Startup Berbasis di Australia Membuat Ikat Kepala yang Melacak dan Mengatasi ADHD

Uli Febriarni
Rabu 11 September 2024, 17:56 WIB
Ikat kepala yang melacak dan membantu perawatan pasien ADHD (Sumber: Neurode)

Ikat kepala yang melacak dan membantu perawatan pasien ADHD (Sumber: Neurode)

Sebuah startup yang berbasis di Sydney, Australia, membuat sebuah alat pelacak dan solusi penanganan ADHD (Attention-deficit/hyperactivity disorder) diperkuat AI (kecerdasan buatan).

Neurode memiliki misi menghadirkan objektivitas pada perawatan kesehatan mental, bagi orang-orang yang menginginkan perawatan yang bebas obat, personal, dan tepat.

Alat yang dikembangkan oleh Neurode berbentuk ikat kepala (headband), yang cara kerjanya terintegrasi dengan aplikasi di ponsel pintar.

Ikat kepala yang melacak dan membantu perawatan pasien ADHD (sumber: Neurode)

Aplikasi Neurode memungkinkan pasien melihat aktivitas otak mereka secara langsung, dan memahami kaitannya dengan ADHD yang mereka alami.

Ketika menerapkan solusi bebas obat, pasien akan mendapatkan efek samping yang lebih sedikit, tidak perlu membuat janji temu dengan dokter dan tidak perlu khawatir kekurangan obat.

Aplikasi ini juga menyediakan grafis pelacakan progres kemajuan kesehatan, membantu pasien mengendalikan apa yang dirasakan otak mereka.

"Neurode memberi tahu pasien bagaimana ADHD memengaruhi Anda, hari ini dan setiap hari," ungkap perusahaan, diakses dari laman mereka, Rabu (11/9/2024).

Ada kalanya seseorang dengan ADHD akan kewalahan menangani apa yang mereka alami. Dan di sinilah istimewanya ikat kepala Neurode.

"Neurode telah menciptakan asisten AI, Rae, yang akan memandu Anda dalam mengatasi kewalahan, dan membantu Anda menyusun daftar tugas yang jelas," lanjut mereka.

Baca Juga: 3 Startup Climate Tech Raih Pendanaan Rp10 Miliar Lewat CIIC 2024

Neurode dibangun oleh orang-orang berdedikasi, termasuk CEO dan salah satu pendirinya yang merupakan seorang ahli saraf sekaligus penderita ADHD; ia bernama Nathalie Gouailhardou.

Neurode awalnya dimulai sebagai cara untuk memahami otak ADHD-nya sendiri, tetapi Nathalie kemudian menyadari bahwa hal ini dapat membantunya dan membantu orang lain.

"Beginilah ADHD terasa bagi saya. Saat menjalani hidup dan mencoba mencapai tujuan bersama teman sebaya, tetapi saya [seperti] membawa ransel tak terlihat seberat 10 Kg, mencoba untuk mengimbangi orang lain. Saya bisa mengimbangi, tetapi saya bekerja lebih keras dan itu melelahkan," ungkapnya.

Dengan Neurode, saya ingin meringankan beban ADHD, bagi orang-orang neurodivergen lainnya seperti saya. Sehingga kita dapat terus mencapai tujuan kita, lebih cepat dan tanpa beban tambahan.

Asisten AI Neurode membantu pasien ADHD ketika sedang kewalahan mengatasi gejala yang muncul (sumber: Neurode)

Baca Juga: Chip A18 dan A18 Pro Apple akan Mendukung Semua Model iPhone 16

Baca Juga: Jennie BLACKPINK Menandatangani Kontrak dengan Columbia Records, Singel Baru Rilis Oktober 2024

Menurut sebuah studi pada 2020, didapati bahwa gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas atau ADHD memengaruhi lebih dari 366 juta orang dewasa di seluruh dunia.

Selain pengobatan dengan stimulan seperti Adderall dan Ritalin, hanya ada sedikit alternatif bagi orang yang menderita gangguan tersebut; terapi, edukasi, dan perubahan gaya hidup biasanya juga disarankan. Tetapi, cara-cara tersebut juga terbukti sulit.

Begitu pula dialami Nathalie. Pengobatan stimulan tidak pernah benar-benar berhasil untuknya, karena efek samping obat tersebut, seperti insomnia dan kecemasan; lebih besar daripada manfaat potensialnya.

Sementara itu, ikat kepala Neurode yang dapat melacak dan mengobati gejala ADHD itu cukup dikenakan oleh pasien selama 20 menit sehari.

Ikat kepala tersebut menggunakan stimulasi listrik ringan di korteks prefrontal — sebagian orang merasakan sensasi geli sementara yang lain tidak merasakan apa pun — untuk menyeimbangkan otak.

"Jenis stimulasi ini membantu mengatasi gejala ADHD seperti kurang fokus, dan dapat bertambah parah seiring waktu saat orang terus menggunakan produk tersebut. Perangkat tersebut menggunakan cahaya untuk memantau dan merekam perubahan aktivitas otak," demikian melansir TechCrunch.

Ia mendapatkan ide untuk Neurode saat bekerja dengan mesin pencitraan otak non-invasif, dikenal sebagai fNIRS (functional near-infrared spectroscopy) atau spektroskopi inframerah dekat fungsional, di laboratorium penelitian medis Bionics Institute.

Nathalie menuturkan bahwa jarang sekali ahli saraf yang bisa mengakses mesin seperti itu. Lalu ia bertanya-tanya, apakah ada cara untuk mengeluarkan teknologi itu dari laboratorium, dan menggunakannya untuk mengobati kondisi seperti ADHD.

Ia kemudian menghubungi Damian Sofrevski, seorang teman dan kini salah satu pendiri perusahaan yang dulu pernah bekerja sama dengannya untuk mengutak-atik perangkat medis.

Baca Juga: GoTo Group Mengadopsi GitHub Copilot dari Microsoft, Ini Alasannya

Baca Juga: Pendanaan ke Startup Indonesia Anjlok, Pemerintah Gelar NextHub Global Summit 2024

Apilkasi Neurode melacak bagaimana ADHD memengaruhi kinerja otak secara realtime (sumber: Neurode)

Neurode didirikan pada 2021 dan mengajukan paten untuk perangkatnya tahun itu. Neurode telah mengumpulkan dana awal sebesar $3,5 juta yang dipimpin oleh Khosla Ventures, dengan partisipasi dari PsyMed Ventures, untuk mendanai uji klinisnya.

Perangkat Neurode saat ini tersedia melalui beta privat. Nathalie menyebut, tujuannya adalah agar gawai tersebut menjadi perangkat medis yang disetujui FDA, tetapi dia belum memiliki jadwal untuk proses aplikasi tersebut.

Baca Juga: Resmi, Oppo Memperbarui Kemitraan dengan UEFA untuk 3 Musim Mendatang

Nathalie menambahkan, perangkat wearable Neurode dapat digunakan untuk melacak kondisi lain, seperti penurunan kognitif terkait usia dan depresi, dan perusahaan mungkin akan mengeksplorasi area tersebut di masa mendatang.

"Saya beruntung. Jelas, ADHD memiliki banyak sisi negatif, tetapi bisa diberdayakan untuk memecahkan masalah saya sendiri dan melihatnya membantu orang lain benar-benar memuaskan," ujarnya.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno20 Desember 2024, 17:43 WIB

ASUS TUF Gaming A14 Resmi Meluncur di Indonesia, Lihat Speknya

Jelang akhir 2024, ASUS rilis laptop gaming tipis berteknologi AI.
ASUS TUF Gaming A14. (Sumber: istimewa)
Techno20 Desember 2024, 17:29 WIB

Sandisk dengan Logo Baru akan Segera Tiba

Filosofi kreatif yang mencerminkan dunia dengan ketangguhan ekspresi data yang memajukan aspirasi dan peluang.
Logo baru Sandisk. (Sumber: Sandisk)
Techno20 Desember 2024, 15:27 WIB

Samsung Luncurkan Kulkas Anyar: Disematkan Teknologi AI Hybrid Cooling

Kulkas inovatif merevolusi cara pendinginan dengan modul Peltier.
Kulkas Samsung dengan teknologi AI Hybrid Cooling. (Sumber: Samsung)
Techno20 Desember 2024, 15:17 WIB

Khawatir Aplikasinya Dilarang di AS, CEO TikTok Bertemu Donald Trump

TikTok meminta Mahkamah Agung AS untuk menunda larangan yang akan datang.
Tangkapan layar CEO TikTok Shou Zi Chew memberikan kesaksian di depan anggota Kongres AS, Kamis (24/3/2023) waktu setempat. (Sumber: Youtube C-SPAN)
Startup20 Desember 2024, 14:56 WIB

Funding Societies Raup 25 Juta Dolar, Tingkatkan Modal bagi UMKM

Startup teknologi finansial ini akan memberi pinjaman dana bagi pelaku UMKM.
Funding Socities. (Sumber: istimewa)
Startup20 Desember 2024, 14:43 WIB

Grup Modalku Dapat Investasi dari Cool Japan Fund, Segini Nominalnya

Modalku adalah platform pendanaan digital bagi UMKM di Asia Tenggara.
Modalku.
Startup20 Desember 2024, 14:03 WIB

Impact Report 2024: Soroti Kepemimpinan Perempuan dan Pengurangan Emisi CO2

AC Ventures, bekerja sama dengan Deloitte, merilis Impact Report 2024 yang menunjukkan komitmen berkelanjutan terhadap dampak sosial dan lingkungan di Asia Tenggara.
AC Ventures.
Startup20 Desember 2024, 13:39 WIB

Qiscus Bertransformasi Jadi AI-Powered Omnichannel Customer Engagement Platform

Qiscus mengmumkan transformasi AI guna akselerasi pasar Asia Tenggara.
Qiscus.
Techno19 Desember 2024, 19:07 WIB

Google Whisk: Alat AI Baru untuk Bikin Gambar dari Gambar Lain

Google bereksperimen dengan generator gambar baru yang menggabungkan tiga gambar menjadi satu kreasi.
Hasil imej berbasis gambar yang dibuat oleh Google Whisk. (Sumber: Whisk)
Techno19 Desember 2024, 18:29 WIB

ASUS NUC 14 Pro: PC Mini Bertenaga Kecerdasan Buatan yang Desainnya Ringkas

ASUS mengumumkan NUC 14 Pro AI.
ASUS NUC 14 Pro. (Sumber: asus)