Techverse.asia - Kitabisa merambah industri asuransi dengan membawa nama PT Asuransi Jiwa Syariah Kitabisa (Asuransi Kitabisa). Ini setelah Kitabisa mengakuisisi PT Asuransi Jiwa Amanah Githa pada awal tahun ini dan sekarang telah berganti nama menjadi Asuransi Kitabisa.
Asuransi tersebut hadir sebagai pionir guna mengembalikan fungsi asuransi ke akarnya, yaitu sebagai praktik tolong-menolong dan saling menjaga antar sesama anggota.
Direktur Utama Asuransi Kitabisa Bryan Silfanus mengatakan, praktik asuransi pada dasarnya ialah sekelompok orang yang saling menjaga saat terjadi suatu musibah, yang sejalan dengan konsep gotong royong yang selama ini difasilitasi oleh platform Kitabisa.
Baca Juga: Asuransi Amanah Githa Ganti Nama, Ada 'Kitabisa' di Belakangnya
"Asuransi Kitabisa membawa pendekatan anyar di industri asuransi dengan menekankan semangat tolong-menolong. Termasuk, memberikan edukasi bahwa asuransi enggak hanya tentang risiko finansial, tapi juga mengenai membangun komunitas yang saling membantu serta berbagi beban bersama," ujarnya.
Mulanya, Asuransi Kitabisa adalah program tolong-menolong antar donatur Kitabisa dengan nama SalingJaga pada 2019 lalu. Selama perjalanannya, Kitabisa sebagai platform yang sudah menjadi jembatan kebaikan dan wadah tolong-menolong digital bagi masyarakat Indonesia.
Lebih lanjut ia menyatakan, Asuransi Kitabisa memperoleh dukungan yang kuat dari ekosistem Kitabisa yang mempunyai pengalaman lebih dari satu dekade dalam menghubungkan semangat tolong-menolong digital masyarakat di Tanah Air.
"Dengan dukungan ekosistem Grup Kitabisa, kami berkomitmen untuk menyediakan lebih banyak opsi perlindungan berbasis tolong-menolong. Peran kami menjaga amanah anggota, dengan memastikan dana mereka dikelola secara transparan," ungkap dia.
Baca Juga: Peneliti Bilang Sistem Ekonomi Restoratif Cocok untuk Diterapkan di Indonesia
Asuransi Kitabisa hadir guna menjawab tantangan dan menjawab peluang industri asuransi di Indonesia yang memerlukan beragam strategi pendalaman pasar. Menurut laporan ASEAN Insurance Surveillance Report 2022 menunjukkan bahwa pemanfaatan layanan asuransi dalam negeri masih ada di level 1,4 persen.
"Posisi ini berada di bawah Singapura dengan 12,5 persen, Thailand dengan 4,6 persen, dan Malaysia dengan 3,8 persen," ujarnya.
Seiring dengan pemanfaatan layanan asuransi yang masih rendah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat densitas asuransi di Indonesia ada di level Rp1,882 juta pada akhir 2022. OJK menargetkan densitas asuransi mampu tembus hingga Rp2,4 juta pada 2027 mendatang.
"Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia menyimpan potensi yang amat besar untuk mengembangkan keuangan syariah. Produk asuransi syariah juga terus meningkat sejak diperkenalkan," katanya.
Baca Juga: Hati-Hati Penipuan Menggunakan Sosok Deepfake di Aplikasi Kencan
OJK juga melaporkan aset asuransi jiwa syariah berkontribusi sebesar 5,6 persen terhadap total asuransi secara umum dua tahun lalu. Sedangkan, asuransi umum syariah punya pangsa pasar sebesar 3,7 persen. Selain itu, porsi kontribusi dari penjualan asuransi jiwa syariah mencapai 11,8 persen.
"Posisi tersebut naik secara signifikan dari 5,8 persen lima tahun sebelumnya," imbuhnya.
Adapun potensi besar keuangan syariah di Indonesia mendorong Asuransi Kitabisa untuk turut serta berkontribusi dan berinovasi dalam menyediakan layanan yang sesuai dengan prinsip syariah. Meski begitu, Asuransi Kitabisa tak cuma fokus pada pertumbuhan, namun juga pada tata kelola yang baik, transparan, dan nilai-nilai syariah.
Baca Juga: Upaya Shopee Mendukung Perkembangan Merek Lokal Asli Indonesia
"Kami memastikan dana bersama anggota akan dikelola secara amanah. Asuransi Kitabisa memanfaatkan teknologi digital guna memberikan akses yang cepat dan mudah serta transparansi dalam setiap tahapannya," katanya.
Produk Asuransi Kitabisa diklaim dijalankan sesuai prinsip syariah dan dimulai dari produk asuransi jiwa syariah murni dengan nama SalingJaga Keluarga. Perlindungan ini tersedia dengan pilihan santunan hingga Rp2 miliar.
"Tidak hanya memberi santunan, kami juga menyediakan layanan pengurusan jenazah hingga bantuan perencanaan keuangan untuk anggota yang ditinggalkan. Dalam sembilan bulan berjalan, lebih dari 20 ribu anggota telah bergabung," kata dia.
Baca Juga: 6 Bulan Fitur Women Passengers Preferred Diluncurkan, Pengemudi Perempuan di Grab Bertambah 26%