Ecolab Perkenalkan RPET, Plastik PET Daur Ulang

Uli Febriarni
Sabtu 05 Oktober 2024, 16:38 WIB
Tim Ecolab (Sumber: Ecolab)

Tim Ecolab (Sumber: Ecolab)

Di era yang penuh dengan masalah lingkungan seperti saat ini, industri daur ulang menghadapi tantangan yang signifikan.

Menurut UN Environment, dunia menghasilkan sekitar 300 juta ton sampah plastik setiap tahunnya, jumlah tersebut hampir setara dengan berat total populasi manusia. Diketahui, sekitar 8 juta ton sampah plastik ini berada di lautan setiap tahunnya.

Secara global dan di Asia Tenggara, perusahaan-perusahaan manufaktur makanan dan minuman telah mengambil langkah maju. Mereka berjanji untuk mengganti 50% kemasan plastik yang ada dengan plastik daur ulang, dalam satu dekade ke depan.

Pergeseran menuju kelestarian lingkungan mengubah cara produk diproduksi, dibeli, dan dikonsumsi, sehingga mendorong pertumbuhan produk yang dipasarkan secara berkelanjutan.

Baca Juga: Adeola Pouch, Karya Manis dari KLAMBY x Setali Indonesia untuk Alam Lebih Lestari

Separuh dari seluruh plastik yang ada di tengah kehidupan kita dirancang untuk sekali pakai. Melihat kondisi tersebut, maka kebutuhan akan solusi daur ulang yang efektif menjadi semakin penting, termasuk mengoptimalkan penggunaan air dan standar pembersihan yang tinggi.

Ecolab, perusahaan yang bertujuan keberlanjutan global, menawarkan solusi air, kebersihan, dan pencegahan infeksi; menyadari pentingnya menjawab kebutuhan dan tantangan yang terus meningkat dalam industri Recyclable PET (RPET).

Ecolab Food and Beverage memperkenalkan solusi dan proses pembersihan dan sanitasi, untuk membantu produsen RPET mengoptimalkan program pencucian, memberikan pembersihan berkualitas sekaligus menghemat penggunaan air dan energi.

Baca Juga: 26 Tahun Ke Depan, Ratusan Juta Anak dan Remaja di Dunia Diperkirakan Alami Rabun Jauh, Kenapa?

Inovasi recycleable PET (RPET) dari Ecolab yang dibuat bersama Amandina Bumi Nusantara (sumber: Ecolab)

Kala diskusi panel industri dalam Indo Waste & Recycling 2024 Expo di Jakarta, pekan lalu, Direktur Pemasaran Ecolab di Asia Tenggara, Terence Tan, menjelaskan bahwa pendekatan Ecolab membantu produsen RPET mulai dari proses hulu hingga hilir.

"Pendekatan ini membuka peluang kolaborasi, memungkinkan solusi inovatif yang disesuaikan untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi produsen RPET," ungkap Terence Tan, seperti diakses lewat pernyataan tertulis, Sabtu (5/10/2024).

Ecolab berkolaborasi dengan produsen RPET seperti Amandina Bumi Nusantara, salah satu produsen RPET terbesar di Indonesia, yang memproduksi 36.000 ton per tahun.

Baca Juga: DW-5600JAH24-4: Seri Terbatas G-SHOCK Spesial Kolaborasi dengan Jahan Loh

Baca Juga: Oura Ring 4, Diperkuat Smart Sensing dan AI

Managing Director Amandina Bumi Nusantara, Suharji Gasali, mengatakan bahwa dengan bermitra dengan Ecolab, pihaknya telah secara signifikan meningkatkan kualitas produk dan efisiensi operasional dalam kegiatan operasional mereka.

Sementara itu, Presiden Direktur Ecolab Indonesia, Evan Jayawiyanto, menyatakan, Ecolab memiliki tim yang mumpuni dan dukungan teknis untuk mengoptimalkan operasi, berkontribusi pada pengurangan biaya operasional, dan mempromosikan pendekatan yang lebih berkelanjutan kepada para produsen RPET.

"Kemitraan kami dengan Amandina, menunjukkan keahlian Ecolab berakar pada ilmu pengetahuan dan tekad untuk memecahkan masalah, yang membantu menjadikan dunia lebih bersih, lebih aman, dan lebih sehat," tuturnya.

Baca Juga: COSRX The Alpha-Arbutin 2 Skin Discoloration Serum: Mencerahkan Area Gelap Sekaligus Melembutkan & Melembabkannya

Sekadar informasi untuk diketahui, berdasarkan data yang diperoleh dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI tahun 2023 (diakses hari ini), tercatat ada sekitar 38,7 juta ton timbulan sampah yang dihasilkan oleh 365 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, dengan 19,15% di antaranya merupakan sampah plastik.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno05 April 2025, 11:11 WIB

Jiplak Fitur TikTok, Reels Instagram Kini Bisa Dipercepat Saat Dilihat

Instagram kini memungkinkan pengguna untuk mempercepat Reels seperti di TikTok.
Reels Instagram sekarang bisa dipercepat saat diputar. (Sumber: istimewa)
Lifestyle05 April 2025, 11:00 WIB

Casio G-SHOCK x Barbie Rilis Jam Tangan Serba Pink

Jam Tangan GMAS110BE-4A Edisi Terbatas Mengekspresikan Pandangan Dunia Barbie.
Casio G-SHOCK GMAS110BE-4A x Barbie. (Sumber: Casio)
Techno04 April 2025, 16:36 WIB

Batas Waktu Pelarangan TikTok Berlaku 5 April 2025, Apa yang Terjadi Selanjutnya?

Trump menegaskan bahwa TikTok harus menjual platform mereka agar bisa tetap beroperasi di AS.
TikTok.
Automotive04 April 2025, 16:12 WIB

Hyundai Ungkap IONIQ 6 dan IONIQ 6 N Line dengan Desain Terbaru

Dua mobil listrik baru tersebut diperkenalkan di Seoul Mobility Show 2025.
Hyundai IONIQ 6.
Techno04 April 2025, 15:37 WIB

Spek Lengkap POCO M7 Pro 5G, Didukung Aplikasi Google Gemini

Mendefinisikan Ulang Hiburan 5G dengan Gaya dan Harga Terjangkau untuk Generasi Berikutnya.
POCO M7 Pro 5G. (Sumber: POCO)
Startup04 April 2025, 15:15 WIB

Elon Musk Sebut xAI Telah Resmi Mengakuisisi X

Masa depan kedua perusahaan tersebut saling terkait.
Elon Musk (Sumber: Istimewa)
Techno04 April 2025, 14:28 WIB

Kebijakan Tarif Trump Gemparkan Pasar Keuangan Global

Hal ini berpotensi kembali memicu kenaikan inflasi dan akan semakin menunda dimulainya kembali tren penurunan suku bunga.
Presiden AS Donald Trump. (Sumber: null)
Techno03 April 2025, 16:29 WIB

Nintendo Switch 2 akan Dijual Seharga Rp7 Jutaan, Rilis 5 Juni 2025

Perusahaan tersebut mendalami perangkat keras, fitur, dan permainan selama Nintendo Direct yang sangat sukses.
Nintendo Switch 2. (Sumber: Nintendo)
Techno03 April 2025, 16:05 WIB

Generator Gambar ChatGPT Sekarang Tersedia untuk Semua Pengguna Gratis

Sekarang semua orang dapat membuat karya seni ChatGPT ala Studio Ghibli.
Logo OpenAI (Sumber: OpenAI)
Startup03 April 2025, 14:52 WIB

Grab Dilaporkan akan Akuisisi Gojek: Butuh Dana Rp33 Triliun

Yang jadi kekhawatiran atas akuisisi ini adalah terjadinya monopoli di sektor startup layanan ride hailing.
Grab (Sumber: GRAB)