Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo RI), Budi Arie Setiadi, mendorong startup sektor pertanian (agritech) dan perikanan (aquatech) memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Budi menyebut bahwa, AI menciptakan 149 juta pekerjaan digital di seluruh dunia pada 2025. Menurut dia, sektor yang paling banyak mengadopsi teknologi digital yakni telekomunikasi, teknologi, dan sektor jasa keuangan.
"Di Indonesia, 27 juta sampai 46 juta pekerjaan baru akan muncul akibat automatisasi pada 2030," ungkapnya, dilansir dari Katadata, Rabu (11/9/2024).
Oleh sebab itu, Kominfo menilai perlu ada upskilling atau program peningkatan kemampuan dan reskilling alias penambahan kemampuan baru seperti keamanan siber, data science hingga pemanfaatan AI dan big data.
Baca Juga: AirPods Pro 2 Ditambahkan 3 Fitur Kesehatan Pendengaran dan Warna-warna Baru AirPods Max
Baca Juga: Apple Setop Produksi Casing FineWoven, Produk dari Beats Jadi Alternatif
Sementara itu, pemerintah melihat, peluang startup digital untuk mengembangkan sektor pertanian dan perikanan masih terbuka lebar.
Kedua industri tersebut juga digadang-gadang menjadi tulang punggung pengembangan ekonomi kerakyatan.
Terlebih, pemanfaatan teknologi AI sudah dilakukan oleh para pelaku industri lokal sekor pertanian dan perikanan Indonesia.
Misalnya, Sayurbox yang memanfaatkan teknologi AI untuk memprediksi permintaan konsumen, mengoptimalisasi pengelolaan stok produk, dan melakukan otomatisasi rute pengiriman.
Di sektor perikanan, startup e-fishery telah mengembangkan AI, untuk pengelolaan sistem pemberian makanan atau feeding system, dan monitoring perilaku perikanan secara realtime.
Ia menekankan, inovasi tersebut akan menjadi inspirasi untuk terus berkreasi dan mencari terobosan baru di sektor pertanian dan perikanan.
"Ini tidak hanya rekan-rekan pengembang startup saja yang harus inovatif. Kami di pemerintah juga harus terus adaptif, dan menempatkan diri tidak hanya sebagai regulator, namun juga sebagai fasilitator," tuturnya, dikutip dari laman institusi.
Sebagai fasilitator, Kementerian Kominfo RI telah mengembangkan beberapa program unggulan untuk mendorong pertumbuhan ekosistem startup yang tangguh dan berkelanjutan.
Beberapa program tersebut di antaranya, Gerakan 1000 Startup Digital yang ditujukan untuk membina startup digital dari perintisan sampai entry level stage. Kemudian, Program Startup Studio, yang dirancang untuk memfasilitasi early stage startup agar mencapai product market fit.
Baca Juga: Menilik Algoritma Media Digital dan Gerakan 'Darurat Demokrasi'
Baca Juga: TCL 50 PRO NXTPAPER 5G dan TCL 50 NXTPAPER 5G, Tandai Kolaborasi Penerapan AI TCL Bersama Microsoft
Program berikutnya, Kominfo RI pun kolaborasi dengan Nexticorn Foundation, untuk menggelar NextHub Global Summit 2024: Defrost the Tech Winter.
Kolaborasi tersebut menjadi upaya pemerintah dalam membangun ekosistem startup nasional yang agile, resilient, berdaulat dan berkelanjutan.
"Saya rasa tidak berlebihan jika saya menyatakan bahwa agenda ini akan menjadi 'The biggest startup matchmaking event in the region', dengan misi untuk membangun ekosistem startup nasional yang agile, resilient, berdaulat dan berkelanjutan," ungkap Budi Arie.
Menurut dia, acara yang akan berlangsung pada 23-25 September 2024 di Nusa Dua Bali itu akan dihadiri 140 startup, 120 venture capital dan 20 global enterprises dari Asia, Amerika dan Eropa.
Selain itu, Kementerian Kominfo juga menggelar global conference yang membahas peluang dan tantangan pengembangan startup digital di Asia Tenggara.
"Berkolaborasi dengan Techsauce Media untuk mendorong kerja sama antar negara dalam menghadapi tantangan global," tuturnya.
Chairman Yayasan Nexticorn, Rudiantara, mengatakan langkah kolaborasi ini adalah bentuk gotong-royong pengembangan ekosistem startup.
Menurut Rudiantara, Kementerian Kominfo dan Nexticorn telah berkolaborasi sejak 2022 untuk memfasilitasi pengembangan ekosistem startup digital nasional, lewat pertemuan matchmaking dengan venture capital atau investor dari luar negeri.
"Nexticorn mendukung pengembangan startup later-stage agar bisa menjadi unicorn, sedangkan Kementerian Kominfo fokus mengembangkan startup early-stage hingga mid-stage," lanjut dia.