4 Cara Startup Menuju Profitabilitas ala East Ventures

Rahmat Jiwandono
Rabu 09 Oktober 2024, 15:05 WIB
Ilustrasi perusahaan yang profit. (Sumber: freepik)

Ilustrasi perusahaan yang profit. (Sumber: freepik)

Techverse.asia - Dalam beberapa tahun terakhir, lanskap bisnis startup mengalami masa yang penuh tantangan, yang disebut 'musim dingin teknologi' atau tech winter, periode saat startup menghadapi iklim penggalangan dana yang lebih sulit dan inflasi yang terus-menerus.

Fenomena ini telah mendorong startup untuk beralih ke arah membangun model bisnis yang lebih berkelanjutan yang berfokus pada peningkatan profitabilitas.

Menanggapi lingkungan yang penuh tantangan ini, sentimen investor tampaknya mulai bergeser. Ada harapan yang berkembang bahwa fokus utama startup adalah pertumbuhan tetapi pada akhirnya harus menjadi menguntungkan, dan investor semakin mencari startup dengan fundamental keuangan yang kuat.

Namun, pertanyaannya tetap: haruskah profitabilitas menjadi tujuan utama bagi startup dan investor? Memahami profitabilitas sangat penting. Secara umum, profitabilitas adalah tujuan akhir bagi bisnis apapun.

Baca Juga: OnPers: Startup Platform Media yang Pertama di Indonesia Resmi Meluncur

Hal itu mencakup berbagai tahap, dengan setiap tahap mengungkapkan wawasan yang berharga. Berikut empat cara East Ventures (EV) memandang jalur menuju profitabilitas.

Pertama, margin kontribusi: pada tahap awal, startup fokus pada pencapaian margin kontribusi positif. Metrik ini mengungkapkan apakah pendapatan yang dihasilkan dari penjualan satu unit (setelah memperhitungkan biaya variabel seperti bahan dan tenaga kerja langsung) cukup untuk menutupi biaya variabelnya.

Margin kontribusi positif menandakan bahwa model bisnis inti layak dan berpotensi menghasilkan laba. Metrik ini dapat diuraikan ke dalam beberapa tingkatan.

Kedua, profitabilitas pada tingkat transaksi: seiring dengan peningkatan skala perusahaan, fokus beralih ke profitabilitas pada tingkat transaksi. Di sini, pendapatan dari setiap transaksi (penjualan) harus melebihi semua biaya variabel, termasuk komisi, pengiriman, dan layanan pelanggan.

Baca Juga: Imbas Tech Winter Masih Berlanjut, Pendanaan Startup Masih Dilakukan Hati-hati

Hal ini memastikan profitabilitas per unit, terlepas dari biaya tetap seperti sewa dan gaji.

Ketiga, EBITDA positif atau profitabilitas pada EBITDA: Mencapai EBITDA positif (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) merupakan tonggak penting bagi perusahaan rintisan. EBITDA merupakan laba operasi perusahaan, tidak termasuk biaya non-tunai seperti depresiasi dan amortisasi serta biaya pembiayaan seperti bunga dan pajak.

EBITDA positif juga menjadi indikator awal yang kuat untuk keberlanjutan keuangan di masa mendatang dan metrik utama bagi investor untuk mengevaluasi perusahaan rintisan dengan pertumbuhan tinggi.

Keempat, menguntungkan pada garis laba bersih: mencapai level ini adalah saat semua biaya, termasuk biaya non-operasional, tercakup, menghasilkan laba bersih positif. Hal ini menjadi semakin penting saat perusahaan rintisan matang dan para pendiri mulai memutuskan strategi keluar mereka.

Baca Juga: Kisah Startup Gotong Royong Digital Kitabisa Ekspansi ke Sektor Asuransi

Strategi startup early-stage untuk memperoleh keuntungan

EV menyadari bahwa pendekatan satu ukuran untuk semua terhadap keuntungan tidaklah berhasil. Startup di setiap tahap memiliki aplikasi dan strategi unik untuk jalur mereka menuju keuntungan. Meskipun kesehatan finansial merupakan prioritas, perusahaan early-stage tidak boleh hanya berfokus pada keuntungan sejak awal.

Di EV, mereka memprioritaskan tesis yang didorong oleh pendiri, terutama untuk perusahaan rintisan tahap awal. EV percaya bahwa produk yang baik dibuat oleh orang-orang baik yang menangani pasar besar. Oleh karena itu, East Ventures memahami bahwa mereka membutuhkan waktu untuk mencapai EBITDA positif.

Fokus utama sejak awal haruslah membangun produk yang kuat yang memecahkan pernyataan masalah yang cukup besar, sehingga pasar akan membayar 'obat penghilang rasa sakit' tersebut.

Bagian dari proses membangun produk yang kuat adalah meyakinkan pelanggan untuk menggunakan produknya, memanfaatkan teknologi untuk mengubah model bisnis tradisional, dan mencapai kesesuaian pasar produk.

Baca Juga: CarbonEthics Dapat Pendanaan Awal Sebesar Rp32 Miliar, Bakal Libatkan Banyak Pakar

Setelah mencapai kesesuaian pasar produk, perusahaan rintisan tahap awal harus fokus membangun model bisnis yang berkelanjutan, dengan unit ekonomi yang positif. Ini berarti setiap produk atau layanan menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutupi biaya variabelnya, tanpa terlalu bergantung pada diskon atau subsidi.

Fokus pada kemauan pelanggan untuk membayar dengan harga yang wajar ini memvalidasi permintaan pasar dan proposisi nilai yang kuat. Intinya, membangun fondasi pada unit ekonomi yang berkelanjutan sangat penting untuk kesuksesan jangka panjang.

Strategi EV jelas yakni menyediakan landasan yang dibutuhkan perusahaan rintisan tahap awal untuk mencapai kesesuaian pasar produk sekaligus menuntut rencana yang jelas untuk mencapai unit ekonomi yang positif.

Baca Juga: 20 Startup Dapat Dana Hibah, Erick Thohir Sebut untuk Mengatasi Tech Winter

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Lifestyle16 Oktober 2024, 16:32 WIB

New Balance Two Wxy v5: Sepatu Basket Berteknologi Fuel Cell dan Fresh Foam

Sepatu ini ditawarkan dalam dua model yakni Bullseye dan Ultra Pink 2.
New Balance Two Wxy v5 varian Bullseye. (Sumber: New Balance)
Lifestyle16 Oktober 2024, 15:31 WIB

Casio G-SHOCK Luncurkan 3 Jam Tangan yang Menggunakan Bahan Cordura

Jam Tangan Inovatif Menetapkan Standar Baru untuk Ketahanan dan Keberlanjutan.
Tiga jam tangan G-SHOCK yang menggunakan bahan Cordura Eco Fabric. (Sumber: Casio)
Lifestyle16 Oktober 2024, 15:09 WIB

Sepatu Adidas Rivalry Low x Demon Slayer akan Dijual Awal November 2024

Koleksi tahun ini mencakup Flame Hashira Kyojuro Rengoku, Sound Hashira Tengen Usui, serta edisi khusus Tanjiro.
Sepatu Adidas edisi kolaborasi dengan anime Demon Slayer. (Sumber: Adidas)
Lifestyle16 Oktober 2024, 14:22 WIB

Casio Hadirkan 2 Seri GMCB2100, Jam Tangan Mewah Full Metal Seharga Rp12 Jutaan

Memperkenalkan Jam Tangan Full-Metal Pertama di Lini 2100.
Casio G-SHOCK GMCB2100D-1A (kiri) dan GMCB2100AD-2A. (Sumber: Casio)
Techno16 Oktober 2024, 11:59 WIB

Spesifikasi dan Harga Headphone Edifier W830NB, Ada Ambient Sound Mode

Headphone Edifier W830NB Over-ear dengan Peredam Kebisingan Aktif.
Headphone Edifier W830NB. (Sumber: Edifier)
Techno16 Oktober 2024, 11:40 WIB

DJI Air 3S: Drone yang Bisa Terbang dalam Kondisi Minim Cahaya

DJI Air 3S baru menangkap lanskap, potret, dan lainnya dengan detail yang tajam, baik siang maupun malam.
DJI Air 3S memiliki fitur smart return-to-home (R2H) yang berfungsi di malam hari. (Sumber: DJI)
Techno16 Oktober 2024, 11:18 WIB

Sonos Merilis Arc Ultra, Soundbar Baru yang Dilengkapi Sound Motion

Teknologi Sound Motion baru yang memberikan peningkatan besar pada performa audio ini.
Speaker soundbar Sonos Arc Ultra. (Sumber: Sonos)
Techno16 Oktober 2024, 10:33 WIB

Apple Hadirkan iPad Mini yang Diperbarui, Pakai Chip A17 Pro

Apple memperkenalkan iPad mini baru yang canggih yang dibuat untuk Apple Intelligence.
Apple memberikan pembaruan untuk iPad Mini pada sisi performanya. (Sumber: Apple)
Techno15 Oktober 2024, 21:32 WIB

Jete VOLT Didukung dengan GPS Bawaan, Cocok Dipakai di Luar Ruangan

Kamu bisa mendapatkannya di official store JETE atau pembelian melalui website maupun marketplace JETE Official.
Jete VOLT. (Sumber: jete)
Lifestyle15 Oktober 2024, 19:20 WIB

Oreo Punya Kemasan Edisi Spesial Kain Indonesia, Ada Batik dan Tenun!

Kemasan edisi spesial kain Indonesia ini menghadirkan motif Batik Megamendung Cirebon, Tenun Sengkang Bugis, Songket Palembang, dan Tenun Endek Bali.
Oreo kemasan batik dan tenun Indonesia (Sumber: @oreo_indonesia)