Yoona Terus Rangkul Kesehatan Reproduksi Perempuan, Optimalkan Pendanaan Seri A

pembalut organik, salah satu produk startup wellness Yoona (Sumber : Yoona)

CyberAgent Capital telah memimpin putaran pendanaan seri A untuk perusahaan startup wellness perempuan lokal, Yoona

CyberAgent Capital merupakan perusahaan modal ventura yang sebelumnya turut berperan dalam investasi tahap awal Tokopedia, Coda Payment, KakaoTalk, dan lain-lain.

Sejumlah investor lainnya juga terlibat dalam pendanaan ini, termasuk Amanda Cole dan Metha Trisnawati dari Sayurbox, Ardi Setiadharma dari Prasetia Dwidharma, serta MD Capital.

"Dana putaran awal ini akan dimanfaatkan untuk mendorong Yoona ke posisi yang lebih berpengaruh di industri kesehatan perempuan Indonesia. Yoona akan memberdayakan perempuan, dengan pengetahuan dan dukungan komprehensif dari para investor untuk membentuk lanskap kesehatan perempuan di area ini," demikian dilansir dari Daily Social, yang kami akses Kamis (9/11/2023) itu.

Yoona merupakan startup direct-to-consumer (D2C) yang didirikan oleh Susanna Angraini, Dina Hermawati, Adrianto Hermawi, dan Benny Sutandio, pada 2021. Keempatnya berkomitmen kuat untuk menetapkan standar baru terhadap kesejahteraan perempuan.

Baca Juga: Wow! Ratusan Montir Dapat Pelatihan Penanganan Motor Listrik

Baca Juga: Ada Banyak Fitur Baru di Platform Airbnb

Produk debut Yoona adalah pembalut dan pantyliner organik, yang diklaim terbuat dari material ramah lingkungan dan teknologi untuk menghilangkan bakteri dan jamur. Mereka juga memiliki produk pantyliner. Produk Yoona telah dipasarkan di berbagai lokapasar online dan jaringan outlet fisik Sociolla.

Sejalan dengan pertumbuhan Yoona di sektor D2C, perusahaan mengambil langkah signifikan untuk memperluas jaringan distribusi melalui kemitraan dengan peritel besar. Jaringan distribusi ini dipadukan dengan peluncuran produk barunya untuk mendorong pertumbuhan bisnis Yoona di masa depan.

Co-Founder & CEO Yoona, Susanna Angraini, mengungkap bahwa keberhasilan Yoona dalam menutup putaran awal ini menjadi bukti dedikasi perusahaan, untuk merevolusi bidang kesehatan perempuan dan memberdayakan perempuan di seluruh Indonesia dalam merangkul kesehatan dan kesejahteraan mereka.

Sebuah riset yang dilakukan BBC, mengasumsikan pembalut adalah produk menstruasi yang lebih populer di Asia, dibandingkan dengan alternatif lain seperti tampon atau menstrual cup.

Riset itu juga melihat adanya biaya lingkungan, yang mendapati 95% perempuan di Indonesia menggunakan pembalut yang dapat dibuang.

"Tetapi kebiasaan untuk mencuci pembalut sebelum membuangnya, menyebabkan pemborosan air yang tidak perlu," ungkap riset itu.

Baca Juga: iQOO 12 Series Resmi Rilis di China, Ponsel Gaming dengan Chip Q1

Dalam hitungan ekonomi, di antara perempuan dari 18 negara Asia yang dianalisis BBC, kaum perempuan di Indonesia mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli produk-produk yang berkaitan dengan haid.

Disebutkan, rerata wanita di Indonesia menghabiskan 1,7% dari gaji bulanan mereka untuk produk-produk yang berkaitan dengan menstruasi; sekitar 20% lebih tinggi dari rata-rata perempuan di negara-negara lain yang disurvei.

"Ini berarti perempuan di Indonesia membayar tujuh kali lebih banyak dari perempuan di Singapura dan dua kali lipat dari perempuan Malaysia," kata BBC.

Studi ini melihat harga eceran pembalut wanita, obat pereda nyeri untuk kram perut, dan krim anti jerawat karena menurut para ahli jerawat biasanya muncul selama sekitar satu minggu setiap siklus menstruasi.

Baca Juga: Meta Melarang Penggunaan AI Generatif untuk Iklan Politik

Harga-harga itu disesuaikan dengan menggunakan level daya beli menurut Dana Moneter Internasional (IMF), untuk menyesuaikan perbedaan daya beli di negara-negara tersebut. Harga-harga itu kemudian dibandingkan dengan upah bulanan perempuan rata-rata di negara ini.

Obat pereda nyeri dimasukkan karena rata-rata perempuan mengalami kram pada hari pertama menstruasi, sedangkan krim jerawat dimasukkan karena ahli perawatan kulit mengatakan seorang perempuan mengalami 10 hari kulit 'cenderung rawan berjerawat' karena perubahan hormon per siklus menstruasi.

Selain itu, ada biaya-biaya lain yang terkait dengan kesehatan menstruasi.

Kalau ditotal, dalam hidupnya, rata-rata perempuan di Indonesia mengeluarkan Rp16,9 juta untuk membeli produk-produk yang berkaitan dengan menstruasi.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI