Tiga perusahaan rintisan (startup) Indonesia meraih pendanaan hibah sebesar Rp6,8 miliar yang dipimpin oleh Unilever, Kementerian Luar Negeri dan Pembangunan Pemerintah Inggris (UK FCDO), serta Ernst & Young (EY).
"Startup yang terpilih dalam program ini adalah Sugata, Elevarm, dan TeleCTG," demikian disebutkan dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (12/10/2024).
Ketiganya terpilih melalui seleksi yang dilakukan panel TRANSFORM BESTARI (Bersih, Sehat, dan Lestari) Challenge, sebuah program akselerator dampak (impact accelerator) dan diumumkan kala Konferensi Tahunan SDGs dan Festival SDGs di Jakarta, belum lama ini.
Mereka terpilih dari 137 partisipan yang menawarkan solusi inovatif untuk melindungi lingkungan, memulihkan alam, serta menyediakan akses layanan kesehatan melalui digitalisasi.
Baik Sugata, Elevarm, dan TeleCTG, telah melewati proses seleksi yang meliputi penyusunan concept note dan proposal model bisnis, menyertakan target dampak positif yang ingin dicapai. Hingga kemudian dinyatakan sebagai pemenang oleh tim panel.
Baca Juga: Dikira Sampah, Karya Seni Berusia 36 Tahun Nyaris Dibuang
TRANSFORM BESTARI Challenge bekerja sama dengan SDGs Financing Hub (Sekretariat Nasional SDGs), bertujuan untuk mendorong munculnya startup visioner yang mampu memberikan solusi inovatif terhadap permasalahan sosial dan lingkungan.
SDGs Financing Hub berperan penting dalam merekrut dan mengelola proses seleksi para startup yang mendaftar ke program ini sejak akhir Januari 2024.
Baca Juga: Daftar Parfum dengan Aroma Makanan dan Minuman
Berikut profil singkat tiga perusahaan peraih dana hibah tersebut:
Sugata atau yang memiliki nama perusahaan PT Kudeungoe Sugata merupakan bagian dari startup Koltiva.
Mereka mendukung pengembangan rantai pasokan yang berkelanjutan, terlacak, dan bertanggung jawab untuk biji kakao fermentasi. Praktik bisnis yang demikian dapat menguntungkan petani, konsumen, dan lingkungan.
Melalui dukungan dari TRANSFORM, Sugata akan lebih mendorong praktik inklusivitas dengan melibatkan lebih banyak perempuan dan pemuda dalam proses produksi, pemasaran, peningkatan efisiensi sumber daya, serta pengurangan emisi karbon.
Elevarm dikenal sebagai inovator Vermikompos, yang mengubah kotoran sapi menjadi penguat tanah kaya nutrisi. Inisiatif ini dapat mendorong ekonomi sirkular melalui daur ulang limbah peternakan.
Praktik tersebut bertujuan untuk merevitalisasi kondisi tanah, guna meningkatkan produktivitas lahan dan secara signifikan berkontribusi terhadap pertanian berkelanjutan.
Dengan dukungan TRANSFORM, Elevarm berencana meningkatkan efektivitas proses produksi dan memperluas distribusi produk ke pasar baru. Selain itu, Elevarm akan mengembangkan program pemberdayaan peternak sapi, berpartisipasi dalam inisiatif pengelolaan limbah peternakan mereka, untuk memastikan pasokan bahan baku yang konsisten.
TeleCTG adalah perusahaan teknologi milik Indonesia dan bertujuan merevolusi layanan kesehatan, dengan teknologi berbasis telemedisin untuk para ibu, di daerah perkotaan maupun pedesaan Indonesia.
Proyek TRANSFORM mereka akan dilakukan di enam Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Bertujuan meningkatkan deteksi dini faktor risiko serta meningkatkan kolaborasi antara pusat kesehatan dan rumah sakit rujukan.
Baca Juga: Perangkat Baru Dyson Diperkuat Machine Learning, dengan Warna yang Terinspirasi Stroberi
Baca Juga: iSeller AI, Dorong UMKM Gunakan Kecerdasan Buatan Ala Microsoft dan OpenAI
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Republik Indonesia, Vivi Yulaswati, mengaku senang melihat bagaimana SDGs Financing Hub memiliki peran penting dalam memperkuat ekosistem investasi berkelanjutan. Di antaranya, dengan melakukan kurasi dan pengembangan pipeline proyek berdampak untuk pencapaian SDGs di Indonesia
Menurut dia, TRANSFORM menjadi mitra strategis dalam upaya mengatasi tantangan lingkungan, meningkatkan akses masyarakat pada layanan kesehatan berkualitas, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
"Agenda 2030, dengan 17 pembangunan berkelanjutan menjadi jalan untuk masa depan yang lebih sejahtera, adil dan berkelanjutan," jelas Vivi yang juga merupakan Ketua Tim Pelaksana Nasional SDGs ini.
Baca Juga: Jin BTS Jadi Duta Merek Laneige
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste, Dominic Jermey, menyebut pendanaan katalis seperti yang diberikan Pemerintah Inggris melalui TRANSFORM, dapat membantu perusahaan rintisan yang berada pada tahap awal dalam berinovasi mengatasi hambatan mengembangkan bisnis.
Tujuan Pemerintah Inggris adalah menemukan solusi inovatif yang berdampak positif bagi tantangan global, dan meningkatkan potensi untuk berkembang dan berinvestasi lebih lanjut.
"Dalam rangka merayakan 75 tahun hubungan diplomatik Inggris-Indonesia, kami berharap dapat memperdalam kemitraan di berbagai bidang, termasuk di sektor kesehatan dan pertanian. Ini demi kepentingan masyarakat dan planet kita, sembari membawa kemakmuran dan perdamaian yang berkelanjutan," tuturnya.