Techverse.asia - Perusahaan rintisan alias startup diharapkan akan lebih mudah mendapatkan pendanaan di tahun mendatang setelah tahun 2024 yang sulit dengan meningkatnya biaya, minat investor yang rendah, dan perkembangan geopolitik yang menghambat pertumbuhan mereka.
Pelaku industri mengatakan kepada media The Straits Times bahwa lanskap pendanaan lokal akan membaik pada 2025, yang didorong oleh penurunan suku bunga yang diharapkan dan lebih banyak investasi yang menargetkan Asia Tenggara.
Startup yang dapat menunjukkan pertumbuhan berkelanjutan akan memiliki keunggulan kompetitif, mengingat investor pada umumnya menjadi lebih berhati-hati dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Skor Technologies Dapat Pendanaan Pre-Series A, Atasi Masalah Kredit Konsumen di Indonesia
"Investor memprioritaskan perusahaan dengan fundamental yang kuat, unit ekonomi yang jelas, dan daya tarik pasar yang terbukti - ini berarti bahwa perusahaan rintisan harus menunjukkan jalur yang jelas menuju profitabilitas dan pertumbuhan berkelanjutan untuk mendapatkan pendanaan," jelas Chua Kee Lock sebagai Kepala Eksekutif Vertex Holdings kami lansir pada Selasa (14/1/2025).
Hal ini terjadi setelah tech winter pendanaan yang panjang yang telah mencengkeram ekosistem perusahaan rintisan global sejak tahun 2021, karena suku bunga yang terus tinggi dan ketidakpastian geopolitik, akibat berbagai peristiwa seperti perang Rusia-Ukraina, mendorong investor beralih ke aset yang lebih aman.
Chua mengatakan bahwa wilayah Asia Tenggara dan khususnya Singapura akan terus menarik pendanaan modal ventura yang signifikan pada tahun ini meskipun menghadapi tantangan global ini.
Menurutnya, fundamental Singapura yang kuat dan dukungan pemerintah yang proaktif memposisikannya sebagai pusat perusahaan rintisan terkemuka di kawasan tersebut.
Baca Juga: Tech Winter Juga Melanda Indonesia, eFishery PHK Karyawan
Terpisah, salah satu pendiri dan mitra pengelola di East Ventures, Willson Cuaca menyatakan bahwa pendanaan akan terus berlanjut pada 2025, tetapi uangnya akan 'semakin pintar'.
"Keberhasilan dalam mendapatkan pendanaan bukanlah tentang mengejar dan membabi buta menggunakan kata kunci terbaru seperti kecerdasan buatan (AI) dalam perusahaan rintisan. Yang benar-benar penting adalah mengatasi pernyataan masalah yang nyata dan berdampak serta pasar yang dapat dituju," katanya.
Perusahaan rintisan komunikasi cloud seperti Toku adalah salah satu perusahaan yang telah mengalami perubahan dalam lanskap pendanaan. Toku telah berhasil mengamankan pendanaan dalam beberapa tahun terakhir – sekitar US$5 juta per putaran pendanaan – tetapi CEO Toku Thomas Laboulle mengatakan bahwa ekspektasi investor telah berubah.
Baca Juga: Portofolio East Ventures Melampaui Ekonomi Digital Asia Tenggara
"Tantangannya bukanlah bagaimana cara menarik perhatian investor; tetapi mengubah pola pikir dan ekspektasi mereka – sebagian besar fokus untuk mendukung portofolio yang sudah ada dan memberlakukan batasan yang lebih ketat pada penempatan modal baru," ungkapnya.
Cuaca memaparkan, ada 'resep rahasia' bagi para pendiri startup untuk tahunini terletak pada pembangunan fondasi bisnis yang kuat. Pasalnya, investor akan lebih memperhatikan perusahaan dengan potensi jangka panjang daripada perusahaan yang hanya fokus pada tren jangka pendek.
"Para pendiri startup yang tetap membumi dan memberikan nilai akan selalu menonjol, bahkan di masa yang tidak menentu," tambah dia.
Menurut Cuaca, Indonesia terus memposisikan dirinya sebagai pasar konsumen utama, yang menawarkan banyak peluang bagi para pengusaha untuk mengembangkan produk yang inovatif dan bernilai.
Baca Juga: Hadapi Tech Winter, Digiasia Bios Menawarkan Solusi EFaaS untuk Startup
Namun demikian, ada kebutuhan untuk memperdalam digitalisasi di lebih banyak sektor, termasuk manufaktur, untuk menginspirasi para pengusaha agar menciptakan produk yang lebih bernilai dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat memicu efek berganda di berbagai industri, menciptakan lapangan kerja, dan merevitalisasi aktivitas ekonomi.
"Sektor manufaktur perlu didorong lebih besar agar kita dapat mengembangkan merek lokal baru. Mengapa ini penting? Karena kita sudah memiliki e-commerce yang kuat sebagai saluran distribusi dan penyedia pendanaan yang tangguh, sehingga memudahkan wirausahawan muda untuk meraih kesuksesan," ujarnya.