OpenAI mengumumkan mereka telah mengakuisisi Rockset.
Rockset yang merupakan perusahaan rintisan (startup) yang bergerak dalam database analitik real-time, menyediakan kemampuan pengindeksan dan kueri data kelas dunia.
Setelah menggabungkan dengan kekuatan Rockset, maka pelanggan OpenAI, pengguna, pengembang, dan perusahaan dapat memanfaatkan data mereka sendiri dengan lebih baik. Selain itu, dapat mengakses informasi real-time saat mereka menggunakan produk kecerdasan buatan (AI) dan membangun aplikasi yang lebih cerdas.
Baca Juga: Jaga Integritas Akademik di Indonesia, Coursera Umumkan Fitur Baru Bertenaga AI
Menurut OpenAI, Rockset mampu memberdayakan perusahaan untuk mengubah data mereka menjadi intelijen yang dapat ditindaklanjuti.
COO OpenAI, Brad Lightcap, mengaku pihaknya sangat bersemangat untuk memberikan manfaat ini kepada pelanggan, dengan mengintegrasikan fondasi Rockset ke dalam produk OpenAI.
Sementara itu, CEO Rockset, Venkat Venkataramani, menyatakan senang perusahaannya bisa bergabung dengan OpenAI untuk memberdayakan pengguna, perusahaan, dan pengembang; agar dapat sepenuhnya memanfaatkan data mereka dengan menghadirkan pengambilan yang kuat pada AI.
Bukan hanya memanfaatkan kelebihan dan kemampuan yang dimiliki oleh sistem Rockset, secara bertahap orang-orang yang ada di Rockset akan bergabung dengan OpenAI.
Demikian pula dengan pelanggan Rockset yang sudah ada, layanan untuk mereka akan dialihkan dari platform Rockset.
Baca Juga: Jaga Integritas Akademik di Indonesia, Coursera Umumkan Fitur Baru Bertenaga AI
Baca Juga: Acer Meluncurkan Router Wave 7 dan Predator Connect W6x, Cek Speknya
Venkataramani memberikan preview di postingan blog yang menyertai pengumuman tersebut:
"Infrastruktur pengambilan yang canggih seperti Rockset akan membuat aplikasi AI lebih kuat dan berguna" tulisnya.
"Rockset akan menjadi bagian dari OpenAI dan mendukung infrastruktur pengambilan yang mendukung rangkaian produk OpenAI. Kami akan membantu OpenAI memecahkan masalah hard database yang dihadapi aplikasi AI dalam skala besar," lanjut tulisan itu.
Rockset didirikan oleh mantan insinyur Facebook Venkat Venkataramani bersama Tudor Bosman serta arsitek basis data Dhruba Borthakur, pada 2016.
Perusahaan ini menciptakan alat yang memungkinkan perusahaan secara otomatis menyerap data dari basis data dan layanan penyimpanan cloud publik, kemudian mengindeks data tersebut untuk pencarian dan analisis. aplikasi.
Platform database Rockset mendukung hal-hal seperti mesin rekomendasi, dasbor pelacakan logistik, dan — terutama yang relevan dengan OpenAI — chatbots di domain seperti fintech dan e-commerce.
Baca Juga: Realme Gelar Diskusi Panel Bertajuk AI for Youth
Mengutip TechCrunch, Rockset berhasil mengumpulkan dana modal dari sejumlah investor termasuk Icon Ventures, Sequoia dan Greylock sebelum akuisisi, menurut data Crunchbase.
Mereka juga memiliki pelanggan merek ternama termasuk Meta dan JetBlue, yang menggunakan Rockset sebagai komponen chatbot prediksi penundaan penerbangan.
Pembelian Rockset ini sesuai dengan strategi yang lebih luas, yang dimiliki OpenAI, baru-baru ini. Yaitu berinvestasi besar-besaran pada penjualan perusahaan dan organisasi teknologinya.
Pada Mei, OpenAI menandatangani perjanjian dengan PwC untuk menjual kembali alat OpenAI ke bisnis lain. Sebulan sebelumnya, perusahaan meluncurkan program konsultasi dan penyetelan model khusus yang berorientasi bisnis.
Diulas TechCrunch, langkah tersebut tampaknya membuahkan hasil, dengan pendapatan tahunan OpenAI dilaporkan akan melampaui $3,4 miliar pada tahun ini.
OpenAI baru-baru ini mengungkapkan bahwa, platform chatbot bertenaga AI yang viral, ChatGPT, memiliki hampir 600.000 pengguna, mencakup 93% dari seluruh perusahaan Fortune 500.
Sementara itu informasil lainnya, Rockset adalah akuisisi publik kedua OpenAI setelah Global Illumination, sebuah startup berbasis di New York, yang memanfaatkan AI untuk membangun alat dan infrastruktur kreatif.