Thinking Machine Labs Incar Pendanaan Awal Senilai Rp33 Triliun Lebih

Rahmat Jiwandono
Selasa 15 April 2025, 18:33 WIB
Thinking Machines Lab. (Sumber: istimewa)

Thinking Machines Lab. (Sumber: istimewa)

Techverse.asia - Thinking Machines Lab, perusahaan rintisan di bidang kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) baru dari mantan Chief Technology Officer (CTO) OpenAI Mira Murati, kini dilaporkan sedang berupaya untuk menutup salah satu putaran pendanaan awal terbesar dalam sejarah.

Baca Juga: Mira Murati Resign dari OpenAI

Dilansir dari Business Insider pada Selasa (15/4/2025) bahwa Thinking Machines Lab telah menggandakan target untuk putaran pendanaan awal menjadi US$2 miliar atau setara dengan Rp33,634 triliun.

Putaran pendanaan itu, jika ditutup sesuai rencana, maka akan memberi nilai perusahaan setidaknya mencapai angka US$10 miliar atau sekitar Rp168,17 triliun, menurut laporan Business Insider.

Namun, valuasi baru yang diminta Mira Murati tersebut belum jelas. Putaran pendanaan ini pun dikabarkan masih berlangsung, dan rinciannya bisa saja berubah.

Baca Juga: Siapa Mira Murati? CTO OpenAI yang Gantikan Sam Altman Sebagai CEO Sementara

Peningkatan jumlah tersebut mencerminkan antusiasme investor yang besar terhadap AI generatif dan fakta bahwa hanya ada sedikit orang yang memiliki keahlian seperti Murati dan tim yang dibentuknya. Melatih model AI dan merekrut serta mempertahankan talenta terbaik juga sangat mahal.

Thinking Machines Lab baru-baru ini muncul dari dunia 'gelap' dan tidak memiliki produk atau pendapatan yang bisa dibicarakan. Apa yang dimilikinya - dan yang mungkin meyakinkan investor untuk mengeluarkan uang tunai - adalah puluhan peneliti kecerdasan buatan yang terkemuka di jajarannya.

Baru-baru ini, Bob McGrew, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala peneliti OpenAI, dan Alec Radford, mantan peneliti OpenAI di balik banyak inovasi yang lebih transformatif di perusahaan tersebut, bergabung dengan Thinking Machines Lab sebagai penasihat.

Tak berhenti di situ, bahkan beberapa mantan rekan kerja Murati lainnya bekerja untuk Thinking Machines Lab, termasuk John Schulman, yang ikut memimpin pembuatan ChatGPT; Jonathan Lachman, sebelumnya kepala proyek khusus di OpenAI; Barret Zoph, salah satu pencipta ChatGPT; dan Alexander Kirillov, yang bekerja erat dengan Murati pada mode suara ChatGPT.

Baca Juga: Fore Coffee Tarik Ratusan Ribu Investor Baru dan Kelebihan Permintaan

Thinking Machines Lab sebelumnya menyatakan bahwa mereka bermaksud untuk membuat sistem kecerdasan buatan yang lebih bisa dipahami secara luas, dapat disesuaikan, dan secara umum mampu daripada yang tersedia saat ini.

Masih menjadi misteri apa sebenarnya yang akan dilakukan Thinking Machines Lab guna membedakan dirinya dalam bidang yang tengah ramai dan memiliki pendanaan yang baik yang tidak hanya mencakup OpenAI tetapi juga Anthropic, xAI milik Elon Musk, dan Gemini milik Google.

Dalam sebuah posting blog awal tahun ini, Murati memposisikan perusahaan rintisannya tersebut sebagai laboratorium penelitian dan produk kecerdasan buatan yang berfokus pada upaya membuat AI lebih mudah diakses.

Baca Juga: Startup xAI Resmi Akuisisi Hotshot: Pembuat Video AI Generatif

"Untuk menjembatani kesenjangan tersebut, kami membangun Thinking Machines Lab untuk membuat sistem AI lebih dipahami secara luas, dapat disesuaikan, dan secara umum mampu," bunyi posting tersebut.

"Kami membangun model di garis depan kemampuan dalam domain seperti sains dan pemrograman. Pada akhirnya, model yang paling canggih akan membuka aplikasi dan manfaat yang paling transformatif, seperti memungkinkan penemuan ilmiah baru dan terobosan teknik," lanjut posting itu.

Keamanan kecerdasan buatan akan menjadi prinsip inti lain dari pekerjaan Thinking Machines Lab. Startup ini menyatakan bahwa mereka berencana untuk berkontribusi pada keamanan dengan mencegah penyalahgunaan model yang dirilisnya.

Bahkan menurut standar pasar AI yang bergejolak saat ini, pendanaan sebesar US$2 miliar untuk startup yang berusia kurang dari satu tahun tanpa produk adalah jumlah yang sangat besar dan hampir pasti akan menempati peringkat sebagai salah satu putaran pendanaan awal terbesar, jika bukan yang terbesar, dalam sejarah.

Baca Juga: Pakar Bilang Kecerdasan Buatan Enggak akan Sepenuhnya Gantikan Manusia

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno25 April 2025, 20:09 WIB

Audio-Techinca Hotaru: Pemutar Piringan Hitam Senilai Ratusan Juta yang Bisa Melayang dan Bersinar

Turntable ini hanya akan diproduksi sebanyak seribu unit.
Turntable Audio-Technica Hotaru bersinar dalam beberapa mode dan palet warna yang berbeda. (Sumber: Audio-Technica)
Techno25 April 2025, 19:41 WIB

Motorola Luncurkan Smartwatch Pertamanya: Moto Watch Fit

Daya tahan baterai selama 16 hari kedengarannya mengesankan.
Motorola Moto Watch Fit. (Sumber: Motorola)
Techno25 April 2025, 19:16 WIB

Rayban x Meta Hadirkan Fitur-fitur Anyar, Terjemahan Langsung dan AI

Konsumen juga dapat memesannya dalam beberapa pilihan warna baru.
Kacamata pintar Rayban Meta.
Techno25 April 2025, 18:37 WIB

Data Dekarbonisasi 2025: Butuh Keseimbangan antara Biaya dan Emisi Karbon

Laporan Seagate terbaru mendesak ekosistem pusat data untuk beralih dari upaya yang terfragmentasi ke pendekatan keberlanjutan terpadu.
Laporan dekarbonisasi data 2025. (Sumber: istimewa)
Techno25 April 2025, 18:06 WIB

Dukung Atlet, TikTok Menjadi Official Platform untuk Tim Indonesia

Kolaborasi ini akan berlaku untuk satu tahun ke depan.
TikTok dukung prestasi atlet nasional Indonesia. (Sumber: istimewa)
Techno25 April 2025, 16:23 WIB

Headphone Nirkabel Px7 S3 dari Bowers & Wilkins, Punya Teknologi ANC Terbaru

Mereka juga menawarkan unit penggerak yang direkayasa ulang dan bentuk yang lebih ramping.
Bowers & Wilkins Px7 S3. (Sumber: Bowers & Wilkins)
Techno25 April 2025, 15:41 WIB

OnePlus 13T Dilansir di China, Cek Spek Lengkap dan Harganya

OnePlus 13T memiliki kapasitas baterai besar.
OnePlus 13T. (Sumber: OnePlus)
Techno25 April 2025, 14:36 WIB

Persaingan AI di China Ketat, Tencent Masih Perangkat Teratas

Xiaomi hingga Lenovo naik daun, JD.com tersandung.
China. (Sumber: istockphoto)
Hobby24 April 2025, 21:13 WIB

Delta Force Mobile Version dan Season Eclipse Vigil Resmi Rilis

Hadiah pra-registrasi baru telah dibuka dan menanti para pemain.
Gim Delta Force Mobile sudah resmi diluncurkan. (Sumber: istimewa)
Startup24 April 2025, 21:01 WIB

Laporan Tracxn: Pendanaan Startup D2C di Asia Tenggara Naik 208% pada 2024

Nominal investasinya sendiri mencapai US$32,5 juta atau setara dengan Rp547,1 miliar.
Ilustrasi pendanaan startup. (Sumber: freepik)