Techverse.asia - Terdapat kurang lebih 83 juta orang atau sekitar 60 persen tenaga kerja beroperasi dalam sektor ekonomi informal dan gig worker di Indonesia. Gig worker sendiri merupakan pekerja lepas atau tidak tetap berdasarkan proyek dengan jangka waktu tertentu. Pada umumnya, jangka kontrak pekerja gig bersifat jangka pendek atau temporer.
Para pekerja lepas tersebut pada umumnya menghadapi banyak tantangan seperti akses terbatas ke modal kerja dan kurangnya opsi pinjaman formal, yang sering kali menghambat potensi pendapatan dan stabilitas ekonomi mereka.
Baca Juga: Startup Studio Indonesia Batch ke-7 Sudah Dimulai, Berikut 18 Startup yang Terpilih
Menyadari kondisi tersebut, Pin J, startup yang menjadi salah satu program akselerator dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Startup Studio Indonesia (SSI) Batch 8, menawarkan solusi yang inovatif guna menjawab tantangan itu. Pin J menilai pasar di sektor ekonomi informal dan pekerja gig adalah segmen yang vital.
Sebagai bentuk dukungan untuk para gig worker, Pin J menghadirkan solusi keuangan lewat kredit ultra-mikro dalam aplikasi serta sistem pencairan dana tertutup atau closed-loop guna memastikan mereka bisa mengakses keuangan secara efisien dan bertanggung jawab.
"Di Pin J, kami percaya bahwa setiap individu harus punya akses ke sumber daya keuangan yang memungkinkan mereka supaya berkembang," kata Co-founder Pin J, Cynthia Susanto kami kutip, Rabu (22/5/2024).
Baca Juga: Wahyoo Hadirkan Wahyoo Ventures: Bantu Dukung Pertumbuhan UMKM Kuliner
Menurutnya, startup Pin J tak cuma membantu individu - utamanya gig worker - guna mengelola keuangan dengan lebih baik, namun secara keseluruhan ingin membentuk masa depan ekonomi Indonesia yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Untuk penggunaan kredit yang bertanggung jawab, Pin J membatasi limit yang dapat dicairkan pengguna hanya untuk pembelian kebutuhan primer seperti bahan bakar, data seluler, hingga listrik. "Pendekatan ini tak hanya menumbuhkan stabilitas keuangan, tapi juga berkontribusi langsung untuk meningkatkan literasi keuangan para pengguna," paparnya.
Lewat jaringan kemitraan yang kuat dan inisiatif strategis, startup Pin J secara konsisten membangun ekosistem yang mendukung penyaluran produk secara efisien dan efektif. Sampai saat ini, Pin J telah menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan mulai dari lokapasar, hingga perusahaan besar lainnya yang bergerak di industri telekomunikasi, logistik, minyak, dan gas.
Baca Juga: Maybank Indonesia x Manchester United: Luncurkan Kartu Kredit
Sejak pertama kali diumumkan dua tahun yang lalu, terdapat lebih dari 1.900 pengguna telah terdaftar di platform Pin J, dengan tercatat lebih dari 590 transaksi difasilitasi lewat aplikasi, hal ini menunjukkan dampak nyata buat ekonomi pekerja gig di Tanah Air.
"Untuk tahun ini kami targetkan bisa mengantongi sekitar tujuh ribu sampai 10 ribu pengguna," tambah Cynthia.
Melalu serangkaian pembinaan yang diberikan oleh Startup Studio Indonesia, Pin J berharap inovasi yang dilakukan melalui platform-nya, dapat semakin memberikan kontribusi yang positif buat para pekerja di sektor ekonomi informal dan gig, sekaligus membukakan jalan untuk masa depan yang lebih inklusif dan sejahtera.
Direktur Ekonomi Digital Kominfo Boni Pudjianto menyampaikan bahwa Pin J tak cuma menyediakan solusi inovatif yang mendukung kestabilan dan literasi keuangan para pekerja gig di Indonesia. Namun demikian juga bagaimana teknologi bisa menjadi kunci dalam mendorong inklusi sosial dan ekonomi.
Baca Juga: Kominfo Mengumumkan Program Startup Studio Indonesia X
"Melalui inovasi yang dihadirkan oleh (perusahaan) startup Pin J semoga bisa memberika inspirasi untuk startup di dalam negeri supaya tidak hanya menyuguhkan ide inovatif, tapi juga responsif terhadap kebutuhan masyarakat," kata Boni.