Techverse.asia - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menjadi salah satu pusat industri teknologi dan inovasi berbasis digital. Status ini sepertinya tidak berlebihan jika melihat bagaimana dinamika perkembangan dan pertumbuhan ekosistem teknologi dan inovasi di daerah ini.
DIY telah memiliki hampir semua komponen yang dibutuhkan untuk mendukung terbentuknya ‘Silicon Valley’, yaitu perguruan tinggi, pelaku industri, komunitas, regulasi pemerintah yang mendukung, dan yang terpenting sumber daya manusia dengan potensi luar biasa.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir saja, baik sebelum dan setelah pandemi Covid-19, ekosistem industri digital di DIY mengalami perkembangan yang sangat dinamis. Sebelum pandemi, dapat dikatakan Jogja menjadi rumah yang nyaman bagi pelaku industri digital, mulai dari level startup hingga unicorn.
Setelah pandemi berangsur pulih, situasinya menjadi berbeda manakala perusahaan maupun lembaga pemerintahan ikut meramaikan dengan program transformasi digitalnya. Jogja Tech Salary Guide 2022 adalah inisiatif Hacklab Rocks bersama para pelaku usaha berbasis teknologi digital yang cukup berpengaruh di Yogyakarta.
Baca Juga: Pimpin Pasar o2o: Mitra Bukalapak Perluas Dampak bagi UMKM di Seluruh Indonesia
Kajian ini bertujuan untuk melihat gambaran umum besaran gaji dan benefit yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya. Tidak hanya itu, Jogja Tech Salary Guide 2022 juga coba menangkap tren perusahaan dalam memperlakukan talenta digital, utamanya dengan perubahan kultur dan behavior yang diakibatkan pandemi Covid-19.
Data dan informasi yang tersaji di dalam laporan ini adalah intisari hasil wawancara dan analisis data terhadap 17 perusahaan teknologi digital yang terlibat sebagai responden. Dan juga didukung oleh survey kepada talenta digital di kota Jogja sebagai sumber data sekunder untuk mendapatkan hasil kajian yang lebih lengkap.
Sudah menjadi hal mutlak bagi perusahaan yang ingin berkembang untuk selalu berpedoman pada data dan informasi yang dapat dipercaya. Jogja Tech Salary Guide 2022 ini diharapkan dapat memberikan data dan insight yang dibutuhkan perusahaan teknologi digital dalam mengambil keputusan strategis di masa depan.
Chief Operating Officer Hacklab Rocks, Saga Iqranegara menyampaikan bahwa selain melakukan wawancara kepada 17 perusahaan teknologi itu. Pihaknya juga menyurvei sebanyak 1.182 pegawai startup dengan posisi jabatan yang berbeda-beda.
"Kami melakukan survei terhadap lebih dari 150 variasi posisi atau jabatan dalam kajian tersebut. Dan hasil surveinya menunjukkan range gajinya beragam," paparnya dalam konferensi pers di Yogyakarta pada Jumat (28/10/2022).
Meski begitu, dari hasil survei menunjukkan bahwa tidak ada karyawan perusahaan startup yang mendapat gaji tidak layak atau di bawah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). Bahkan, sebagian besar talenta di perusahaan teknologi mendapatkan gaji sama atau di atas Rp3 juta.
"Cuma beberapa posisi saja yang mendapatkan gajinya ada di bawah Rp3 juta," ujarnya.
Baca Juga: Lima Tahun Beroperasi, Shipper Konsisten dengan Strategi Inovasi Logistik dan Pergudangan Digital
Ia menyebutkan posisi yang mendapat gaji itu antara lain junior SEO Specialist dan Marketing Communication. Namun demikian, di posisi yang sama tapi beda perusahaan, justru ada yang mendapat gaji di atas UMR lebih tinggi.
"Misalnya di perusahaan A gaji untuk posisi SEO Specialist gajinya Rp2,2 jutaan, tapi di perusahaan B bisa digaji Rp4 juta lebih. Begitu juga sebaliknay dengan posisi Marketing Communication," jelasnya.
Lebih lanjut, untuk gaji tertinggi dipegang oleh senior system analyst. Dikatakan, di posisi ini bahkan ada yang dapat gaji sampai Rp12,5 juta per bulan.
"Ada yang lebih tinggi lagi bayarannya dari itu, posisinya adalah business development bisa mencapai Rp16 juta per bulan," katanya.
Menurutnya, ini menunjukkan bahwa startup-startup di DIY sudah cukup memperhatikan kesejahteraan pekerja atau talentanya. Meski jika dibandingkan dengan kota-kota besar lain seperti Jakarta atau Bandung masih relatif lebih rendah.
"Tapi kalau kita bandingkan dengan industri lain di Yogyakarta, penggajian pekerja di perusahaan teknologi sudah lebih baik. Karena masih ada industri lain yang bahkan gajinya tidak sesuai standar UMK," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Peneliti Jogja Tech Salary Guide 2022, Rezki Wulan Ramadhanty mengatakan, selain tingkat gaji yang cukup baik, perusahaan-perusahaan digital di Yogyakarta juga memberikan benefit lain di luar gaji. Misalnya, 100 persen perusahaan yang disurvei telah memberikan benefit berupa cuti melahirkan dan skema asuransi kesehatan berupa BPJS.
Selain itu, 93,3 persen perusahaan memberikan benefit berupa peningkatan skill melalui berbagai jenis pelatihan. Lebih lanjut, 86,7 persen perusahaan juga memberikan benefit berupa cuti hamil, kegiatan atau acara sosial, serta peluang pengembangan karier.
"Dan ada 73,3 persen perusahaan yang memberikan fleksibilitas waktu kerja, karena selama pandemi ini kan tren WFH atau WFA cukup tinggi," ujarnya.