Techverse.asia - Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil, bersama Swisscontact, dan Koltiva, baru-baru ini menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) mengenai Tata Kelola Kelapa Sawit Berkelanjutan 2024-2026 dan peluncuran dasbor Multi Stakeholder Forum (MSF) Aceh Singkil pada bulan ini.
Ekosistem Leuser dan Suaka Margasatwa Rawa Singkil - termasuk Aceh Tenggara, Subulussalam, dan Aceh Singkil - bukan hanya penting untuk perlindungan lingkungan, namun juga merupakan kesempatan terakhir dan terbesar untuk melestarikan keanekaragaman hayati Sumatera yang sangat besar.
Meski berstatus dilindungi, Taman Nasional Leuser sendiri telah kehilangan seperlima area hijau dataran rendahnya akibat aktivitas komersial dalam lima tahun terakhir.
Baca Juga: Lisa BLACKPINK Resmi Menjadi Duta Merek Terbaru Louis Vuitton
Kabupaten Aceh Singkil, dengan 77.512 hektare perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh perusahaan dan petani mandiri, berkontribusi sebesar 31,8% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di subsektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Kabupaten ini juga merupakan rumah bagi Suaka Margasatwa Rawa Singkil, yang menyediakan habitat alami bagi harimau Sumatra, gajah Sumatra, dan orangutan Sumatra.
Inisiatif multi-pemangku kepentingan ini selain bertujuan untuk mengatasi isu lahan perkebunan berkelanjutan, juga untuk meningkatkan produktivitas serta volume produksi kelapa sawit berkelanjutan sebesar 30% melalui intensifikasi selama periode yang sama.
Penjabat (Pj) Bupati Aceh Singkil Azmi mengatakan, penandatanganan MoU dan peluncuran dasbor MSF merupakan komitmen nyata jawatannya guna menjadikan wilayah ini sebagai yurisdiksi berkelanjutan dengan produktivitas kelapa sawit yang optimal dan perlindungan maksimal terhadap ekosistem hutan, terutama Suaka Margasatwa Rawa Singkil.
Dasbor MSF menjadi alat penting untuk memantau dan melaporkan aktivitas pemangku kepentingan regional, memfasilitasi implementasi efektif dari indikator visi lanskap. Platform ini melacak kemajuan inisiatif MSF, menampilkan tindakan kolektif dan upaya para mitra pembangunan berdasarkan indikator pencapaian yang telah ditetapkan.
Baca Juga: Koltiva Raih Pendanaan Seri A, Kembangkan Layanan Perangkat Lunak Sebagai Layanan
Dikembangkan bersama-sama anggota MSF Aceh Singkil, dasbor ini dikelola oleh Koltiva, sebuah startup pertanian berkelanjutan dan pelacakan rantai pasokan yang berbasis di Indonesia. Pengoperasian dasbor dibawah kordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Aceh Singkil melalui sekretariat MSF.
Fitur utamanya meliputi Manajemen Pelaporan (Reporting), di mana anggota dapat memantau indikator kinerja utama (KPI) di seluruh pilar ekonomi, lingkungan, dan sosial, semuanya disajikan dalam format grafis yang mudah dibaca. Ini juga memungkinkan anggota untuk mengirimkan dan melaporkan hasil aktivitas mereka.
Dasbor ini juga dapat dihubungkan dan disematkan ke situs web institusional eksternal, meningkatkan transparansi, dan disematkan ke platform lain untuk aksesibilitas yang lebih luas.
Selain itu, KoltiTrace MIS menawarkan berbagai fungsi pendukung, termasuk manajemen acara untuk mengorganisir kegiatan dan melacak kehadiran, pengiriman email massal untuk komunikasi massal yang efisien, dan perpustakaan bersama untuk dokumen dan video terkait aktivitas.
Baca Juga: Komitmen Bisnis Berkelanjutan, Evermos Kantongi Penghargaan ASRA 2023
CEO dan Co-Founder KOLTIVA Manfred Borer menyatakan, memanfaatkan potensi besar dari perkebunan kelapa sawit dan produksi pertanian di Aceh Singkil harus disertai dengan pembentukan kerangka tata kelola yang mendukung praktik berkelanjutan melalui kolaborasi multi-pemangku kepentingan.
Pengembangan dasbor MSF ini dibangun melalui platform ketertelusuran kami, KoltiTrace MIS, memberikan kemudahan semua stakeholder untuk mengumpulkan dan memantau data penting tentang pengelolaan sumber daya alam, serta mendorong implementasi Rencana Aksi Kelapa Sawit Berkelanjutan.
"Dasbor pelaporan terpusat ini memastikan transparansi bagi semua pihak dan mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial," ungkapnya, Jumat (26/72024).
Baca Juga: Ruang Halal: Startup Asal Purworejo yang Bergerak di Bidang Ekonomi Halal
Koltiva berkomitmen untuk memberdayakan perusahaan, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan dalam melacak kemajuan mereka menuju rantai pasokan yang berkelanjutan, sehingga kelapa sawit Aceh Singkil dapat diakui secara global atas komitmen kuatnya terhadap keberlanjutan.
Sekadar informasi, Swisscontact, sebagai salah satu anggota forum, berkomitmen untuk menciptakan lanskap produksi yang berkelanjutan di mana pembangunan ekonomi berdampingan dengan perlindungan lingkungan dan bekerja sama dengan Koltiva untuk mengembangkan dasbor MSF tersebut.