Perusahaan telekomunikasi Jepang SoftBank Vision Fund akan menginvestasikan $500 juta dalam putaran pendanaan terbaru OpenAI.
SoftBank menolak mengomentari kabar yang diunggah The Information pada Senin (30/9/2024) itu, sedangkan OpenAI tidak segera menanggapi.
OpenAI diketahui tengah mengumpulkan dana sebesar $6,5 miliar dalam bentuk obligasi konvertibel.
Perusahaan rintisan (startup) kecerdasan buatan (AI) itu bernilai $150 miliar sebelum investasi SoftBank.
"Namun, valuasi perusahaan akan bergantung pada apakah pembuat ChatGPT dapat mengubah struktur perusahaannya dan menghapus batasan keuntungan bagi investor," ungkap laporan Reuters, disadur Selasa (1/10/2024).
Laporan The Information mengatakan, kesepakatan itu merupakan investasi pertama SoftBank di perusahaan yang dipimpin Sam Altman.
Baca Juga: ByteDance Akan Gunakan AI Generatif Besutan Huawei
OpenAI diketahui sedang menyusun rencana untuk merestrukturisasi bisnis intinya menjadi perusahaan nirlaba yang tidak lagi dikendalikan oleh dewan nirlabanya.
Hal itu diduga berjalan pasca mundurnya CTO OpenAI Mira Murati beberapa waktu lalu.
"Kepergian Murati, bersama dua staf senior lainnya, terjadi saat perusahaan bersiap untuk mengumumkan struktur baru yang akan membuat divisi nirlabanya tidak lagi tunduk pada dewan yayasan nirlabanya," tulis Fortune tentang hal tersebut.
OpenAI awalnya beroperasi sebagai organisasi nirlaba, dengan arahan utama untuk mengembangkan AI dengan aman—tetapi juga organisasi yang mengendalikan cabang nirlaba, mempekerjakan semua staf OpenAI, dan didukung oleh investor luar.
Seperti diketahui, OpenAI didukung oleh sumbangan dari orang-orang seperti Elon Musk dan miliarder pendiri LinkedIn, sekaligus kapitalis ventura Reid Hoffman.
Para investor ini berhak atas bagian dari keuntungan yang akhirnya diperoleh OpenAI, tetapi keuntungan mereka dibatasi oleh batasan keuntungan yang ditetapkan pada saat mereka berinvestasi.
Berjalannya waktu, perusahaan akhirnya menyadari bahwa, dibutuhkan biaya yang sangat besar untuk melatih model AI terdepan dan keuntungan finansial yang diharapkan investor dalam mendukung upaya tersebut.
Kini, hampir 10 bulan kemudian, OpenAI dilaporkan tengah menggarap putaran pendanaan senilai $6,5 miliar dengan valuasi mencapai sebesar $150 miliar.
Reuters pekan lalu juga menulis perihal OpenAI akan menjadi B Corporation.
Itu pada dasarnya perusahaan berorientasi sosial yang mencari laba, dengan lembaga nirlaba yang tetap beroperasi, tetapi hanya sebagai pemegang saham minoritas. Maka, tidak akan ada lagi batasan laba yang diharapkan investor.
Baca Juga: California Akan Atur UU Privasi Data Mobil yang Terhubung Internet
Bukan hanya ingin meggandeng OpenAI, SoftBank belum lama ini juga berniat untuk berinvestasi dengan Intel, dalam hal rencana memproduksi chip AI untuk bersaing dengan NVIDIA.
Tetapi, mengutip laporan Financial Times, kesepakatan itu gagal.
Menurut keterangan orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, kemitraan keduanya tidak terwujud karena Intel kesulitan memenuhi persyaratan SoftBank.
Dilansir oleh Reuters, pembicaraan tersebut gagal sebelum Intel membuat rencana pemotongan biaya drastis, yang mencakup ribuan PHK pada awal Agustus, tambah laporan yang sama.
Saat berita ini naik kala itu, Intel dan SoftBank tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters.
Permintaan untuk layanan AI generatif terus tumbuh, jelas bahwa chip akan menjadi medan pertempuran besar berikutnya untuk supremasi AI.
Melonjaknya permintaan pasar dunia atas chip cerdas, selanjutnya membawa NVDIA, AMD, Intel, Huawei -dan sejumlah perusahaan lain di China- mulai berlomba merilis chip AI yang lebih baru, lebih efisien, dan lebih bertenaga.
Peraturan pemerintah, seperti China dan Amerika Serikat, bahkan sampai ikut andil dalam mewarnai pertarungan teknologi chip AI ini.