Investasi Startup Menurun, Investor: Ada 2 Penyebab Utamanya

Rahmat Jiwandono
Jumat 23 Agustus 2024, 14:33 WIB
Ilustrasi pendanaan startup. (Sumber: freepik)

Ilustrasi pendanaan startup. (Sumber: freepik)

Techverse.asia - Nilai investasi modal ventura kepada perusahaan rintisan (stratup) di Indonesia menurun drastis hingga 64 persen dari US$526 juta menjadi US$191 juta secara tahunan atau year-on-year (YoY) di paruh pertama tahun ini, berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh Tracxn.

Tracxn menerbitkan laporan bertajuk 'Geo Semi-Annual Report: Indonesia Tech H1 2024', rincian investasi ke startup Indonesia selama semester pertama tahun ini. Pertama, investasi tahap benih (seed stage) anjlok 42 persen dari US$45 juta menjadi US$26 juta.

Baca Juga: Living Lab Ventures Investasi ke Startup Teknologi Properti Digital Classifieds Group

Lalu, pendanaan tahap awal (early stage) turun 24 persen menjadi US$113 juta, dan terakhir untuk investasi tahap lanjutan (late stage) turun drastis ke 85 persen menjadi US$52,2 juta.

Menurut para investor anjloknya pendanaan startup di Indonesia disebabkan oleh dua hal yakni adanya perang di Timur Tengah dan kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS). Sehingga menyebabkan terjadinya penurunan investasi ke startup.

Investment Analyst AC Ventures Madeline Runtung menerangkan, kondisi pasar kekinian lebih teliti lagi dalam memilih perusahaan rintisan yang hanya mengejar valuasi serta keuntungan. Para investor pun - baik individu atau organisasi - lebih melihat dan memantau (wait and see) kondisi pasar, sembari mengkaji strategi investasi anyar.

Baca Juga: Path of Exile 2 Early Access akan Diluncurkan pada 15 November 2024

"Penanam modal sekarang lebih memilih wait and see dahulu kondisi pasar seperti apa, tapi sebetulnya sudah ada sejumlah startup yang kondisinya semakin membaik sekarang," ujarnya.

Sementara itu, menurut Venture Partner Init-6 Rexi Christopher, banyak investor yang wait and see meskipun uang untuk berinvestasi alias dry powder mereka ada. Hal itu lantaran investor meninjau kondisi makro ekonomi dan pemilu di Negeri Paman Sam.

"Pendanaan turun juga karena suku bunga AS masih ditahan di posisi tinggi, jadi para investor cari investasi yang lebih aman," katanya.

Dikatakannya bahwa suku bunga acuan AS hampir nol persen pada 2020 lalu, sehingga investor berinvestasi ke startup. Namun untuk saat ini mereka memiliki pilihan untuk menanamkan modal ke sektor yang lebih menguntungkan. Meskpiun demikian, ia mencatat investasi di AS dan India sudah mulai pulih.

Baca Juga: Jadi Pemenang HK Tech 300, Inspirasien Raih Pendanaan Senilai Rp2 Miliar

"Sedangkan untuk di Indonesia sendiri kondisinya masih wait and see sebelum tanam modal ke startup, salah satunya yakni mengkaji regulasi pemerintahan yang baru. Industri besar seperti teknologi finansial misalnya, sangat erat dengan regulasi," paparnya.

Di samping itu, investor kian selektif dalam berinvestasi ke perusahaan-perusahaan rintisan. Init-6 Ventures sendiri mengkaji startup yang akan diberikan modal dari sisi strategi guna memperoleh keuntungan.

Namun, sejatinya ekosistem perusahaan startup atau rintisan di Indonesia masih dinilai punya daya tarik bagi para investor meskipun saat ini iklim makro global yang tengah fluaktuatif seperti lingkungan ekonomi yang melemah sampai ketidakpasatian di masa depan.

Baca Juga: Imbas Tech Winter Masih Berlanjut, Pendanaan Startup Masih Dilakukan Hati-hati

"Walau kondisi ekonomi makro secara global sedang tidak pasti namun saya tetap optimistis bahwa startup di dalam negeri selalu mempunyai potensi untuk bertumbuh dan berkembang," ungkap Founding Partner Intundo Ventures Patrick Yip.

Yip menyampaikan, untuk para perusahaan startup setidaknya harus memiliki empat poin penting supaya mampu untuk berkembang dan tumbuh. Pertama, startup-startup harus mampu mengelola pitunganya dengan baik, dan kedua memiliki cash cycle atau perputaran kas yang sehat.

"Ketiga, harus cepat melakukan peluncuran produk guna mengantisipasi kegagalan produk dan dapat lebih cepat melakukan evaluasi sehingga bisa menghasilkan produk yang mampu diterima baik oleh publik. Yang terakhir ialah integritas founders," katanya. Keempat faktor tersebut, menurutnya, dapat menjadi poin yang berpengaruh terhadap perusahaan rintisan.

Baca Juga: Pendanaan Startup di Indonesia Sedang Anjlok, Wagely Dapat Modal Ratusan Miliar Rupiah

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno05 November 2024, 18:21 WIB

Infinix Inbook Air dan Inbook Air Pro Plus Diniagakan di Indonesia

Kedua laptop ini menyasar konsumen level menengah ke atas.
Infinix Inbook Air Pro Plus. (Sumber: Infinix)
Techno05 November 2024, 17:51 WIB

Google Maps Punya Fitur AI Baru yang Didukung oleh Gemini

Berbincang santai dengan Gemini AI atau dapatkan petunjuk berkendara yang lebih baik.
Google Maps kini ditenagai dengan Gemini AI. (Sumber: Google)
Techno05 November 2024, 17:25 WIB

Spesifikasi Xiaomi Pad 7 Series, Ada 3 Pilihan Warna

Tablet pintar ini tersedia dalam dua pilihan model.
Xiaomi Pad 7. (Sumber: Xiaomi)
Techno05 November 2024, 16:37 WIB

Harga dan Spek POCO C75 yang Dipasarkan di Indonesia, Mirip Redmi 14C?

C75 ditenagai dengan chipset MediaTek Helio G8 Ultra.
POCO C75. (Sumber: POCO)
Startup05 November 2024, 16:04 WIB

Demo Day BEKUP 2024: Sukses Dapatkan 24 Startup dari 6 Kota di Indonesia

Demoday BEKUP 2024 Perluas Peluang Kolaborasi dan Permodalan Para Startup.
Demo Day BEKUP 2024 yang diinisiasi Kemenparekraf dibuka pada Senin (4/11/2024). (Sumber: Kemenparekraf)
Startup05 November 2024, 14:31 WIB

TransTRACK Perkuat Kolaborasi Bisnis dengan Perusahaan Australia

MoU ini turut menandai langkah awal ekspansi strategis TransTRACK ke Australia.
TransTRACK jalin kesepakatan dengan perusahaan asal Australia. (Sumber: dok. transtrack)
Startup05 November 2024, 14:18 WIB

Paper.id Meluncurkan Horizon Card: Kartu Kredit Digital Khusus untuk Perusahaan

Layanan ini mendukung proses pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan.
CEO Paper.id Yosia Sugialam. (Sumber: istimewa)
Startup05 November 2024, 13:08 WIB

Percepat Transformasi Digital, Granite Asia dan INA Resmi Jalin Kolaborasi

Granite Asia bersama Indonesia Investment Authority berkomitmen untuk mempercepat transformasi digital dalam negeri.
INA berkolaborasi dengan Granite Asia guna mempercepat transformasi digital. (Sumber: istimewa)
Lifestyle04 November 2024, 20:23 WIB

5 Alasan Barang Mewah Bekas Kini Banyak Dicari oleh Konsumen

Terdapat sejumlah faktor yang membuat barang bekas banyak dicari orang.
Ilustrasi barang mewah tas Goyard. (Sumber: Goyard)
Lifestyle04 November 2024, 19:03 WIB

G-SHOCK Hadirkan Seri G-STEEL GM700 Berlapis Logam, Punya 3 Model Jam Tangan

Casio merilis jam tangan berlapis pogam yang didasarkan pada model analog-digital dynamic GA700.
Casio G-SHOCK GM700G-9A (kiri) dan GM700-1A. (Sumber: Casio)