Startup agritech yang bergerak di bidang peternakan ayam, Pitik, dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Informasi diikuti dengan pengumuman jadwal PHK oleh startup manajemen peternakan tersebut, dilakukan pada 1 April 2024.
Belum diketahui secara jelas berapa jumlah karyawan Pitik dan departemen mana yang terdampak oleh kebijakan ini.
CEO Pitik, Arief Witjaksono, mengatakan bahwa perusahaan memilih untuk menahan diri atas kabar yang beredar.
"Kami tetap fokus untuk secara konsisten mengevaluasi operasional Pitik, demi menjaga keselarasan dengan tujuan bisnis, dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan pasar," kata Arief, dikutip pada Sabtu (6/4/2024).
Arief menambahkan, perusahaan berkomitmen untuk memberikan kompensasi dan berkomunikasi langsung kepada karyawan terdampak oleh keputusan PHK ini.
Pitik juga dikabarkan melakukan perampingan pada Februari 2024. Alasan dari PHK tersebut masih belum diketahui. Demikian laporan yang diakses dari TechInAsia.
Baca Juga: Dorong Penggunaan Biochar untuk Pertanian, WasteX Raih Pendanaan Rp7 Miliar
Tingginya kebutuhan daging ayam untuk konsumsi di Indonesia, mendorong Pitik menghadirkan produk ayam yang berkualitas.
Didirikan sejak 2019 oleh Arief dan Rymax Joehana, Pitik menyediakan layanan teknologi manajemen peternakan yang mereka sebut full stack. Mereka menerapkan SOP ketat, mulai dari sistem dan alat berbasis internet-of-things (IoT) hingga produk ayam yang disalurkan kepada konsumen.
Ada tiga poin utama yang dibawa Pitik ke peternak, yaitu teknologi, Pitik Expert, dan kecepatan pembayaran. Pitik menyebut peternak yang bekerjasama dengan Pitik sebagai Kawan Pitik.
Mitra diajak untuk menyiapkan kandang ayam yang dilengkapi dengan teknologi IoT.
Perangkat seperti Smart Climate IoT dan Smart Controller, memastikan biosekuriti yang ketat. Kawan Pitik bisa mengecek kondisi ayam melalui Aplikasi Pitik.
Baca Juga: 10 Titik Macet di Jalur Mudik, Berikut Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Baca Juga: Seorang Ibu Muda Terkejut Mengetahui Alat Kontrasepsi Implannya Berada di Paru-paru
Ada Pitik Smart Assistant yang memonitoring fase produksi, mulai dari memantau kondisi kandang, mengatur controller, monitor performa harian. Informasi real time yang didapatkan melipui temperatur, kelembapan, level amonia, pencahayan, dan kecepatan angin di kandang.
Sementara itu, pertumbuhan ayam dimonitor dengan Pitik Smart Scale.
Bukan hanya saat di kandang, proses panen ayam dan pemotongan ayam dilakukan dengan pengawasan penuh dan standar kualitas tinggi, sampai ayam dibawa dan siap diolah konsumen.
Salah satu produk unggulan yang dihadirkan oleh Pitik bersama Kawan Pitik adalah Ayam Susu.
Ayam Susu merupakan ayam premium, yang diberi pakan dengan formulasi khusus dari ekstrak susu dan L-Carnitine, sehingga menghasilkan daging ayam yang 80% lebih rendah lemak dibandingkan ayam biasa. Selain itu lebih rendah kolesterol, tinggi protein, dan memiliki tekstur daging lebih empuk.
Baca Juga: Palmsy: Media Sosial yang Semuanya Serba Palsu, Cocok buat Orang Anti Sosial
Meskipun pada pakan diberi tambahan enzim susu, namun Ayam Susu dipastikan bebas laktosa, sehingga aman untuk dikonsumsi siapapun yang memiliki intoleransi laktosa.
Laktosa yang terkandung dalam susu pada pakan ayam tidak terdeposit di dalam daging, melainkan menjadi sumber energi untuk ayam saat di peternakan.
Startup ini mencatat, setelah bekerjasama dengan Pitik selama setahun, rerata peternak ayam bisa menghemat secara FCR (Feed Conversion Ratio) sebesar 10%-15%.
Pitik diketahui telah menggalang pendanaan dari berbagai investor, seperti Alpha JWC Ventures, MDI Ventures, Wavemaker Partners dan Arise.