Penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) secara positif, bisa memberikan peluang bagi pelaku usaha untuk mengembangkan bisnis. Salah satunya terkait pendaftaran merek dan perlindungan merek produk yang dijual.
Hal itulah yang kemudian mendorong Mebiso, untuk mengoptimalisasi AI dalam upaya mendaftarkan dan melindungi merek yang dimiliki oleh pelaku usaha.
Startup asal Surabaya itu, merancang Trademark Analyzer dengan mengadopsi teknologi AI, dengan fitur Dokumen Hasil Analisis (DHA).
Disini, pelaku bisnis membutuhkan waktu tak lebih dari lima menit untuk mendapatkan hasil secara realtime.
CEO Mebiso, Hesti Rosa, menjelaskan bahwa DHA mampu mengukur prosentase keberhasilan pendaftaran merek.
Pelaku usaha yang belum mendaftarkan mereknya bisa melakukan pengecekan terlebih dahulu.
"Setelah mendapatkan hasil DHA, jika hasilnya lebih dari 40 persen, bisa melanjutkan untuk daftar merek. Jika kurang dari itu, disarankan untuk ubah nama mereknya dahulu agar tak ditolak saat daftar," kata dia, seperti dikutip dari laman Media Indonesia, Selasa (28/5/2024).
Baca Juga: Startup Sewa Kendaraan Listrik Zypp Electric sedang Bersiap Ekspansi ke Indonesia
Berdasarkan data yang dihimpun Mebiso, hingga pertengahan Mei 2024, terdapat lebih dari 5.160 pelaku memanfaatkan DHA. Artinya, ribuan pelaku UMKM tersebut meminimalisasi usul ditolak saat melakukan pendaftaran merek.
Informasi berikutnya, Mebiso juga menghadirkan fitur monitoring merek yang dapat membantu agar pelaku usaha tidak melewatkan perubahan status krusial, untuk kesempatan mempertahankan mereknya dalam pemantauan.
Hesti mengungkap, proses pengecekan merek di sistem Mebiso juga transparan, proteksi terotomatisasi dan mendapat dukungan dari praktisi. Sehingga, membantu melindungi originalitas merek dan kekuatan brand.
"Platform ini juga membantu pelaku usaha untuk menjawab kebutuhan perlindungan merek, dimulai dari tahap pra hingga pasca pendaftaran merek. Seperti memperhitungkan potensi keberhasilan daftar merek, hingga memasang fitur proteksi yang aktif 24 jam dalam satu pekan, untuk mendeteksi dan mencegah tindak peniruan merek," demikian dijelaskan Hesti lebih lanjut.
Mebiso juga menerapkan sistem notifikasi bagi pengguna aplikasi. Pemberitahuan ini bisa didapatkan langsung oleh pemilik merek melalui notifikasi WhatsApp.
Baca Juga: Bikin Video 3D Produkmu Hanya dengan Smartphone dan Aplikasi Doly
Baca Juga: Ada Banyak Fitur Baru dari Apple Lewat iOS 18
Mengutip dari website perusahaan, diketahui mengecek merek dengan teknologi AI yang ditawarkan Mebiso, sangatlah mudah. Langkah ini selanjutnya membantu pengguna dapat terhindar dari penolakan pendaftaran merek di laman Dirjen Kekayaan Intelektual (DJKI).
Untuk mengecek merek, pengusaha tinggal mengetikkan nama merek mereka di kolom pengecekan. Kemudian tunggu sesaat, biarkan AI bekerja dan menganalisis.
Tak lama, akan muncul data persentase estimasi keberhasilan merek produk tadi. Website Mebiso menyebut, jika hasil ini lebih dari 50%, artinya pendaftaran merek tidak berpotensi ditolak (berpeluang diterima DJKI).
Sistem Mebiso juga akan memunculkan nama-nama merek yang mirip dengan merek yang kita miliki. Semua ditampilkan secara urut satu per satu. Maka, pastikan merek yang dimiliki benar-benar unik dan berbeda dari merek lain yang sudah terdaftar lebih dahulu.
"Selayaknya konsultan merek profesional, teknologi AI Mebiso akan memberikan rekomendasi terbaik agar nama merek Anda bisa diterima," kata perusahaan.
Baca Juga: Review Furiosa: A Mad Max Saga, Anya Taylor Joy Tak Banyak Dialog di Film Ini
Baca Juga: Ada Banyak Fitur Baru dari Apple Lewat iOS 18
Sebagai informasi, Mebiso merupakan salah satu alumni dari program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, besutan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.