CarbonEthics Dapat Pendanaan Awal Sebesar Rp32 Miliar, Bakal Libatkan Banyak Pakar

Rahmat Jiwandono
Rabu 18 September 2024, 15:30 WIB
CarbonEthics.

CarbonEthics.

Techverse.asia - CarbonEthics, perusahaan rintisan (startup) carbon offset asal Indonesia, hari ini mengumumkan bahwa mereka telah merampungkan putaran pendanaan awal senilai Rp32,24 miliar atau setara dengan US$2,1 juta yang dipimpin oleh Intudo Ventures, juga dengan dukungan dari beberapa angel investor.

Pendanaan tersebut mengikuti pendanaan awal senilai US$220 ribu pada tahun lalu, yang didanai oleh Ecoxyztem dan Spiral Ventures.

Sejauh ini, CarbonEthics pun telah melakukan studi pra-kelayakan untuk proyek karbon di lahan yang luasnya lebih dari 4,2 juta hektare dengan potensi proyek karbon lebih dari satu juta ton CO2e, menanam sekitar 280 ribu biota, meliputi rumput laut, mangrove, lamun, dan terumbu karang.

Baca Juga: Platform Dekarbonisasi Real Estate Accacia Mengumpulkan Putaran Pra-seri A Sebesar 6,5 Juta Dolar AS

Dengan pendanaan awal yang didapat ini memungkinkan CarbonEthics untuk mendapatkan proyek banyak karbon serta turut melibatkan lebih banyak pakar teknis.

Pada 2030 yang akan datang, startup ini berupaya untuk melindungi dan memulihkan setidaknya delapan juta hektare lahan serta menciptakan dampak CO2e lebih dari 160 juta, sambil membangun ekonomi berkelanjutan bagi lebih dari 50 ribu masyarakat lokal.

Co-founder sekaligus CEO CarbonEthics Bimo Soewadji menyampaikan, pencapaian emisi nol bersih (net-zero) tak cuma krusial dalam melindungi bumi dari risiko perubahan iklim, namun juga membuka peluang pertumbuhan yang menguntungkan.

"Kami turut mengundang lebih banyak mitra supaya bisa bergabung dalam mengembangkan inisiatif iklim yang berdampak besar serta mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan yang menguntungkan manusia dan planet ini," katanya.

Baca Juga: Praktik Dekarbonisasi untuk Ekonomi Hijau Berkelanjutan

CarbonEthics didirikan pada Mei 2019, yang memfokuskan pada pengembangan ekosistem karbon biru (blue carbon), sekaligus melebarkan cakupannya pada ekosistem hijau serta lahan gambut.

CarbonEthics

Dengan solusi iklim berbasis alam, startup ini memadukan dampak komersial dan lingkungan, merestorasi ekosistem yang rusak guna mendukung bisnis dalam perjalanan dekarbonisasi mereka dan menciptakan sumber pendapatan anyar.

Tak berhenti di situ, CarbonEthics juga tengah mengembangkan proyek-proyek berbasis alam berkualitas tinggi untuk memulihkan keseimbangan iklim sekaligus meningkatkan penghidupan masyarakat setempat dan mendukung keanekaragaman hayati.

Tujuannya adalah menjadi mitra pilihan pertama untuk dekarbonisasi melalui pemahaman mendalam tentang metodologi dan lanskap regulasi, serta masyarakat setempat untuk memastikan keberhasilan proyek dan laba atas investasi.

Baca Juga: Putri Yoshiaki Murakami Dirikan Kadan Capital, Startup di Indonesia Turut Jadi Sasaran Investasi

Adapun tiga layanan inti yang ditawarkan oleh CarbonEthics, yang pertama ialah proyek karbon berbasis alam yang melindungi ekosistem untuk menyerap karbon, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjaga keanekaragaman hayati. Kedua, penanaman pohon guna mendukung rehabilitasi ekosistem, utamanya blue carbon.

"Ketiga, konsultasi karbon yakni menyediakan konsultasi Enviromental, Social, dan Governance (ESG) guna membantu klien kami mencapai target pengurangan karbon dan mematuhi regulasi yang berlaku," paparnya.

Klien-klien yang pernah bekerja sama dengan CarbonEthics antara lain Badan Usaha Milik Negara (BUMN), lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan perusahaan swasta. Sejumlah klien ternama seperti Ernst & Young, Danone, hingga Allianz.

Baca Juga: UMG Idealab Sebut Startup Baru Dapat Untung Setelah 3 Tahun Didirikan

Di sisi lain, CarbonEthics pun telah menargetkan untuk mencatatkan produknya di pasar perdagangan internasional seperti Jepang dan Singapura. Proyek-proyek unik kelautan serta pesisir Indonesia adalah negara kepulauan, diharapkan dapat menarik minat bisnis global.

Alasan CarbonEthics ingin mencatatkan perdagangannya di dua negara itu karena Singapura sudah lebih dahulu mengagas perdagangan kredit karbon. Singapura pun punya ambisi untuk menjadi pusat global bagi bisnis yang berusaha menangani perubahan iklim. Sedangkan Jepang juga mulai meniagakan kredit emisi yang telah disertifikasi pemerintah pada Oktober 2023.

"Pencatatan perdagangan di Singapura bisa saja terwujud dan untuk yang di pasar Tokyo, Jepang sedang dipertimbangkan. Sebab, Jepang punya standarnya sendiri, jadi kami harus memeriksa apakah Jepang bisa menerima CarbonEthics," kata Chief Impact Officer CarbonEthics Jessica Novia.

Baca Juga: Alibaba dan GoTo Umumkan Kemitraan Strategis

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno05 April 2025, 11:11 WIB

Jiplak Fitur TikTok, Reels Instagram Kini Bisa Dipercepat Saat Dilihat

Instagram kini memungkinkan pengguna untuk mempercepat Reels seperti di TikTok.
Reels Instagram sekarang bisa dipercepat saat diputar. (Sumber: istimewa)
Lifestyle05 April 2025, 11:00 WIB

Casio G-SHOCK x Barbie Rilis Jam Tangan Serba Pink

Jam Tangan GMAS110BE-4A Edisi Terbatas Mengekspresikan Pandangan Dunia Barbie.
Casio G-SHOCK GMAS110BE-4A x Barbie. (Sumber: Casio)
Techno04 April 2025, 16:36 WIB

Batas Waktu Pelarangan TikTok Berlaku 5 April 2025, Apa yang Terjadi Selanjutnya?

Trump menegaskan bahwa TikTok harus menjual platform mereka agar bisa tetap beroperasi di AS.
TikTok.
Automotive04 April 2025, 16:12 WIB

Hyundai Ungkap IONIQ 6 dan IONIQ 6 N Line dengan Desain Terbaru

Dua mobil listrik baru tersebut diperkenalkan di Seoul Mobility Show 2025.
Hyundai IONIQ 6.
Techno04 April 2025, 15:37 WIB

Spek Lengkap POCO M7 Pro 5G, Didukung Aplikasi Google Gemini

Mendefinisikan Ulang Hiburan 5G dengan Gaya dan Harga Terjangkau untuk Generasi Berikutnya.
POCO M7 Pro 5G. (Sumber: POCO)
Startup04 April 2025, 15:15 WIB

Elon Musk Sebut xAI Telah Resmi Mengakuisisi X

Masa depan kedua perusahaan tersebut saling terkait.
Elon Musk (Sumber: Istimewa)
Techno04 April 2025, 14:28 WIB

Kebijakan Tarif Trump Gemparkan Pasar Keuangan Global

Hal ini berpotensi kembali memicu kenaikan inflasi dan akan semakin menunda dimulainya kembali tren penurunan suku bunga.
Presiden AS Donald Trump. (Sumber: null)
Techno03 April 2025, 16:29 WIB

Nintendo Switch 2 akan Dijual Seharga Rp7 Jutaan, Rilis 5 Juni 2025

Perusahaan tersebut mendalami perangkat keras, fitur, dan permainan selama Nintendo Direct yang sangat sukses.
Nintendo Switch 2. (Sumber: Nintendo)
Techno03 April 2025, 16:05 WIB

Generator Gambar ChatGPT Sekarang Tersedia untuk Semua Pengguna Gratis

Sekarang semua orang dapat membuat karya seni ChatGPT ala Studio Ghibli.
Logo OpenAI (Sumber: OpenAI)
Startup03 April 2025, 14:52 WIB

Grab Dilaporkan akan Akuisisi Gojek: Butuh Dana Rp33 Triliun

Yang jadi kekhawatiran atas akuisisi ini adalah terjadinya monopoli di sektor startup layanan ride hailing.
Grab (Sumber: GRAB)