Accacia Incar Potensi Pasar Dekarbonisasi Sektor Properti Bernilai US$18 Triliun

Rahmat Jiwandono
Senin 20 Mei 2024, 13:22 WIB
CEO dan Co-founder Accacia Annu Talreja. (Sumber: dok. accacia)

CEO dan Co-founder Accacia Annu Talreja. (Sumber: dok. accacia)

Techverse.asia - Sektor properti merupakan penyumbang utama emisi karbon global, menyumbang hampir 40 persen dari total emisi gas rumah kaca di dunia.

Dengan semakin banyaknya kekhawatiran tentang lingkungan dan target iklim yang ketat dari perjanjian internasional dan kebijakan pemerintah, industri ini menghadapi tekanan luar biasa untuk mengalami perubahan transformatif.

Accacia hadir untuk menjawab kebutuhan mendesak ini dengan solusi yang berkelanjutan. Startup ini memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan Software as a Service (SaaS) untuk merevolusi dekarbonisasi properti global.

Baca Juga: 2 Hal Ini Berpengaruh Terhadap Pemenangan Kompetensi Talenta di Pasar Tenaga Kerja

Perusahaan ini baru saja mendapatkan pendanaan dari sederet investor terkemuka, seperti perusahaan modal ventura ternama yang banyak membiayai perusahaan inovatif di Indonesia, AC Ventures. Tren keberlanjutan dalam sektor properti semakin terlihat, dipicu oleh kebutuhan mendesak untuk membatasi pemanasan global pada 1,5 derajat Celcius di atas level pra-industri pada 2050.

Dorongan ini didorong oleh harga karbon yang lebih tinggi dan standar bangunan yang lebih ketat, mendorong investor untuk cenderung pada aset yang berkelanjutan. Ini menandai perubahan mendasar dalam preferensi pasar, di mana properti hijau semakin diminati daripada yang konvensional.

Pergeseran itu tidak hanya menandakan kepatuhan, tetapi juga mencerminkan evolusi yang signifikan dalam sentimen pasar, dengan investor semakin memilih properti yang lebih hijau dan hemat energi.

"Risiko iklim menjadi metrik yang harus dimiliki oleh para investor. Meskipun properti merupakan salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca, sektor ini juga sangat sulit untuk didekarbonisasi mengingat kompleksitas emisi rantai nilai - dari konstruksi hingga operasi dan beragamnya penggunaan aset," kata Managing Partner, AC Ventures Helen Wong, Senin (20/5/2024).

Baca Juga: Laporan Cloudflare: Beralih ke Cloud Disebut Dapat Mengurangi Emisi Karbon

Mengingat minat AC Ventures yang mendalam terhadap iklim, dia yakin bahwa sektor ini membutuhkan solusi khusus yang dirancang sesuai dengan kompleksitas sektor properti. Dekarbonisasi sektor properti merupakan salah satu peluang terbesar saat ini, dengan kebutuhan investasi sebesar US$18 triliun dalam dekade mendatang untuk mencapai emisi nol bersih.

Co-founder dan CEO Accacia Annu Talreja menyadari bahwa kebutuhan mendesak dan peluang besar untuk dekarbonisasi di industri properti global. Perusahaan rintisan ini didirikan untuk menjawab kebutuhan tersebut dengan mengintegrasikan sistem yang sudah ada dan menyediakan solusi komprehensif untuk melacak dan mengurangi emisi.

Saat ditanya mengapa alat seperti Accacia dibutuhkan secara global, Annu menjelaskan bahwa sektor properti pada dasarnya adalah bisnis yang kompleks dengan banyak bagian yang bergerak. Oleh karena itu, sektor ini sudah membutuhkan banyak alat ERP khusus dan solusi SaaS.

"Dengan mengintegrasikan sistem yang sudah digunakan oleh pemilik properti terbesar di dunia, Accacia membantu melakukan berbagai hal penting," terangnya.

Baca Juga: Climeworks: Perusahaan Asal Swiss yang Sedot Karbondioksida dan Disimpan dalam Tanah

Itu termasuk mengukur emisi Scope 1, 2, dan 3 dari operasi aset, menilai dan meningkatkan desain bangunan untuk mengurangi karbon yang terkandung, menghitung emisi yang dibiayai untuk portofolio investasi, menetapkan target nol bersih, hingga melacak perjalanan dekarbonisasi.

Dikatakan Annu, pasar perangkat lunak akuntansi karbon global saat ini diperkirakan bernilai US$15 miliar dan diperkirakan akan tumbuh menjadi US$50 miliar dalam beberapa tahun ke depan.

Sementara itu, pasar bangunan hijau di wilayah berkembang bernilai sekitar US$25 triliun. Di negara maju, pasar untuk renovasi (peningkatan bangunan yang ada untuk efisiensi energi dan dekarbonisasi yang lebih baik) berkisar antara US$18 triliun hingga US$20 triliun.

"Pada intinya, produk kami adalah platform pelacakan emisi karbon. Namun, ini melampaui sekadar pelacakan untuk memfasilitasi dekarbonisasi yang nyata. Dengan melakukan ini, kami juga membuka pintu ke pasar yang luas untuk solusi renovasi, teknologi canggih, dan material inovatif dalam industri properti," tambahnya.

Baca Juga: Indonesia Masih Tunda Penerapan Pajak Karbon, Pakar: Tarifnya Tergolong Kecil

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Automotive11 Maret 2025, 17:42 WIB

Segway Luncurkan eKickScooter Generasi Berikutnya, Umumkan 4 Model Baru

Segway hadirkan model generasi ketiga yang ditingkatkan dari skuter elektriknya yang dikemas dengan teknologi dan kinerja terdepan di industri.
Segway GT3 SuperScooter. (Sumber: Segway)
Techno11 Maret 2025, 16:58 WIB

JBL Hadirkan 2 Speaker Portabel Baru: Flip 7 dan Charge 6

Begini spesifikasi lengkap dan harga jualnya.
JBL Flip 7 (kiri) dan Charge 6. (Sumber: JBL)
Lifestyle11 Maret 2025, 16:11 WIB

Enzy Storia Jadi Duta Merek Perempuan Pertama di Skechers Indonesia

Dia resmi bergabung dengan keluarga Skechers sebagai brand ambassador perempuan pertama.
Enzy Storia menjadi duta merek untuk Skechers Indonesia. (Sumber: Skechers)
Techno11 Maret 2025, 15:57 WIB

Spek Lengkap Samsung Galaxy A26 5G: Pakai Chipset Exynos 1380

Perangkat ini diluncurkan bersamaan dengan Galaxy A56 5G dan A36 5G.
Samsung Galaxy A26 5G. (Sumber: Samsung)
Startup11 Maret 2025, 14:23 WIB

LLV x MEDRiNG: Fasilitas Medis yang Hadirkan Dokter dari Jepang ke Indonesia

LLV memperkuat komitmennya terhadap kolaborasi lintas negara, terutama di sektor strategis seperti layanan kesehatan.
LLV perkuat ekosistem layanan kesehatan dengan menggandeng JETRO. (Sumber: LLV)
Techno11 Maret 2025, 13:28 WIB

Ramadan Kareem with Realme, Bisa Dapat Potongan Harga Rp500 Ribu

Promo ini hanya berlaku untuk seri Realme 13 5G dan Note 60x.
Program Ramadan Kareem with Realme. (Sumber: istimewa)
Startup10 Maret 2025, 21:40 WIB

Peluang Bisnis yang Dipimpin Perempuan Bisa Mendorong Pertumbuhan di Asia Tenggara

AC Ventures berpesan agar para investor mendorong alokasi modal yang lebih adil.
Para perempuan pendiri perusahaan rintisan. (Sumber: AC Ventures)
Startup10 Maret 2025, 21:25 WIB

LiveIn Akuisisi KoolKost Milik RedDoorz, Sediakan Hunian Indekos Terjangkau

Upaya ini juga untuk menguatkan bisnis LiveIn di Indonesia.
LiveIn. (Sumber: istimewa)
Techno10 Maret 2025, 20:24 WIB

Bose SoundLink Flex Generasi Kedua: Speaker Bluetooth Kolaborasi dengan Lisa BLACKPINK

Speaker portabel yang populer ini mendapat perubahan warna bunga untuk musim semi.
Speaker Bose SoundLink Flex Generasi Kedua x Lisa BLACKPINK. (Sumber: Bose)
Techno10 Maret 2025, 19:58 WIB

Itel Power 70 Dipasarkan di Indonesia, Kapasitas Baterainya hingga 10.000mAh

Gawai ini dijual dengan harga enggak sampai Rp1,5 juta.
Itel Power 70. (Sumber: itel)