Techverse.asia - Startup Inspirasien sukses mendapat peringkat pertama dalam program Health Innovation Sprint Accelerator (HISA) 2024 yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Penyematan predikat inovasi teknologi kesehatan terbaik dalam HISA 2024 tersebut diberikan pada awal November ini di Jakarta.
Pendiri Inspirasien Astriani Dwi Aryaningtyas menyampaikan bahwa niat awalnya untuk mengikuti program HISA 2024 itu lebih berorientasi pada pembelajaran dan pengembangan, tanpa adanya tekanan untuk bisa menang.
Baca Juga: AC Ventures dan PwC Indonesia Luncurkan Panduan Keamanan Siber
Inspirasien telah berinisiatif untuk mengikuti HISA 2024 lantaran dia merasa bahwa ini merupakan momen yang tepat bagi startup health-tech tersebut untuk mencoba ikut berkompetisi.
"Tujuan kami adalah fokus pada pengembangan layanan pendampingan pasien serta aktivitas sosial, bukan untuk mengejar kemenangan," katanya.
Adapun program HISA 2024 berlangsung hampir selama lima bulan yang memberikan pengalaman baru baginya. Mulai dari tahap awal pendaftaran sampai serangkaian kegiatan seperti pitching battle dan kompetisi lainnya, ia mengaku perjalanan timnya sangat santai dan mengalir begitu saja.
Baca Juga: Inspirasien Masuk ke 10 Besar Kompetisi HK Tech 300 Asia Tenggara
"Saat mengetahui kami menang, ini seperti pembuktian yang masif bahwa layanan kami di Inspirasien tervalidasi. Tentunya kami merasa sangat bangga, juga membuktikan bahwa apa yang kami bangun betul-betul mendapat apresiasi dan relevan (bagi masyarakat)," ujarnya.
Meski begitu, dia sadar bahwa perjalanan mereka masih panjang. Walau penghargaan tersebut memberikan validasi lebih awal, tapi masih ada proses formal yang harus dilalui, khusunya melewati tahap regulatory sandbox dari Kemenkes Indonesia.
"Regulatory sandbox merupakan langkah awal untuk layanan kami agar bisa memperoleh pengawasan, pembinaan, dan pengakuan di fase demand test. Ini merupakan pintu utama bagi layanan digital healthcare untuk bisa masuk ke ekosistem Kemenkes," terangnya.
Baca Juga: Lanskap Layanan Kesehatan di Indonesia Mulai Membaik, Dukung Iklim Investasi Healthtech
Awalnya, Astri mendirikan Inspirasien pada 2020 lalu, terinspirasi dari perjalanan pribadinya sebagai penyintas kanker tiroid sejak 2011.
Kala itu, sambungnya, minimnya layanan pendampingan pasien mendorongnya untuk membentuk komunitas bernama Pita Tosca sebagai wadah untuk semua orang yang sedang berjuang atau peduli dengan tiroid, yang kini telah memiliki lebih dari 7.000 anggota di seluruh Indonesia.
"Pita Tosca menjadi langkah awal. Namun, saya menyadari bahwa pendampingan pasien tidak cukup hanya melalui komunitas. Maka lahirlah Inspirasien," katanya.
Dalam pelayanannya, Inspirasien menawarkan tiga layanan utama yang mendukung kesehatan pasien. Yang pertama, Pendampingan Pasien (Patient Advocacy Service) untuk menyediakan pendampingan untuk penyakit fisik dan mental mulai dari tahap pradiagnosis hingga rehabilitasi.
Baca Juga: Alodokter x Kementerian Kesehatan: Upayakan Layanan Kesehatan yang Mudah dan Murah
Yang kedua, Edukasi Kesehatan. Dalam layanan ini, Inspirasien mengedukasi masyarakat umum agar lebih memahami hak dan kesehatan mereka melalui pendekatan kolaboratif. Yang ketiga, Program Rujukan dimana Inspirasien menghubungkan pasien dengan berbagai penyedia layanan kesehatan, seperti rumah sakit, laboratorium, dan apotek.
Astri menyampaikan bahwa salah satu tantangan terbesar Inspirasian adalah membangun regulasi yang jelas terkait pendampingan pasien di Indonesia. Selain itu, Inspirasien terus mengikuti perkembangan teknologi, termasuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung inovasi mereka.
Bahkan hingga kini, konsep pendampingan pasien ini kerap disamakan dengan kerja sosial atau relawan. "Maka dari itu, kami ingin mendobrak stigma ini dan menjadikan pendampingan pasien sebagai layanan profesional yang diakui secara regulasi," tambah dia.
Baca Juga: Halodoc Raih Pendanaan Seri D dari Astra Internasional, Jumlahnya Tembus Rp1,50 Triliun