Laporan Indonesia Venture Capital 2023, mendapati lanskap teknologi dan modal ventura lokal sedang mengalami pergeseran tren dan ekspektasi investasi.
Disusun oleh AC Ventures dan Bain & Company, laporan tersebut mengungkap bahwa menurut para pemangku kepentingan industri, ekosistem bisnis sudah matang, khususnya di bidang investasi.
"Meskipun memprioritaskan pertumbuhan agresif di tahun-tahun sebelumnya, VC dan LP kini semakin memprioritaskan perusahaan yang dapat menunjukkan unit ekonomi yang kuat dan jalur yang jelas menuju profitabilitas," ungkap laporan itu, seperti diakses dari laman AC Ventures, Sabtu (2/3/2024).
Investor di pasar seperti Indonesia mencari model bisnis yang rasional dan tata kelola perusahaan yang baik. Pergeseran ini mencerminkan tren global, di mana antusiasme terhadap teknologi baru diredam oleh tuntutan akan kinerja keuangan yang berkelanjutan.
"Akibatnya, bisnis yang mendukung teknologi kini berada di bawah tekanan. Tidak hanya untuk berinovasi, namun juga untuk menunjukkan bagaimana mereka dapat mencapai dan mempertahankan profitabilitas," lanjut laporan itu.
Di bawah ini daftar tiga startup Asia Tenggara, yang berada di dalam portofolio AC Ventures. Ketiganya mampu melampaui target pertumbuhan, mencapai skala pasar yang signifikan, dan bahkan mencapai profitabilitas.
SIMPLUS
Simplus adalah merek peralatan rumah tangga kecil di Asia Tenggara. Merek ini telah muncul sebagai pesaing paling menguntungkan, di sektor ritel baru yang dinamis di kawasan ini. Berpotensi menjadi 'Phillips-nya Asia Tenggara.'
Simplus mencapai pertumbuhan luar biasa selama setahun terakhir, dengan penjualan meningkat tiga kali lipat, sambil mempertahankan profitabilitas pada 2023.
Selama festival belanja 'Double 11' pada 2023, Simplus menduduki peringkat nomor satu di TikTok. Selain itu, menjadi nomor dua di belakang Philips, pada merek-merek peralatan rumah tangga kecil terkemuka di Shopee.
"Hal itu menunjukkan bahwa merek ini sudah menjadi salah satu merek yang paling populer di kalangan pembeli online di Asia Tenggara. Penjualannya memecahkan rekor sebesar US$1 juta dalam satu hari," ungkap laporan itu.
Strategi perusahaan berfokus dalam menemukan kebutuhan konsumen muda yang belum terpenuhi, dan menyediakan produk yang dirancang dengan baik dan bernilai uang.
JULO
JULO adalah platform layanan keuangan digital, yang didedikasikan untuk inklusi keuangan, bagi masyarakat yang tidak mempunyai rekening bank di Indonesia.
Baru-baru ini, JULO meraih pendapatan berulang tahunan sebesar lebih dari US$120 juta (sekitar Rp1,8 triliun), dengan total pencairan pinjamannya mengalami pertumbuhan sebesar 50% pada 2023.
Pencapaian ini, terjadi bersamaan dengan perusahaan melaporkan titik impas laba operasional pada Desember 2023, yang menekankan model bisnis berkelanjutan dan efisiensi operasionalnya.
Pencapaian pertumbuhan terbaru perusahaan juga mencakup peningkatan pendapatan sebesar 73% pada 2023. Perusahaan ini juga melaporkan tingkat retensi yang luar biasa sebesar 70%+ per kelompok, yang mengurangi biaya perolehan pinjaman dan meningkatkan efisiensi operasional.
ROSE ALL DAY COSMETICS
Rosé All Day Cosmetics (RADC) mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar 4x pada 2022, dan pertumbuhan lebih dari 6x pada 2023, mereka melaporkan profitabilitas pada tahun yang sama.
Perusahaan memasuki pasar pada 2017 dengan anggaran bootstrap sebesar US$10.000.
Menyusul kinerja yang kuat dibandingkan pemain lama di pasar, startup ini baru-baru ini mengumpulkan putaran pendanaan seri A senilai US$5,41 juta yang dipimpin oleh SWC Global, dengan partisipasi dari DSG Consumer Partners.
Investasi strategis ini akan mendorong ekspansi merek ini di pasar Indonesia, dan semakin mengembangkan kehadiran omnichannel-nya. Kesepakatan ini juga sejalan dengan visi RADC, menghadirkan kosmetik kelas dunia dari Indonesia ke pasar global suatu hari nanti.
RADC akan menggunakan modal segar ini untuk memperluas distribusi nasional, memperluas jangkauan pasarnya ke negara-negara ASEAN lainnya, dan meningkatkan produk-produknya.
Ekspansi RADC akan didorong oleh generasi milenial dan generasi yang kuat. Basis Z yang terdiri dari 145 juta konsumen, yang mencari produk premium di tengah peningkatan PDB per kapita, diperkirakan akan mencapai US$7.000 pada 2026.