Di era yang penuh dengan masalah lingkungan seperti saat ini, industri daur ulang menghadapi tantangan yang signifikan.
Menurut UN Environment, dunia menghasilkan sekitar 300 juta ton sampah plastik setiap tahunnya, jumlah tersebut hampir setara dengan berat total populasi manusia. Diketahui, sekitar 8 juta ton sampah plastik ini berada di lautan setiap tahunnya.
Secara global dan di Asia Tenggara, perusahaan-perusahaan manufaktur makanan dan minuman telah mengambil langkah maju. Mereka berjanji untuk mengganti 50% kemasan plastik yang ada dengan plastik daur ulang, dalam satu dekade ke depan.
Pergeseran menuju kelestarian lingkungan mengubah cara produk diproduksi, dibeli, dan dikonsumsi, sehingga mendorong pertumbuhan produk yang dipasarkan secara berkelanjutan.
Baca Juga: Adeola Pouch, Karya Manis dari KLAMBY x Setali Indonesia untuk Alam Lebih Lestari
Separuh dari seluruh plastik yang ada di tengah kehidupan kita dirancang untuk sekali pakai. Melihat kondisi tersebut, maka kebutuhan akan solusi daur ulang yang efektif menjadi semakin penting, termasuk mengoptimalkan penggunaan air dan standar pembersihan yang tinggi.
Ecolab, perusahaan yang bertujuan keberlanjutan global, menawarkan solusi air, kebersihan, dan pencegahan infeksi; menyadari pentingnya menjawab kebutuhan dan tantangan yang terus meningkat dalam industri Recyclable PET (RPET).
Ecolab Food and Beverage memperkenalkan solusi dan proses pembersihan dan sanitasi, untuk membantu produsen RPET mengoptimalkan program pencucian, memberikan pembersihan berkualitas sekaligus menghemat penggunaan air dan energi.
Baca Juga: 26 Tahun Ke Depan, Ratusan Juta Anak dan Remaja di Dunia Diperkirakan Alami Rabun Jauh, Kenapa?
Kala diskusi panel industri dalam Indo Waste & Recycling 2024 Expo di Jakarta, pekan lalu, Direktur Pemasaran Ecolab di Asia Tenggara, Terence Tan, menjelaskan bahwa pendekatan Ecolab membantu produsen RPET mulai dari proses hulu hingga hilir.
"Pendekatan ini membuka peluang kolaborasi, memungkinkan solusi inovatif yang disesuaikan untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi produsen RPET," ungkap Terence Tan, seperti diakses lewat pernyataan tertulis, Sabtu (5/10/2024).
Ecolab berkolaborasi dengan produsen RPET seperti Amandina Bumi Nusantara, salah satu produsen RPET terbesar di Indonesia, yang memproduksi 36.000 ton per tahun.
Baca Juga: DW-5600JAH24-4: Seri Terbatas G-SHOCK Spesial Kolaborasi dengan Jahan Loh
Baca Juga: Oura Ring 4, Diperkuat Smart Sensing dan AI
Managing Director Amandina Bumi Nusantara, Suharji Gasali, mengatakan bahwa dengan bermitra dengan Ecolab, pihaknya telah secara signifikan meningkatkan kualitas produk dan efisiensi operasional dalam kegiatan operasional mereka.
Sementara itu, Presiden Direktur Ecolab Indonesia, Evan Jayawiyanto, menyatakan, Ecolab memiliki tim yang mumpuni dan dukungan teknis untuk mengoptimalkan operasi, berkontribusi pada pengurangan biaya operasional, dan mempromosikan pendekatan yang lebih berkelanjutan kepada para produsen RPET.
"Kemitraan kami dengan Amandina, menunjukkan keahlian Ecolab berakar pada ilmu pengetahuan dan tekad untuk memecahkan masalah, yang membantu menjadikan dunia lebih bersih, lebih aman, dan lebih sehat," tuturnya.
Sekadar informasi untuk diketahui, berdasarkan data yang diperoleh dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI tahun 2023 (diakses hari ini), tercatat ada sekitar 38,7 juta ton timbulan sampah yang dihasilkan oleh 365 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, dengan 19,15% di antaranya merupakan sampah plastik.