Memasuki momen Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 dan kampanye Gerakan Cerdas Keuangan yang diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), startup fintech KoinWorks Group meluncurkan sejumlah program edukasi literasi keuangan.
Serangkaian program edukatif tersebut dirancang untuk memperluas akses layanan keuangan yang bertanggung jawab dan produktif bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), para investor, serta masyarakat luas.
KoinWorks mengadakan berbagai kegiatan edukatif selama Bulan Inklusi Keuangan 2024, salah satunya adalah kuliah tamu di Binus International mengenai Gender Financing and Equality.
KoinWorks juga mengundang berbagai komunitas pengusaha dan UMKM untuk mengikuti webinar edukatif, yang fokus pada cara meningkatkan peluang persetujuan aplikasi pembiayaan dan menyelenggarakan program mentorship untuk UMKM, guna memberikan bimbingan langsung dalam pengembangan bisnis mereka.
Selain itu, KoinWorks juga secara aktif memanfaatkan komunitas dan berbagai platform digital, untuk menyebarkan informasi edukasi keuangan secara konsisten, terutama selama Bulan Inklusi Keuangan ini.
Baca Juga: Rey dan Telkomsel Luncurkan Seri 'Teman', Apa Saja Keunggulannya?
CEO dan Co-Founder KoinWorks, Benedicto Haryono, mengatakan bahwa pihaknya menghadirkan serangkaian program edukatif untuk memperluas akses layanan keuangan bagi UMKM, para investor, dan masyarakat Indonesia.
KoinWorks antusias mendukung BIK 2024, karena sejalan dengan misi mereka untuk memberdayakan UMKM dan masyarakat, melalui akses keuangan yang inklusif.
"Dengan fokus pada edukasi dan literasi keuangan yang tepat kepada UMKM dan masyarakat luas, kami dapat mengatasi hambatan keuangan dan menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif," ujarnya dalam keterangan resmi, diakses Jumat (25/10/2024).
Melalui platform digital, KoinWorks memanfaatkan Artificial Intelligence (AI), data point, dan machine learning dalam menyederhanakan dan mempercepat proses pengajuan pinjaman, serta menyediakan produk keuangan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan UMKM dan masyarakat Indonesia.
Selain itu, KoinWorks juga secara aktif memanfaatkan komunitas dan berbagai platform digital, untuk menyebarkan informasi edukasi keuangan secara konsisten, terutama selama Bulan Inklusi Keuangan ini.
"Kami memiliki komunitas KoinPreneur di WhatsApp, sebagai platform untuk memberikan informasi terkait acara dan kegiatan UMKM, terutama program-program edukatif selama Bulan Inklusi Keuangan ini," lanjut Benedicto..
Ia berharap, dengan adanya edukasi dan literasi keuangan yang tepat kepada UMKM dan masyarakat luas, perusahaan dapat mengatasi hambatan keuangan dan menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif. Apalagi, di tengah tantangan maraknya lembaga keuangan ilegal.
Lebih jauh ia menyebut, OJK menargetkan peningkatan inklusi keuangan yang tercermin dari pertumbuhan pembukaan rekening hingga 10% secara tahunan.
Sejalan dengan target tersebut, rangkaian program edukatif yang diselenggarakan KoinWorks diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan akses layanan keuangan bagi UMKM yang masih belum terlayani dengan baik.
Baca Juga: GoPay Gandeng Rhoma Irama Ajak Masyarakat Perangi Judi Online
KoinWorks Group berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah dalam memperkuat inklusi keuangan dan memberdayakan UMKM.
Dengan mendorong inklusi keuangan, KoinWorks bisa menunjukkan kesiapan sektor fintech lending dalam mendukung pemerintah baru dalam menciptakan ekosistem keuangan yang inklusif dan merata.
KoinWorks juga mendorong UMKM dan masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya memiliki instrumen investasi yang legal, menguntungkan, dan sesuai dengan profil risiko masing-masing.
Sehingga, dengan memilih investasi yang sah dan sesuai dengan tingkat toleransi risiko mereka, UMKM dan masyarakat dapat memaksimalkan keuntungan tanpa menghadapi risiko yang tidak perlu atau tertipu oleh investasi ilegal yang merugikan.
Baca Juga: Pantau Irama Jantung Lewat Fitur ECG di Garmin Fenix 8 Series
Baca Juga: Meta Memberhentikan Sejumlah Pegawai di Lintas Divisi
Sebagai informasi, indeks literasi keuangan penduduk Indonesia saat ini sebesar 65,43%, sedangkan indeks inklusi keuangan sebesar 75,02%.
Hal itu menunjukkan, meskipun ada kemajuan dalam literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, tetapi masih ada ruang untuk literasi dan inklusi semakin meningkat.
Terutama dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang produk keuangan digital agar mereka dapat memanfaatkan layanan tersebut secara optimal.
Selain itu, maraknya lembaga keuangan dan pinjaman online ilegal yang membahayakan masyarakat juga menjadi tantangan tersendiri.