Mira Murati Resign dari OpenAI

Mira Murati mundur dari jabatannya sebagai CTO OpenAI (Sumber: Getty Images via Fortune)

Kepala Bagian Teknologi (CTO) OpenAI, Mira Murati, mundur dari jabatannya.

Dalam sebuah catatan yang dibagikan kepada perusahaan dan kemudian dipublikasikan di X, Murati mengatakan bahwa ia keluar karena saya ingin menciptakan waktu dan ruang untuk melakukan eksplorasi diri sendiri.

"Secara umum, pesan yang dituliskan oleh Mira Murati berbicara positif tentang perusahaan,"melansir AP News, Jumat (27/9/2024).

Belum diketahui jadwal keluarnya Murati secara resmi dari perusahaan, atau apakah dan kapan CTO baru akan diumumkan.

Baca Juga: Aruna Optimistis Mampu Meningkatkan Pangsa Pasar Globalnya

Mira Murati bergabung dengan tim pimpinan OpenAI pada 2018, sebelumnya ia bekerja di perusahaan augmented reality Ultraleap (dulu bernama Leap Motion) dan Tesla.

Dengan peluncuran ChatGPT ke publik pada 2022, Murati membantu memimpin OpenAI saat perusahaan tersebut melambung ke puncak popularitas di Silicon Valley dan sekitarnya, serta memicu persaingan sengit AI (kecerdasan buatan) di dunia teknologi.

Mira Murati sempat memangku jabatan CEO pada November 2023, saat dewan direksi memecat Sam Altman. Tapi, dengan segera Altman kembali memegang kendali dan Murati kembali bekerja sebagai CTO.

Perginya Murati ini menyusul dua orang penting lainnya. Bulan lalu, presiden dan salah satu pendiri OpenAI, Greg Brockman dan John Schulman mengumumkan bahwa mereka akan meninggalkan OpenAI. Brockman mengambil cuti panjang dan Schulman pindah ke Anthropic.

Baca Juga: Pemeran Crocodile dan Nico Robin dalam One Piece Live Action Season 2

Baca Juga: Hore! The Script Bakal Gelar Konser di Jakarta dan Surabaya pada 2025

CEO OpenAI, Sam Altman, mengaku bersyukur atas apa yang selama ini dilakukan oleh Mira Murati, terutama dukungan dan kasih sayang yang diberikan selama masa-masa sulit.

"Saya tidak sabar menantikan apa yang akan ia lakukan selanjutnya," kata Altman.

Dalam sebuah posting di X, Altman juga menyinggung soal mundurnya Chief Research Officer perusahaan, Bob McGrew, dan VP of Research, Barret Zoph.

Sebagai bacaan kilas, McGrew diketahui bergabung dengan OpenAI pada 2017. Sedangkan Zoph bergabung dengan tim riset OpenAI pada 2022, tepat sebelum peluncuran ChatGPT.

Menurut Altman, sosok-sosok yang mundur itu telah membuat keputusan 'secara independen satu sama lain dan secara damai,' tetapi masuk akal untuk 'melakukan ini [restrukturisasi organisasi] semua sekaligus', demi kelancaran serah terima. 

"Saya jelas tidak akan berpura-pura bahwa wajar saja jika ini terjadi secara tiba-tiba, tetapi kami bukanlah perusahaan biasa," imbuhnya.

Altman melanjutkan, perubahan kepemimpinan merupakan hal yang wajar bagi perusahaan yang berkembang pesat.

Sam Altman, CEO perusahaan OpenAI, yang baru saja meraih pendanaan (sumber: VOX)

Informasi yang dibagikan berikutnya, Head of Frontiers Research di OpenAI, Mark Chen, ditunjuk sebagai Research SVP. Sedangkan Research Scientist Josh Achiam ditunjuk sebagai Head of Mission Alignment, dan Head of Security, Mark Knight, sekarang menjadi Chief Information Security Officer.

Laporan Bloomberg juga menguak kabar, OpenAI tengah melakukan pembicaraan tentang putaran penggalangan dana baru, yang dapat memberi valuasi perusahaan sebesar $150 miliar.

Baca Juga: Vivo X200 Pro Bakal Ada Ukuran Mini, Head to Head dengan iPhone 16 Pro

Baca Juga: Danasyariah Gencar Perkenalkan Program Pembiayaan Dana Smartfast, Properti Jadi Agunan

Kepala ilmuwan dan salah satu pendiri OpenAI, Ilya Sutskever, sudah jauh lebih dahulu meninggalkan perusahaan. Ia memulai perusahaan baru yang didedikasikan untuk AI yang lebih aman.

Sutskever mengatakan dalam catatan perpisahannya, dia yakin OpenAI akan membangun kecerdasan umum buatan -AI secanggih otak manusia— yang aman dan bermanfaat bagi umat manusia.

Mundurnya Sutskever diikuti oleh Jan Leike. Lewat cuitannya di akun X, Jan Leike meminta OpenAI harus lebih fokus pada keamanan, pemantauan, kesiapsiagaan, keselamatan, ketahanan terhadap musuh, keselarasan (super), kerahasiaan, dampak sosial, dan topik terkait.

Leike memandang, selama beberapa tahun terakhir, budaya dan proses keselamatan telah dikesampingkan dibandingkan produk yang berkilau di perusahaan tersebut.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI