Techverse.asia - Happy5, perusahaan rintisan pengembang Software-as-a-Service (SaaS) pada awal Agustus ini telah resmi mengakuisisi perusahaan rintisan yang juga bergerak di bidang yang sama yakni SugarOKR yang berbasis di Singapura. Akuisisi ini dilakukan guna mendukung perluasan pasar Happy5 ke pasar Amerika Serikat (AS).
"Mengenai ekspansi kami ke Amerika Serikat, sekarang kami sedang menargetkan 20 pelanggan sampai awal tahun depan. Kami akan fokus pada mid-size tech company dengan jumlah pegawainya mencapai 200-1000 orang, kami menyasar Betterwork, CultureAmp, hingga Lattice," jelas Chief Executive Officer (CEO) Happy5 Doni Priliandi dalam keterangan resminya kami sadur pada Kamis (15/8/2024).
Baca Juga: Skuling Dapat Dana Hibah Senilai Rp1,5 Miliar, Kembangkan Fitur-fitur Baru
Setelah bisa mencapai target tersebut, katanya, Happy5 baru akan melakukan fundraising guna membangun tim sales serta customer success, dan membangun kemampuan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) ke dalam usahanya.
Menurutnya, akuisisi SugarOKR tersebut punya tujuan untuk mengonversi pelanggan yang ada ke platform Happy5. Sebab, SugarOKR mempunyai basis pelanggan yang kuat dengan lebih dari empat ribu perusahaan dan 15 ribu pengguna, serta nilai Search Engine Optimaztion (SEO) yang substansial dalam menarik lebih dari dua ribu pengunjung unik setiap bulannya.
"Kami juga berharap dengan akuisisi ini bisa meningkatkan posisi pasar Happy5 dan daya saingnya di level internasional, dengan fokus utama terhadap ekspansi pasar ke AS yang lebih matang sserta punya tingkat adopsi yang tinggi untuk SaaS," ujarnya.
Di sisi lain, Happy5 hingga kuartal pertama (Q1) tahun ini annual reccuring revenure (ARR) mereka naik sampai 20 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Hal ini membuatnya optimistis dapat naik sampai 50 persen sampai akhir 2024.
Baca Juga: Grab Akuisisi Platform Chope, Peluang Perluasan Layanan GrabFood Dine-in?
"Kami manage expectation bahwa total pasat untuk manajemen performa di dalam negeri sangat kecil, bahkan di Asia. Ini karena ada perbedaan budaya kerja (working culture), jadi fokus kami saat ini adalah akuisis pelanggan di AS," terangnya.
Dengan model business-to-business (B2B), bisnis startup ini sudah mendulang keuntungan sejak tahun ke-4 mereka beroperasi. Lima tahun yang lalu, Doni menyebutkan bahwa pihaknya melipatgandakan pendapatan sampai US$1,3 juta menghasilkan margin kotor 91 persen serta margin bersih di angka lima persen.
"Kami membangun fundamental world class SaaS marketing practice buat kami sendiri. Selain itu, kami juga berencana untuk mengonversi sebagian pengguna SugarOKR yang berasal dari AS untuk menjadi konsumen berbayar (paying customer) kami. Ada sekitar 500 tim dari AS yang menggunakan SugarOKR," katanya.
Baca Juga: Diagnos Laboratorium Lakukan Right Issue Sebelum Akuisisi Startup dari Singapura
Rencana ekspansi Happy5 ke Negeri Paman Sam sebetulnya bukan berita yang mengejutkan karena pada 2015 silam mereka pernah diundang ke Silicon Valley, California, AS. Saat itu mereka diberi kesempatan guna menggali lebih dalam potensi industri teknologi.
Sekadar informasi, Happy5 didirikan pada 2013 oleh dua orang yaitu Doni dan Reydi Sutandang dengan misi sederhana yaitu membantu organisasi meningkatkan kualitas tenaga kerja mereka dengan membangun kepercayaan, transparansi, dan akuntabilitas.
Proses untuk memenuhi misi tersebut sangat ketat - dengan tim yang terus-menerus membangun, menguji, dan menyempurnakan solusi selama satu dekade. Hasilnya adalah solusi platform tunggal yang sangat dapat disesuaikan dan canggih yang menggabungkan tujuan, proyek, dan alur kerja manajemen kinerja secara mulus.
Baca Juga: Koltiva Raih Pendanaan Seri A, Kembangkan Layanan Perangkat Lunak Sebagai Layanan
Saat ini, pelanggan Happy5 terdiri dari perusahaan-perusahaan besar di industri teknologi, keuangan, layanan, dan perawatan kesehatan - termasuk bank dan perusahaan farmasi - yang semuanya lelah "terkurung" dalam sistem yang berbeda yang tidak saling berkomunikasi.
Sementara itu, SugarOKR didirikan oleh Mike Nguyen dan Timothy Kua pada 2019 yang menawarkan perangkat lunak pengaturan dan manajemen Objective and Key Result (OKR).