DoctorTool Dukung Transformasi Digital di Pelayanan Kesehatan

(ki-ka) Elisa Yoshigoe Wijaya, CCO & Co-Founder DoctorTool dan Rainaldo, CEO & Co-Founder DoctorTool (Sumber: DoctorTool)

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, melalui Startup Studio Indonesia (SSI), telah mengumumkan Top 10 Startup dalam program SSI x IBM 2024. Salah satu startup yang terpilih dalam Top 10 Startup SSI x IBM 2024 adalah healthtech DoctorTool.

Startup DoctorTool didirikan oleh Rainaldo (CEO), Septu Jamasoka (CTO), dan Elisa Yoshigoe Wijaya (CCO).

Startup ini bergerak dalam pengelolaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) untuk fasilitas kesehatan.

Fokus pada efisiensi dan pelayanan di bidang kesehatan, DoctorTool menyediakan sistem manajemen klinik berbasis cloud dan smart solution IoMT (Internet of Medical Things), menyatukan penyedia layanan kesehatan dan pasien dalam satu ekosistem.

Terus berekspansi ke seluruh penjuru Indonesia, DoctorTool menjadi pelopor transformasi digital di bidang kesehatan, untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas layanan, terutama di area terpencil dan bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Baca Juga: Aloshop Ekspansi Bisnis ke Thailand

Chief Commercial Officer dan Co-Founder DoctorTool, Elisa Yoshigoe, menekankan, dengan jumlah klinik yang telah mencapai lebih dari 1.500 di lebih dari 29 provinsi di Indonesia dan lebih dari tujuh juta data pasien yang telah dilayani, keamanan data pasien menjadi prioritas utama.

"Diharapkan dukungan dari Kemkominfo melalui Startup Studio Indonesia dan kolaborasi dengan IBM dapat mempersiapkan DoctorTool dan Top 10 Startup lainnya untuk meningkatkan keamanan data mereka," ujarnya, seperti dikutip dari laman resmi mereka, Kamis (4/7/2024).

Baca Juga: Desain Samsung Galaxy Z Flip 6 dan Z Fold 6 Telah Bocor, Begini Wujudnya

Baca Juga: Marvel Targetkan Film Deadpool and Wolverine Bisa Cuan Rp2,6 Triliun Saat Tayang Perdana di AS

Sebelumnya, pada Mei 2024, dalam Impact Report mereka yang dibuat bersama ANGIN, DoctorTool mengklaim telah berhasil melatih lebih dari 8000 tenaga kesehatan untuk menggunakan Rekam Medis Elektronik DoctorTool di lebih dari 200 kota dan provinsi di Indonesia.

Terkait laporan itu, Elisa juga memaparkan perihal sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mulai diterapkan sejak 2014.

Hingga akhir 2023, sebanyak 94% populasi Indonesia telah terdaftar dalam program ini. Namun demikian, masalah sistemik masih merajalela dalam implementasi JKN, menyebabkan kurangnya akses yang sama terhadap pelayanan kesehatan yang terstandarisasi dan terjangkau.

Masalah-masalah ini masih berlangsung, di layanan primer seperti perawatan dasar maupun layanan sekunder seperti perawatan khusus, misalnya perawatan di rumah sakit atau pelayanan lanjutan

Menurut Elisa, ada beberapa tantangan bagi DoctorTool, dalam mewujudkan visi memberikan akses yang sama terhadap pelayanan kesehatan berkualitas untuk semua orang di Indonesia. Misalnya faktor geografis, standar klinik yang tidak konsisten, kekurangan tenaga kesehatan, dan lainnya.

Namun demikian, DoctorTool berkomitmen untuk mengatasi kompleksitas tersebut.

"Berfokus pada pemecahan masalah data, DoctorTool bertujuan untuk menghadapi permasalahan sistemik yang rumit dalam sistem pelayanan kesehatan universal Indonesia," kata dia.

Sejak 2015, DoctorTool secara berkesinambungan berinovasi menghasilkan produk yang diharapkan menjadi solusi bagi tantangan kesehatan di Indonesia.

Dimulai dengan peluncuran SIM Faskes pada 2019, kemudian diikuti oleh DoctorTool Mobile pada 2020 sebagai respons terhadap pandemi Covid-19.

Berikutnya, dilakukan pilot testing DoctorTool Hub versi pertama, sebuah produk revolusioner untuk pemeriksaan awal, pada 2023. Ini menggabungkan teknologi Internet of Medical Things (IoMT) dengan alat pemeriksaan awal yang canggih menggunakan nirkabel.

DoctorTool berhasil menerapkan transformasi ini di lebih dari 1.000 klinik, tersebar di lebih dari 200 kota dan provinsi di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Cloudflare Meluncurkan Alat untuk Memerangi Bot AI

Dengan menggunakan DoctorTool, klinik juga sangat terbantu dalam akreditasi klinik, karena SIM Faskes dapat memenuhi 59 point dari 104 poin yang harus dipenuhi klinik dalam akreditasi.

Selain memberikan bantuan dalam edukasi mengenai pentingnya Rekam Medis Elektronik dan mendukung proses akreditasi, klinik yang telah mengadopsi DoctorTool mengalami peningkatan signifikan dalam efisiensi dan kinerja mereka secara keseluruhan.

Baca Juga: Sharp Purefit Mini Series, Kecil-Kecil Jago Lawan Udara Kotor

Setelah menggunakan DoctorTool, waktu tunggu pasien berhasil dipangkas menjadi sekitar 23 menit dari sebelumnya 30 menit per orang. Selain itu, waktu tunggu untuk mengambil obat juga berhasil diperpendek menjadi hanya sekitar 5 menit dari sebelumnya 20 – 30 menit per kunjungan.

"Dengan peningkatan efisiensi tersebut, tidak hanya klinik yang mendapat manfaat, tetapi juga pasien yang akan merasakan perkembangan klinik yang jauh lebih optimal karena pelayanan oleh dokter dapat lebih fokus pada kondisi pasien," kata Elisa.

Pada 2024, DoctorTool ingin memperluas jangkauannya dan meningkatkan teknologi kesehatannya, guna menciptakan layanan kesehatan yang lebih tangguh di Indonesia.

Menurut mereka, misi ini akan dicapai melalui penguatan kerja sama dengan mitra pemangku kepentingan, baik dari pemerintah maupun sektor swasta, untuk mengembangkan program-program inovatif yang didukung oleh teknologi di sektor kesehatan.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI