Techverse.asia - Startup gotong royong digital di Indonesia, Kitabisa akan melebarkan jangkauannya ke masyarakat melalui upaya ekspansi ke sektor asuransi. Usai melakukan akuisisi PT Asuransi Jiwa Amanah Githa pada awal tahun ini dan sekarang telah berganti nama menjadi PT Asuransi Jiwa Syariah Kitabisa atau Asuransi Kitabisa.
Baca Juga: Julo x eFsihery: Salurkan Pembiayaan Produktif ke Pembudidaya Ikan
Kekinian, perusahaan tersebut usianya 12 tahun dan menandai babak baru bagi Kitabisa dalam membangun ekosistem saling jaga yang lebih komprehensif lagi. Akuisisi ini selaras dengan visi mereka guna memberikan dampak yang positif bagi masyarakat luas.
Berkat kehadiran Asuransi Kitabisa, ekosistem yang ada di Kitabisa enggak cuma berfokus pada penggalangan dana saja, namun juga memberi perlindungan bagi masyarakat.
"Kitabisa dan Asuransi Kitabisa ingin menyuarakan semangat 'ayo saling jaga.' Ini saling jaganya dalam konteks lintas batas geografi. Kita menjaganya hingga ke manapun saudara kita yang perlu dijaga," terang Chief Executive Officer (CEO) Kitabisa Vikra Ijas lewat keterangan tertulisnya yang kami terima, Jumat (4/10/2024).
Baca Juga: Cara Mudah Split Bill dengan GoPay
Vikra mengatakan, target tersebut terbukti dalam kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Kitabisa di berbagai daerah di Indonesia, seperti SalingJaga Guru; SalingJaga Masjid, Santri, dan Pemuka Agama; SalingJaga Pegiat Lingkungan; serta SalingJaga Ibu dan Perempuan, dan kegiatan lainnya.
"Sejauh ini kami bahkan telah memfasilitasi perlindungan di 750 tempat wisata dan ribuan anggota yang sudah terbantu," ujar dia.
Sementara itu, Direktur Utama Asuransi Kitabisa Bryan Silfanus menyampaikan, saat ini Kitabisa sudah menjadi suatu ekosistem yang besar, dan Asuransi Kitabisa merupakan bagian yang penting dari ekosistem startup tersebut.
"Ini adalah sebuah ekosistem saling jaga se-Indonesia," paparnya.
Baca Juga: Qoala Dapat Pendanaan Rp746 Miliar dari PayPal Ventures, Startup Asuransi Pribadi
Asuransi Kitabisa, sambungnya, hadir dengan konsep baik, simpel, dan canggih atau disingkat menjadi basic, yang mana sesuai dengan prinsip asuransi syariah. Jajarannya pun ingin lebih memberikan manfaat ke banyak orang dan tumbuh lebih besar.
"Tentunya ini membutuhkan amunisi, salah satunya yakni melalui inovasi," imbuhnya.
Sekarang Asuransi Kitabisa sudah memiliki produk asuransi jiwa SalingJaga Keluarga. Untuk ke depannya, Asuransi Kitabisa pun berupaya untuk menghadirkan produk-produk yang lebih inovatif, yang pastinya sudah mengantongi izin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sebelumnya diberitakan, PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha (Asuransi Amanah Githa) resmi berganti nama menjadi PT Asuransi Jiwa Syariah Kitabisa. Laporan CNBC mengungkap, perubahan ini setelah tahun lalu ramai kabar akuisisi platform donasi Kitabisa ke perusahaan ini.
"Perubahan nama ini telah disetujui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui surat keputusan KEP-283/PD.02/2023 tertanggal 29 Desember 2023," ungkap laporan yang menyadur keterangan resmi perusahaan.
Baca Juga: Shinhan EZ's Masuk ke dalam Asuransi Indonesia, Kerja Sama dengan PasarPolis
Perubahan nama tersebut mulai berlaku sejak tanggal ditetapkannya Keputusan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan tersebut.
Dengan diberikannya pemberlakuan izin usaha perusahaan, OJK meminta PT Asuransi Jiwa Syariah Kitabisa untuk menjalankan praktik usaha yang sehat, dan senantiasa mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku.
Melansir laman DealStreetAsia, startup donasi Kitabisa dikabarkkan berencana untuk mengakuisisi Asuransi Amanah Githa. Akuisisi ini memungkinkan perusahaan untuk mendukung program patungan asuransi (crowd-insurance) Kitabisa Saling Jaga.
Baca Juga: Igloo: Produk Microinsurance Personal Salah Satu Kunci Literasi dan Adopsi Asuransi
Hal ini merupakan buntut penutupan program donasi dan patungan asuransi Kitabisa Saling Jaga oleh OJK, Mei 2021. Penutupan ini karena Kitabisa tidak memiliki lisensi bisnis asuransi.
Pada awal 2023, Kitabisa dilaporkan telah mendapatkan uang sekitar US$20 juta (Rp300 miliar) dalam putaran pendanaan baru, untuk memperluas perannya di sektor asuransi yang kurang terlayani di Indonesia.