Techverse.asia - Perusahaan rintisan atau startup Waste and Wishes Indonesia yang merupakan binaan dari Innovative Academy Universitas Gadjah Mada (UGM), bekerja sama dengan Bhumee Artani serta Setara Indonesia dalam konsorsium Magelang Stories.
Baca Juga: 4 Cara Startup Menuju Profitabilitas ala East Ventures
Waste and Wishes Indonesia terpilih guna memperoleh pendanaan serta dukungan implementasi dari program Catalyst Changemakers Ecosystem (ECC) 3.0 yang digagas oleh GoTo Impact Foundation, organisasi nirlaba yang didirikan oleh Grup GoTo. Namun demikian, tak diungkapkan berapa nominal pendanaan yang mereka dapat.
Untuk diketahui, Waste and Wishes Indonesia merupakan perusahaan rintisan yang fokus terhadap isu lingkungan, khususnya pengelolaan limbah terpadu, budidaya maggot, dan pertanian yang berkelanjutan. Startup ini juga menyediakan pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah restoran baik yang berupa organik maupun anorganik.
Dengan mengusung misi menciptakan solusi yang inovatif dalam mengelola sampah serta menciptakan produk agrikultur berkualitas tinggi, Waste and Wishes Indonesia berkomitmen untuk mendukung ketahanan lingkungan dan pemberdayaan warga.
Baca Juga: Inspirasien Masuk ke 10 Besar Kompetisi HK Tech 300 Asia Tenggara
Chief Executive Officer (CEO) Waste and Wishes Indonesia sekaligus perwakilan konsorsium Magelang Stories Melchior Raka Daksattama merasa bersyukur dan bangga atas pencapaian tersebut.
Dikatakannya, capaian yang didapat ini sebagai peluang dalam menapaki langkah besar dalam merealisasikan impian untuk membangun eksositem regenerative farming di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
"Kami ucapkan terima kasih kepada GoTo Impact Foundation dan seluruh mitra yang telah mendukung kami selama ini," ungkap Melchior.
Baca Juga: Dibuang Sayang: Sampah Jadi Makanan Magot, Magot Jadi Makanan Ikan Budidaya
Ia menjelaskan bahwa semua proyek akan dimulai pada tahun depan dan bakal berfokus pada pengembangan regenrative farming yang berkelanjutan. Sebagai bagian dari langkah tersebut, startup binaan Innovative Academy UGM ini ke depannya akan mengelola pengolahan limbah organik pertanian dan masyarakat, mendirikan rumah pupuk, dan membangun kolam ikan serta kandang ayam.
"Itu juga akan berguna sebagai laboratorium lapangan untuk uji pakan yang diproduksi dari maggot Black Soldier Fly (BSF)," terang dia.
Selain itu, program tersebut pun mencakup penanaman sebanyak 2.500 pohon dan 25 sumur resepan guna perbaikan air tanah serta turut meningkatkan kualitas di sekitar Kecamatan Sawangan, utamanya di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Pabelan.
Baca Juga: Berinvestasi di Koltiva, AC Ventures Menangakan Penghargaan SVCA ESG of Distinction 2024
"Kami meyakini bahwa kolaborasi antara startup Waste and Wishes Indonesia, Bhumee Artani, dan Setara Indonesia ini dapat membawa dampak yang positif bagi warga Magelang, khususnya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan ketahanan pangan," katanya.
Lewat proyek tersebut pula, Waste and Wishes Indonesia berharap agar bisa meningkatkan perekonomian lokal lewat model sociopreneur yang inklusif. Proyek mereka yang tergabung di Magelang Stories tersebut diharapkan juga dapat menjadi salah satu contoh sukses bagaimana solusi berkelanjutan di tingkat lokal dan berpotensi untuk tingkat nasional di seluruh Tanah Air.
Selain di Kabupaten Magelang, ada tiga proyek lain yang juga terpilih guna mengimplementasikan proyek Waste and Wishes Indonesia di Kabupaten Malang, Lombok Tengah, hingga Belitung, yakni masing-masing dengan proyek Gandrung Tirta, Lombok Ecocraft, dan Berikanesia Lestari.
Baca Juga: Startup Nessa Kottama Ramaikan Try Everything 2024: Perkenalkan Inovasi Kopi dan Rempah
"Masing-masing proyek ini akan berinovasi bersama para pemangku kepentingan serta warga setempat, dengan tujuan membuat inovasi yang tepat sasaran dan berkelanjutan, serta turut memberdayakan masyarakat supaya mereka mampu merampungkan masalah sosial, ekonomi, ataupun lingkungan secara mandiri," tambahnya.