Techverse.asia - Ekosistem perusahaan startup atau rintisan di Indonesia masih dinilai punya daya tarik bagi para investor meskipun saat ini iklim makro global yang tengah fluaktuatif seperti lingkungan ekonomi yang melemah sampai ketidakpasatian di masa depan.
"Walau kondisi ekonomi makro secara global sedang tidak pasti namun saya tetap optimistis bahwa startup di dalam negeri selalu mempunyai potensi untuk bertumbuh dan berkembang," ungkap Founding Partner Intundo Ventures Patrick Yip.
Baca Juga: Imbas Tech Winter Masih Berlanjut, Pendanaan Startup Masih Dilakukan Hati-hati
Yip menyampaikan, untuk para perusahaan startup setidaknya harus memiliki empat poin penting supaya mampu untuk berkembang dan tumbuh. Pertama, startup-startup harus mampu mengelola pitunganya dengan baik, dan kedua memiliki cash cycle atau perputaran kas yang sehat.
"Ketiga, harus cepat melakukan peluncuran produk guna mengantisipasi kegagalan produk dan dapat lebih cepat melakukan evaluasi sehingga bisa menghasilkan produk yang mampu diterima baik oleh publik. Yang terakhir ialah integritas founders," katanya.
Keempat faktor tersebut, menurutnya, dapat menjadi poin yang berpengaruh terhadap perusahaan rintisan.
Sebagaimana diketahui, keadaan tech winter membawa dampak yang cukup signifikan pada startup di banyak negara di dunia, tak terkecuali di Indonesia yang menjadikan situasi bisnis di sektor teknologi mengalami tantangan besar seperti penurunan jumlah dana yang digelontorkan oleh para investor.
Baca Juga: Hadapi Tech Winter, Digiasia Bios Menawarkan Solusi EFaaS untuk Startup
Nilai pendanaan startup di Tanah Air mengalami penurunan yang sangat drastis hingga ke angka 74 persen, bahkan lebih dalam dari penurunan pendanaan startup di kawasan Asia Tenggara yang ada di persentase 56 persen.
Terpisah, Direktur Utama Trimegah Asset Management Antony Dirga mengatakan, strategi yang bisa dilakukan oleh para perusahaan rintisan maupun investor dalam menghadapi potensi krisis ekonomi global.
Strategi ini diantaranya adalah meningkatkan efisiensi biaya, fokus ke produk serta layanan yang menghasilkan pendapatan, mencari mitra strategis, dan mengembangkan ke pasar internasional. "Keempat strategi ini bisa dilakukan ketika sedang mengalami krisis ekonomi secara global," paparnya.
Antony juga membagikan tips investasi dalam menghadapi krisis global serta situasi yang tidak pasti di tahun ini buat para investor. Menurutnya, pembagian portofolio investasi pada 2024 perlu dicermati terlebih dahulu, mengamati dinamika situasi yang terjadi.
Baca Juga: Ant International x DANA: Program SisBerdaya 2024 Resmi Meluncur
"Pilihan terbaik dalam mereduksi potensi kerugian yakni dengan cara berinvestasi di reksa dana obligasi korporasi dengan durasi yang pendek dan investasi saham," terang dia.
Pendanaan seret
Kekinian perusahaan rintisan atau startup tengah menghadapi situasi yang sulit di mana salah satunya adalah permasalahan pendanaan yang semakin seret dari investor.
Berdasarkan data yang dirilis oleh SE Asia Deal Review menyebutkan bahwa pendanaan startup di Indonesia pada kuartal pertama (Q1) 2023 turun hingga 41 persen secara quarter-to-quarter dan 50 persen secara year-to-year menjadi sekitar Rp6,36 triliun.
Oleh karena itu, penting bagi startup-startup guna melakukan inovasi supaya mendapat kucuran dana segar dari para investor konstitusional.
Baca Juga: Kargo Technologies Raih Pendanaan Rp144 Miliar, Ada AirAsia Ikut Andil
Direktur Central Capital Ventura (CCV) Adi Prasetyo menjelaskan bahwa tren seretnya suntikan modal dari investor ke startup-startup sebenarnya juga dirasakan secara global.
"Bahkan tren ini mengalami titik yang paling rendah dalam waktu enam tahun terkahir. Saat ini perusahaan modal ventura semakin selektif kaitannya dengan mengucurkan pendanaan ke startup," ujarnya.
Artinya, pendanaan cuma akan diberikan kepada perusahaan rintisan yang punya kualitas dan performanya bagus, meskipun uang investor dalam skala global yang akan digelontorkan ke startup-startup jumlahnya sangatlah banyak.
"Seperti enam bulan pertama pada tahun ini, secara umum investor lebih berhati-hati dalam melihat peluang dan melakukan investasi," terangnya.
Baca Juga: Simas Jiwa-Fuse, Hadirkan Simas Dana Pasti, Simak Keuntungan yang Didapat Nasabah