Petinggi di startup Octopus, yang sekaligus Co Founder, Hamish Daud, mengumumkan mengundurkan diri. Sejumlah media menyebut, mundurnya Hamish Daud dari Octopus ditengarai oleh alasan pribadi.
"Selama empat tahun terakhir, saya terjun di Octopus untuk memberikan dampak positif terhadap lingkungan. Dengan berat hati saya mengumumkan hari ini adalah hari terakhir saya sebagai CMO/Co-Founder. Saya mengundurkan diri dari posisi saya di Octopus karena alasan pribadi. Saya yakin perusahaan ini akan bangkit kembali dan memberikan dampak lingkungan yang besar lagi dalam waktu dekat," tulisnya di akun Instagram pribadi @hamishdw, dikutip Selasa (13/2/2024).
Sebagai informasi, Octopus adalah platform agregator untuk mengumpulkan sampah dari pemulung dan pengepul untuk didaur ulang; sampah tersebut termasuk sampah plastik dan elektronik.
Octopus didirikan pada 2021 oleh Hamish Daud, Dimas Ario, Niko Adi Nugroho, dan Moehammad Ichsan. Octopus sempat menjadi peserta terpilih Batch 4 di Grab Velocity Ventures dan Batch 1 program 'Google for Startups Accelerator: Circular Economy.'
Octopus diyakini dapat mendukung ekonomi sirkular dan dapat membantu produsen dalam melacak dan mengumpulkan produk bekas konsumsi, baik itu yang bisa didaur ulang maupun tidak. Tim pekerja Octopus disebut sebagai Pelestari.
Pada 2022, mereka mengumpulkan dana sebesar US$5 juta dalam putaran yang dipimpin oleh Openspace Ventures dan SOSV.
Baca Juga: Frame: Kacamata Pintar yang Bisa Melakukan Pencarian Web hingga Menerjemahkan
Startup ini sempat diterpa beberapa kali isu tidak sedap, misalnya saja, adanya kabar Octopus diduga terlambat membayar gaji karyawan mereka, dan viral pada Desember 2023.
Kabar tidak mengenakan ini mencuat setelah sejumlah warganet yang diduga pegawai Hamish Daud buka suara dan berkomentar di Instagram resmi milik Octopus.
"Adapun komentarnya berupa keluhan karena aktor sekaligus pengusaha itu ternyata tidak membayarkan gaji karyawannya hingga berbulan-bulan," demikian seperti dilansir dari CNBC.
Sampai dengan akhirnya seorang warganet di platform media sosial X membuat sebuah utas atau thread tentang kasus tersebut, dan isu hangat soal Hamish Daud yang tidak membayar gaji karyawan pun menjadi viral di media sosial.
"Octopus itu platform yang dibangun Hamish Daud sama temen-temennya buat ngumpulin sampah bekas pakai. Ada yang pakai juga? Karyawan nggak dibayar, tapi malah jalan-jalan ini bang Hamish. Gimana ini?," tulis akun Twitter @muthiastp.
Akun X @muthiastp itu mengaku banyak warganet yang mengirim pesan langsung atau Direct Message (DM) ke dirinya. Ia menuliskan, warganet yang mengirimkannya pesan berisi aduan dan kabar soal Octopus sudah gulung tikar, warganet yang mengaku belum dibayar gajinya selama tiga bulan, dan Hamish Daud yang kabur saat dipertanyakan soal ini.
"Ada beberapa lagi yang DM, karyawannya sendiri. Dia bilang berita ini valid bahkan, semua hak mereka tertahan termasuk BPJS kesehatan nggak bisa diakses karena perusahaan masih nunggak bayarnya," katanya.
"Katanya CEO (Moehammad Ichsan), CMO (Hamish Daud) ngilang saat ditanya nasib mereka," lanjutnya.
Akun X @muthiastp itu pun memberikan bukti tangkapan layar dari keluhan warganet yang diduga karyawannya Hamish Daud, bahkan ada tangkapan layar dari warganet yang sampai menuliskan sebuah hadis yang menuding Hamish Daud telah melakukan zalim.
"Sebab, ini termasuk dalam perbuatan zalim. Menunda penunaian kewajiban padahal mampu adalah kezaliman (HR. Bukhari & Muslim) 'Orang yang menunda kewajiban, halal kehormatannya dan pantas mendapatkan hukuman'(HR. Abu Daud No.3628, hasan)," tulis warganet dengan akun @black****
"Tolong dong perhatikan Pelestarinya, sudah 3 minggu tidak bisa tarik uang. Mau sampai kapan?" tanya akun @gelar_****.
Masih ada sejumlah keluhan lain yang disampaikan oleh warganet di kolom komentar utas tersebut.
Baca Juga: Spesifikasi dan Harga OpenRock Pro, Earbud Khusus untuk Olahraga
Baca Juga: Dove Men+Care Whole Body Deo: Solusi Bau Badan untuk Ketiak, Kaki dan Area Pribadi
CEO Octopus, Moechammad Ichsan, baru mengklarifikasi kabar tersebut pada Januari 2024. Ia menyatakan bahwa keterlambatan tersebut disebabkan oleh transisi fokus bisnis perusahaan ke B2B.
"Transisi ini menyebabkan anjloknya segmen bisnis B2C dan berdampak pada arus kas, menyebabkan keterlambatan gaji [karyawan]," ungkapnya, dikutip dari TechInAsia.
Berita tidak sedap yang juga pernah menyandung perusahaan ini, CEO Octopus dikabarkan juga telah membagikan informasi menyesatkan tentang gelar akademisnya di berbagai platform, namun ia menyangkal bahwa ia menulisnya.