Techverse.asia - Xerpihan adalah perusahaan rintisan (startup) teknologi bahasa yang berbasis di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terus berupaya guna memantapkan posisinya sebagai inovator dalam bidang Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Baca Juga: Bahana Artha Vetura Beri Pinjaman Debt untuk GandengTangan, Dorong Transformasi Digital UMKM
Xerpihan punya visi untuk memberdayakan organisasi dan individu, yang menawarkan solusi berbasis teknologi guna menjawab kebutuhan di era digital kekinian.
Startup ini didirikan pada 2020 silam, yang memulai perjalanan mereka dengan layanan bahasa profesional mencakup transkripsi, penerjemahan, pembuatan subtitle, dan proofreading.
Tapi seiring berjalannya waktu, Xerpihan berkembang menjadi startup penyedia solusi berbasis kecerdasan buatan dengan merilis aplikasi seperti NOOT, aplikasi notulensi otomatis, dan 420S platform pembelajaran daring yang berbasis komunitas.
Baca Juga: Goodnotes 6 Ditenagai AI: Mengubah Tulisan Tangan Jadi Catatan Digital
Hingga kini Xerpihan sudah menarik lebih dari enam ribu pengguna aktif yang mana sebagian besar berasal dari kalangan karyawan, korporasi, sampai akademisi. Seperti aplikasi NOOT, misalnya, yang jadi opsi utama asesor yang kerap melakukan wawancara, termasuk dengan Kementerian Agraria Tata Ruang (ATR) atau Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Sedangkan untuk 420S memang dibuat secara khusus buat mendukung pemiliki bisnis lewat pembelajaran bertenaga kecerdasan buatan yang efisien dan cepat. Platform ini juga memungkinkan pembuatan video pembelajaran serta kuis hanya dalam hitungan detik, hingga mendukung interaksi langsung dengan asisten AI.
Tak berhenti di situ, 420S hadir dengan fitur komunitas guna mendukung diskusi dan kolaboasi antara pengguna, sehingga menciptakan pengalaman belajar yang lebih mendalam.
Baca Juga: Hasil Kajian Hacklab Jogja Tech Salary Guide 2022: Gaji Paling Tinggi Rp16 Juta
"Kami percaya bahwa teknologi bahasa dan AI mampu menjadi katalisator dalam aspek transformasi digital, khususnya di Indonesia yang sedang berusaha mengejar ketertinggalan digitalisasi," ujar Founder dan CEO Xerpihan Yasa Agung Nugroho melalui siaran persnya kami sadur, Rabu (8/1/2025).
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pada tahun lalu, Xerpihan sukses menggondol penghargaan Learning and Development Champion di ajang Alibaba Cloud Global Partner Champion Awards.
Perusahaan rintisa tersebut juga menjadi bagian dari program akselerator global seperti Google for Startups AI dan Microsoft for Startup Level 3, yang memberikannya akses kepada sumber daya serta jaringan kelas dunia.
Baca Juga: Alibaba Kembali Suntikan Dana Ke Lazada Group, Kali Ini Rp5,2 Triliun?
Walaupun Xerpihan sampai saat ini masih beroperasi secara bootstrap, namun mereka memiliki rencana yang ambisius pada tahun baru ini. Fokus utama dari Xerpihan yakni memperkuat aplikasi di bidang pembelajaran, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja.
Tujuannya adalah menjadi platform utama pembelajaran pascasekolah yang bisa membantu mengurangi angka turnover dalam beragam tipe bisnis. Xerpihan juga ingin meciptakan lingkungan kerja yang lebih berkelanjutan lewat solusi tekologi yang mereka punya.
"Startup kecerdasan buatan lokal yang ada di sini banyak menemui kendala dalam menemukan product market fit di pasar dalam negeri, yang masih dalam fase awal mengadopsi kecerdasan buatan. Tak hanya itu saja, masalah pendanaan juga jadi kendala, mengingat investor lokal lebih memilih berinvestasi ke startup yang sudah profit," kata dia.
Kendati begitu, dia tetap optimistis bahwa teknologi dan visi Xerpihan bisa menghasilkan dampak yang signifikan. Dengan inovasi yang terus dikembangkan, startup ini pun berharap bisa menjadi pelopor solusi teknologi kecerdasan buatan yang relevan serta adaptif mengenai kebutuhan lokal Indonesia.
Baca Juga: Produk Dilirik Lewat Tulisan Konten Menarik, Ini 3 Tips Buat Konten Asik untuk Platform Mobile