Techverse.asia - Product, Software Engineering, dan Business Development and Sales merupakan tiga posisi tertinggi yang banyak dibutuhkan oleh perusahaan di Indonesia. Hal ini berdasarkan temuan dalam laporan terbaru yang dilakukan oleh Glints dan Monk's Hill Ventures (MHV) yang berjudul 'Southeast Asia Startup Talent Trends Report 2024.'
Baca Juga: Hasil Kajian Hacklab Jogja Tech Salary Guide 2022: Gaji Paling Tinggi Rp16 Juta
Data laporan tersebut diperoleh dari responden yang mencakup lebih dari 10 ribu pekerja startup, 183 pimpinan serta pendiri startup, dan 72 wawancara dengan pendiri maupun operator startup di seluruh Indonesia, Vietnam, Singapura, hingga Taiwan.
Selain memaparkan laporan mengenai perekrutan, gaji, dan ekuitas di dunia startup, laporan edisi tahun ini juga berfokus kepada dampak kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dan relevansinya dengan perkembangan bisnis startup, termasuk tren gaji untuk jabatan-jabatan yang membidangi langsung kecerdasan buatan.
Selain itu, cara kecerdasan buatan dalam membangun tim yang lebih solid dan wawasan-wawasan dari startup yang akan mempengaruhi dinamika dunia kerja di kawasan. Sejumlah temuan laporan utama diantaranya ialah gaji startup yang mengalami penurunan secara tajam sepanjang 2023 di mana posisi junior engineering yang paling terdampak.
Baca Juga: Salary Survey 2023: 82 Persen Perusahaan di Indonesia Siap Naikkan Gaji Tahun Ini
Indonesia pun menjadi negara dengan penurunan tertinggi di angka tujuh persen. Sedangkan gaji untuk posisi Business Development (BD) dan Sales secara regional meningkat sampai 20 persen. Untuk di Indonesia sendiri khususnya, fungsi kehumasan atau Public Relations (PR) mengalami peningkatan gaji yang tertinggi yang menyentuh angka 11 persen.
Talenta kecerdasan buatan menjadi primadona di Tanah Air dan di Negeri Naga Biru. Pemanfaatan teknologi tersebut yang kian meningkat mendorong permintaan terhadap talenta kecerdasan buatan dengan beragam tingkat pengalaman.
Di Indonesia, misalnya, gaji untuk posisi kecerdasan buatan di level junior melebihi pekerjaan lainnya dengan pengalaman yang setara, sedangkan prompt engineer serta trainer dengan pengalaman kerja lebih dari 10 tahun memperoleh gaji sekitar US$4.000 atau setara dengan Rp64 jutaan per bulannya.
Ke depannya, seluruh pekerjaan yang menyangkut kecerdasan buatan akan semakin dibayar mahal.
Baca Juga: SearchGPT: Mesin Pencari Bertenaga Kecerdasan Buatan dari OpenAI
Temuan lainnya yakni soft skills seperti berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), hingga pemecahan masalah (problem solving) semakin menjadi populer di kalangan perusahaan startup di tengah maraknya penggunaan kecerdasan buatan.
Ketrampilan dalam pengoperasian alat AI jadi syarat dasar untuk sejumlah posisi tertentu di perusahaan rintisan.
Di samping itu, bekerja secara hybrid saat ini juga semakin populer, sejumlah perusahaan startup mengutamakan fleksibilitas untuk mempertahankan talenta. Tren ini diperkirakan bakal terus bertahan sepanjang tahun ini.
Co-founder sekaligus Group General Manager (GM) Glints Steve Sutanto menyampaikan bahwa adanya peningkatan pada talenta perekrutan talenta AI, termasuk AI engineers, prompters, dan scientist, lantaran kekinian banyak pendiri startup yang telah berinvestasi di kecerdasan buatan.
Baca Juga: Harga dan Spesifikasi Monitor Gaming ASUS ROG Swift OLED PG32UCDP
"Beberapa talenta di bidang teknologi dan peran-peran lainnya yang bisa menghasilkan pendapatan memiliki permintaan yang relatif tinggi, utamanya di tengah pemutusan hubungan kerja (PHK)," kata dia.
Ke depannya, lanjut dia, kita bakal melihat pergeseran yang besar menuju angkatan kerja yang tak cuma fleksibel, namun juga cakap di bidang kecerdasan buatan. Untuk perusahaan rintisan yang mempunyai posisi kuat, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk merekrut talenta-talenta yang punya ketrampilan tinggi dan kuat.
"Hal itu untuk mendorong inovasi dan membuat perusahaan semakin stabil," tambahnya.
Baca Juga: Robert Downey Jr Awet Jadi Investor Aktif Startup AI: 'Iron Man' Ikut Andil Jaga Keamanan Siber