Pengembangan startup di Indonesia tidak hanya bisa mengandalkan ekosistem dalam negeri agar terus bertumbuh. Perlu adanya kolaborasi pula dan saling memberikan umpan balik, bersama pelaku bisnis, investor maupun sesama perusahaan startup di luar negeri.
Hal itu, yang kemudian mendorong Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menggelar Startup Talks: Igniting Indonesia-Europe Collaborative Opportunities, pada 27 Februari 2024.
Event tersebut dihelat sebagai upaya menghadirkan platform untuk showcasing dan sharing experience antara startup Indonesia. Khususnya di bidang smart technology dan inovasi teknologi untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dengan berbagai entitas strategis, utamanya dari kawasan Eropa.
Baca Juga: Viral Kandungan Bromat dalam Air Mineral, Pakar: Itu Hoaks
"Kegiatan ini diinisiasi oleh Direktorat Eropa 1 Kementerian Luar Negeri bekerjasama dengan Impactto, platform pengembang startup kolektif," ungkap keterangan resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, seperti diakses pada Rabu (28/2/2024).
Impactto menyediakan layanan inkubasi dan pengembangan ekosistem pendukung, untuk membantu startup tahap awal dalam proses pencapaian product-market fit (PMF).
Baca Juga: Bank Digital Krom Resmi Rilis, Segini Bunga Deposito yang Ditawarkan
Startup Talks tersebut diikuti oleh sekitar 250 peserta dari startup Indonesia, perwakilan modal ventura dari Eropa, Kedutaan Besar negara-negara Eropa, BUMN, perusahaan multi nasional, KADIN, serta perwakilan bisnis/industri terkait.
Pada kesempatan tersebut, beberapa startup Indonesia yang bergerak di bidang smart technology, antara lain yaitu: Imajin, Prieds, Automa dan Ravelware Technology, juga menampilkan showcase produk-produk rintisannya kepada para peserta yang mewakili stakeholders dari Eropa.
Staf Ahli bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri RI, Dindin Wahyudin, mengatakan bahwa besarnya potensi dan nilai ekonomi ekosistem startup di Indonesia saat ini menjadi momentum, untuk meningkatkan kolaborasi saling menguntungkan dengan mitra-mitra di kawasan Eropa.
Baca Juga: Berkat CoolMax, Ponsel Gaming Baru Infinix Bakal Tetap Dingin Walau Mabar Brutal
Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informasi RI, I Nyoman Adhiarna, memaparkan tentang tingginya potensi ekonomi startup Indonesia yang akan memberikan kesempatan besar, untuk mendorong pertumbuhan dan menciptakan peluang-peluang baru, bagi ekonomi nasional di masa depan.
Ia menyebutkan, saat ini Indonesia memiliki 2 Decacorns, 13 Unicorns dan 2.591 startup dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,05%.
Lebih lanjut ia mengatakan, Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai antara 4,7 hingga 5,5% pada 2024.
"Kondisi saat ini, dinilai kondusif untuk memperluas peluang bagi startup lokal dalam menciptakan produk dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia," tuturnya.
Baca Juga: Samsung Sedang Mengembangkan DRAM 36GB HBM3E 12H Pertama di Industri
Dengan menjembatani pemahaman lanskap dan ekosistem startup Indonesia dengan Eropa, kegiatan Startup Talks diharapkan dapat mendukung kemajuan ekosistem startup satu sama lain, baik dari kerangka regulasi dan strategi pengembangan ekosistem startup secara efektif.
Kolaborasi Indonesia dengan para stakeholder startup asal Eropa, yang memiliki keunggulan di bidang smart technology, menjadi penting untuk dapat saling mengakses expertise dan resources yang berkelanjutan demi keuntungan bersama.
Berbagai rekomendasi penting mengenai ekosistem startup, mengemuka dalam diskusi Startup Talks itu. Misalnya saja, usulan agar aktor startup dan mitra yang terlibat dapat berkolaborasi, untuk membentuk ekosistem startup yang inklusif.
Baca Juga: Usung Warna Bold, Merek Riasan eSpoir Meluncur ke Indonesia
Startup Talks tersebut juga menyuarakan harapan agar pemerintah, aktor startup, dan universitas, dapat berkolaborasi untuk meningkatkan kapasitas inovasi di tingkat nasional.