Techverse.asia - Startup agritech Elevarm yang bergerak di sektor pertanian dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan petani hortikultura, memperoleh pendanaan pre-series A senilai Rp70 miliar atau setara dengan US$4,25 juta.
Putaran pendanaan kali ini dipimpin oleh Intudo Ventures bersama dengan dua modal ventura sebelumnya Insignia Ventures Partners dan 500 Global.
Baca Juga: LLV x MEDRiNG: Fasilitas Medis yang Hadirkan Dokter dari Jepang ke Indonesia
Sebelumnya, Elevarm telah mendapat pendanaan pra-awal kurang lebih US$1,39 juta tiga tahun lalu dari Insignia Ventures Partners. Lantas pada tahun lalu, startup ini juga telah mendapat pendanaan awal sebanyak dua kali, yang juga berasal dari 500 Global serta Insiginia Ventures Partners.
CEO eFishery Gibran Huzaifah pun ikut dalam putaran pendaaan tersebut dan tambahan pendanaan awal sebesar US$1 juta dari Amartha, Rabo Foundation, hingga Scala. Dengan pendanaan pre-series A yang mereka dapatkan tersebut, rencananya uang itu akan dipakai untuk membangun alat berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
"Pendanaan ini akan kami pakai untuk meningkatkan produktivitas petani hortikultura skala mikro, memperluas varietas benih, dan mengembangkan produk agri-input terbaru yang bisa memperbaiki kesehatan tanah, mendukung keanekragaman hayati, hingga meningkatkan ketahanan tanaman," terang Chief Executive Officer (CEO) Elevarm Bayu Syerli dalam keterangan resminya kami lansir, Kamis (13/3/2025).
Baca Juga: Chickin Memperoleh Pendanaan Seri A+ Sebesar Rp315 Miliar
Bayu Syerli menerangkan, akses kepada bibit dan pupuk dengan kualitas tinggi telah menjadi tantangan utama selama ini bagi para petani hortikultura skala kecil. Alhasil menghambat kemampuan mereka dalam mengoptimalkan hasil panen dan mencapai panen yang menguntungkan.
"Kami berupaya untuk menghilangkan kendala tersebut dengan menyediakan input pertanian penting berkualitas tinggi yang mudah diakses, sehingga akan meningkatkan produktivitas dan meningkatkan mata pencaharian mereka," ujarnya.
Dengan solusi hortikultura yang dibantu teknologi, lanjutnya, Elevarm mengklaim telah mendukung ribuan petani kecil di Tanah AIr guna meningkatkan hasil panen lewat kolaborasi serta pendekatan yang menguntungkan bagi semua pihak.
Baca Juga: Pemerintah Dorong Startup Aquatech dan Agritech Terapkan AI untuk Bisnis
"Elevarm berterima kasih kepada dukungan para investor yang percaya dengan misi kami dalam mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan di industri hortikultura Indonesia," paparnya.
Pendanaan tersebut juga bakal dialokasikan untuk mengembangkan input pertanian anyar lewat NextBio - divisi penelitian dan pengembangan - yang fokusnya akan pada pupuk berbasis bio dan solusi pengendalian hama guna meningkatkan kualitas tanah hingga menguatkan ketahanan tanaman.
Benih Elevarm yang diproduksi di rumah kaca berteknologi tinggi, yang akan memungkinkan tanaman hortikulturan jadi lebih kuat, sehat, dan menghasilkan panen yang lebih konsisten.
Di samping itu, lewat standar operasional budidaya berskala besar yang dikembangkan, Elevarm menangani seluruh proses pertanian mulai dari persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama, sampai masanya panen.
Aplikasi Elevarm yang ditenagai dengan kecerdasan buatan akan memberikan wawasan secara real-time serta rekomendasi yang bebrasis data kepada tim yang ada di lapangan, sehingga memungkinkan penerapan teknik budidaya yang lebih presisi.
"Hal itu seperti manajemen hama terpadu, strategi menanam yang optimal, dan sistem irigasi yang efisien," tambahnya.
Pendekatan tersebut tak cuma meningkatkan hasil panen saja, namun juga mengurangi dampak lingkungan, dengan catatan penurunan emisi gas rumah kaca sampai 706tCO2e dan peningkatan kesehatan tanah.
Hingga kini, Elevarm mengklaim mendukung sebanyak 15 ribu petani di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka juga telah menjalin kemitraan dengan lebih dari 30 lembaga seperti Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM, Bank BJB, dan sejumlah perguruan tinggi negeri.
Baca Juga: Klinik Pintar Perluas Jangkauan Jaringan dengan Pendanaan Seri A1