automotive21 Februari 2025, 16:15 WIB

IIMS 2025: KIA Pajang New Sonet dan New Seltos, Begini Spek dan Harganya

Kedua SUV ini siap menemani perjalanan perkotaan hingga petualangan luar kota.
KIA New Sonet dipajang di IIMS 2025. (Sumber: KIA)
Techno21 Februari 2025, 15:23 WIB

Oppo Find N5 Rilis Global, Ponsel Lipat Tertipis di Dunia Saat Ditutup

Ini adalah perangkat lipat yang sangat tipis dengan baterai jumbo.
Oppo Find N5 dalam warna Cosmic Black dan Misty White. (Sumber: Oppo)
Automotive20 Februari 2025, 19:40 WIB

VinFast VF 3 Diniagakan di Indonesia, Ada Promo untuk Pembelian di IIMS 2025

Mobil ini bisa menjadi kompetitor untuk Wuling Air ev.
VinFast VF 3. (Sumber: vinfast)
Techno20 Februari 2025, 19:05 WIB

Huawei Rilis 3 Perangkat Baru, Ada Tablet hingga Gelang Kebugaran

Ketiga gadget ini dihadirkan bersamaan dengan ponsel lipat tiga pertama di dunia milik perusahaan.
Huawei memberi pembaruan untuk tablet pintar MatePad Pro 13.2 inci. (Sumber: Huawei)