Binar Academy Lakukan Reorganisasi Demi Tingkatkan Profit dan Ekspansi

gedung Binar (Sumber: BINAR)

Startup yang bergerak di education technology (edtech), Binar Academy, belum lama ini mengumumkan raihan pendanaan dari bintang atlet bola basket Jeremy Lin.

Pendanaan tersebut tidak diketahui jumlahnya. Namun bukan hanya berasal dari Jeremy Lin, tetapi juga Blue7, JN Capital & Growth Advisory, Scala Group, DGS, dan MD Capital turut berpartisipasi dalam kucuran investasi untuk Binar.

"Lin berinvestasi lewat JLIN Capital Studio, perusahaan investasi yang menargetkan startup berdampak di Asia dan Amerika. Di Asia Tenggara, perusahaan berinvestasi di vertikal pendidikan, layanan keuangan, properti, dan agrikultur," ungkap TechInAsia, seperti dikutip pada Sabtu (3/2/2024).

Co-founder dan CEO Binar Academy, Alamanda Shantika, mengungkap dana tersebut akan digunakan untuk melakukan reorganisasi perusahaan demi mencapai profit. Perusahaan juga berencana menciptakan inovasi produk dan layanan.

Baca Juga: Harga Bitcoin Hampir Sentuh Rp1 Miliar, Saatnya Diversifikasi ke Aset Kripto

Binar Academy didirikan pada 2017 oleh Alamanda dan kedua rekannya yang juga sesama eks-Gojek, yakni Dita Aisyah (Chief Business Development Officer) dan Seto Lareno (Chief Academic Officer).

Binar Academy memberikan pelatihan keterampilan digital melalui metode pembelajaran eksperiensial, flipped, berbasis proyek/masalah, dan kolaboratif. Program ini bisa diikuti oleh freelancer maupun karyawan korporasi.

Startup ini juga mengajarkan siswa soft skill yang relevan, seperti kesadaran sosial, berpikir kritis, berpikir kreatif, memanfaatkan keberagaman, dan kolaborasi, yang semakin dicari di industri teknologi saat ini.

Baca Juga: Spek IT Active Watch Curve WR01, Harganya Enggak Sampai Sejuta

Termasuk program dan layanan lain seperti bootcamp, akselerator talenta digital, akselerator transformasi digital untuk bisnis, dan penempatan talenta. Binar juga mengakomodasi hubungan alumni bootcamp dengan perusahaan.

Mengklaim telah melatih lebih dari 180.000 murid, perusahaan menjalin kemitraan dengan 1.100 perusahaan, termasuk BCA, Bank Mandiri, Tokopedia, dan Traveloka. Melalui layanan BINAR Job Connect, pada 2023, perusahaan menyatakan telah bekerja sama dengan lebih dari 120 mitra pemberi kerja.

Baca Juga: Presiden RI Meminta Kasus Perundungan jangan Ditutupi

Baca Juga: Kata Riset: 40 Persen Siswa Pernah Menjadi Pelaku Bullying atau Melihat Kejadiannya

Binar menerapkan kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE), yang membantu 80% lulusan Binar Academy mendapatkan karier dengan masa tunggu rata-rata 60 hari.

Platform Binar juga telah mencetak 180.000 talenta digital, sejak 2017 hingga 2023. Ini sebagai upaya membantu perekonomian Indonesia dan mendukung mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Baca Juga: Orang Indonesia Beli Mobil Listrik Karena FOMO

Alamanda Shantika menilainya sebagai pencapaian positif, di tengah fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pembekuan perekrutan, yang menimpa berbagai sektor industri; khususnya industri teknologi.

"Di kala kelamnya fenomena layoff (PHK) dan hiring freeze (penghentian perekrutan pegawai), itu menjadi motivasi baik. Karena menggambarkan semangat talenta digital Indonesia, untuk terus belajar dan mencapai cita-cita yang diimpikan, ternyata tidak redup sedikitpun," ujar Alamanda.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh McKinsey dan Bank Dunia, Indonesia membutuhkan 600.000 talenta digital per tahun sepanjang 2015-2030. Dengan demikian, Binar telah menyumbang 5% kebutuhan talenta digital berdasarkan riset itu.

Baca Juga: Halo Perantau! AHM Sudah Buka Pendaftaran Mudik Bareng lebaran 2024, Yuk Daftar

Alamanda mengatakan besarnya kebutuhan atas talenta digital ini mendorong Binar untuk terus berinovasi. Tujuannya, menjadi wadah untuk mempertemukan kebutuhan pasokan dan permintaan terhadap talenta digital.

"Pesatnya laju digitalisasi dari seluruh belahan dunia ternyata membentuk permintaan yang kuat terhadap talenta digital di berbagai sektor," terangnya.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI