Techverse.asia - Perusahaan modal ventura asal Jepang, Norinchukin Capital dilaporkan memberikan pendanaan untuk startup agritech Beleaf senilai Rp15 miliar atau setara dengan US$1 juta dalam putaran pendanaan seri A bagi Beleaf Farms.
Baca Juga: Everpro Hadirkan Aplikasi Everpro Chat: Memberdayakan Bisnis Digital
Beleaf pada 2022 telah mendapat pendanaan tahap awal sebesar US$2 juta yang dipimpin oleh Alpha JWC Ventures, yang juga turut melibatkan MDI-Finch Capital's Arise serta sejumlah investor terkemuka lainnya saat itu.
Lantas pada pertengahan 2023, Beleaf Farms juga telah mendapat pendanaan seri A yang nominalnya cukup fantastis yakni kurang lebih Rp103 miliar yang kembali didanai oleh Alpha JWC Ventures. Juga ikut berpartisipasi di pendanaan seri A ini sejumlah angel investor dan Openspace Ventures.
Didirikan oleh Amrit Lakhiani pada 2019 bersama beberapa rekannya, Beleaf Farms memulai usahanya sebagai pertanian hidroponik sederhana. Setelah berhasil meningkatkan hasil panen, kualitas, dan konsistensi produknya, perusahaan ini telah memasok produk segar berkualitas tinggi ke pengecer, restoran, dan pelanggan.
Baca Juga: Rose All Day Cosmetics Dapat Pendanaan Seri A, Totalnya Mencapai Rp83 Miliar
Pada 2022, Beleaf Farms mengembangkan dan mulai menerapkan program baru – Farming as a Service (FaaS) yang melibatkan petani sayur di puncak dan Bandung, Jawa Barat. Di bawah program ini, Beleaf Farms mendukung pertanian mitra yang dipilih secara khusus dari awal hingga akhir.
Dukungannya berupa input berkualitas tinggi, praktik terbaik, panduan agronomi, dukungan teknis, penjualan, dan pemasaran untuk memastikan bahwa pertanian mengoptimalkan produk mereka agar mendapatkan kualitas, hasil panen, dan nilai terbaik secara konsisten.
Perusahaan pum mengklaim bahwa sampai saat ini terdapat 97 mitra FaaS dengan total lahannya mencapai 12 hektare. Bagi konsumen akhir dan bisnis, Beleaf Farms mampu menyediakan sayur segar, buah-buahan, hingga paket penanaman sayur rumahan.
Baca Juga: DayaTani Umumkan Raih Pendanaan Putaran Awal, Jadi Sinyal Positif Industri Agritech
Produk-produknya juga disalurkan melalui beberapa platform seperti Sayurbox, Grab Mart, Astro, dan supermarket seperti Hypermart, Papaya, Hero, hingga Superindo.
Startup ini juga mengandalkan big data dan sistem Internet of Things (IoT) yang memungkinkan automasi yang akurat dan layanan manajemen pertanian lainnya. Tak berhenti di situ, Beleaf Farms fokus pada tiga fitur utamanya yakni kontrol, otomasi sistem, dan manajemen sistem.
Bagi para petani yang menggunakan platform ini memungkinkan mereka untuk memantau proses pembibitan, suhu, nutrisi, kelembapan, irigasi, pengemasan, aliran udara, hingga posisi penanaman tumbuhan.
Baca Juga: ZA Tech Rebranding Menjadi Peak 3, Dapat Pendanaan Seri A Ratusan Miliar Rupiah
Semua data yang dikumpulkan tersebut kemudian akan digunakan untuk menjadi feedback bagi pembelajaran mesin (ML) untuk penelitian dan pengembangan solusi di masa depan Beleaf Farms dan kebun itu sendiri.
"Sistem ini kami namai Beleaf Operating System (OS): sebuah platform yang berguna menghubungkan perangkat IoT, mengumpulkan data, penjadwalan, pemantauan, prediksi, hingga logistik. Tujuan utamanya ialah meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi sebuah perkebunan," papar Founder dan CEO Beleaf Amrit Lakhiani.
Lebih lanjut ia mengatakan, dengan dukungan IoT dan big data, solusi Beleaf Farms menawarkan layanan end-to-end mulai dari operasional, distribusi barang, hingga pengecer dalam satu ekosistem yang telah terintegrasi. Sehingga hal itu memungkinan petani untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, dan profit mereka.
Beleaf Farms pun bekerja sama dengan setidaknya 14 perkebunan di Provinsi Jawa Barat dengan kapasitas produksi sayur maupun buah segar yang mencapai 70 ton per bulannya.
Baca Juga: Platform Dekarbonisasi Real Estate Accacia Mengumpulkan Putaran Pra-seri A Sebesar 6,5 Juta Dolar AS