Broom Dapat Pendanaan Seri A+, Siap Digitalisasi Sektor Otomotif Indonesia

Tiga pendiri startup Broom. (Sumber: istimewa)

Techverse.asia - Broom mengumumkan bahwa mereka mendapat pendanaan seri A+ sebesar Rp379 miliar atau setara dengan US$25 juta, Rabu (2/10/2024). Putaran pendanaan kali ini dipimpin oleh Openspace Ventures dan diikuti oleh AC Ventures, MUFG Innovation Partners, PKSHA Capital, dan Quona Capital.

Informasi, Broom merupakan perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bidang otomotif, khususnya pada sektor marketplace mobil bekas.

Tak hanya mendapat pendanaan seri A+ saja, Broom juga memperoleh fasilitas kredit dari sejumlah lembaga, antara lain Alami, DBS Indonesia, Funding Societies Capital, Helicap, Koinworks, Komunal, hingga Modalku Finansial Indonesia.

Baca Juga: Berinvestasi di Koltiva, AC Ventures Menangakan Penghargaan SVCA ESG of Distinction 2024

Pendanaan tersebut datang setelah startup tersebut mencatatkan pertumbuhan yang signifikan dalam satu tahun terakhir. Lini bisnis utama Broom dan yang anyar telah menunjukkan peningkatan dan memecahkan rekor hanya dalam semester pertama tahun ini.

Uang ratusan miliar itu rencananya akan digunakan untuk mengakselerasi digitalisasi sektor otomotif tradisional di Tanah Air, yang termasuk industri terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Sektor ini dinilai menyajikan peluang besar, utamanya dalam mendukung diler tradisional ketika mereka beradaptasi dengan transformasi digital. Selain itu, Broom juga akan melakukan ekspansi pasar, meneruskan kemitraan, dan membangun tim terbaik guna mendorong kesuksesan yang berketerusan.

"Pendanaan yang kami dapat ini enggak hanya mencerminkan kerja keras dari tim kami, namun juga kepercayaan dari para investor terhadap misi Broom dalam membawa perubahan yang konkret dalam industri otomotif," ujar Chief Executive Officer (CEO) Broom Pandu Adi Laras.

Baca Juga: Industri Otomotif Rentan Dapat Ancaman Keamanan Siber, Bisa Lakukan 4 Hal Ini

Menurutnya, sektor otomotif menghadapi tantangan seperti pilihan cara pembayaran yang dinilai sudah ketinggalan zaman dan minimnya integrasi digital, sehingga menghambat baik diler ataupun pelanggan.

"Dengan menyediakan solusi yang komprehensif, termasuk (cara) pembiayaan inovatif dan inklusif bagi diler di seluruh Indonesia, kami bertujuan agar mentransformasi industri serta mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan," ujarnya.

Kesuksesan Broom tampak dari capaian finansial yang juga signifikan. Pada paruh pertama 2024, penyaluran dana perusahaan dari produk Buyback - produk yang dibuat bagi diler otomotif supaya bisa menjual sementara stok kendaraan mereka guna memperoleh modal kerja - tercatat meningkat hingga 144,9 persen, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, menyentuh rekor Rp1,1 triliun.

Baca Juga: Startup Motor Listrk Maka Motors Dapat Pendanaan Awal Ratusan Miliar, Seed Funding Terbesar di Asia Tenggara

Apalagi lebih dari tujuh ribu diler otomotif UKM diklaim telah terbantu dengan adanya program tersebut. Sementara itu, layanan Broom Leasing Channeling (BLC) terbaru yang diperkenalkan pada kuartal keempat (Q4) 2023, telah menghasilkan sebanyak 2.300 transaksi dengan pendapatan lebih dari US$17 juta dan meraih pangsa pasar sebesar 25 persen pada Q1 2024.

"Di tengah-tengah kondisi sektor pendanaan yang penuh tantangan, bahkan untuk di Benua Asia menunjukkan pembiayaan ada di level terendah sejak 2015 silam, keberhasilan kami mendapat suntikan dana semakin menegaskan posisi Broom berada di jalur yang pertumbuhan yang tepat," ungkap dia.

Terpisah, Eksekutif Direktur Indonesia di Openspace Ventures Ayu Tanoesoedibjo menyampaikan, pihaknya terus mendukung Broom kaitannya dengan proses digitalisasi sektor otomotif yang terbilang masih tradisional.

"Dengan fokus pada penyediaan solusi pembiayaan yang lebih baik dan solusi lainnya yang bermanfaat untuk para diler, yang menjadi tulang punggung industri ini," katanya.

Baca Juga: Startup Aftermarket Otomotif, Otoklix Catatkan Pertumbuhan Tahunan Dua Kali Lipat

Openspace Ventures sendiri merupakan perusahaan modal ventura yang berfokus di Asia Tenggara, yang berinvestasi kepada perusahaan-perusahaan transformatif yang mana teknologi bertemu dengan kehidupan.

Hingga kini, mereka mengelola sekitar US$800 juta di lima dana, kantornya ada di Indonesia, Vietnam, Filipina, Thailand, dan Singapura, dan bakal hadir di Malaysia juga. Adapun startup-startup yang pernah mendapat pendanaan darinya yakni Halodoc, Kredivo, hingga Gojek.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI