Techverse.asia - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menyumbang hampir 50 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Asia Tenggara, yang berkontribusi pada pembukaan lapangan kerja, inovasi, dan perluasan ekonomi secara keseluruhan.
Baca Juga: Modalku Dapat Fasilitas Pendanaan Senilai Ratusan Miliar
Meskipun demikian, UMKM di Asia Tenggara menghadapi tantangan dalam hal modal kerja yang cukup. Singkatnya, UMKM biasanya dianggap terlalu berisiko untuk dipinjamkan kepada mereka oleh bank tradisional, sehingga bank-bank tersebut mengenakan suku bunga tinggi, jika mereka menyetujuinya.
Oleh karena itu, Kelvin Teo dan Reynold Wijaya pendiri Funding Socities menyadari kesenjangan tersebut di negara asal mereka. Sehingga keduanya pun bertekad untuk mengatasi hambatan tersebut.
"Kami tumbuh sebagai orang yang tidak diunggulkan dan ingin membalas budi kepada Asia Tenggara. UMKM selaras dengan kami dan pembiayaan adalah masalah terbesar mereka," kata Teo.
Funding Societies sendiri merupakan platform pinjaman UMKM yang berbasis di Singapura dengan kantor berlisensi dan terdaftar di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Startup teknologi finansial (tekfin) ini juga telah mengalami peningkatan pendanaan, yang terbaru mengumpulkan US$25 juta dalam bentuk ekuitas.
Baca Juga: Finfra Dapat Tambahan Modal dari Tyme Group, Salurkan Kredit ke UMKM
Investasi tersebut berasal dari satu investor: Cool Japan Fund (CJF). Khususnya, ini menandai investasi pertama dana tersebut di perusahaan tekfin di kawasan Asia Tenggara.
Pendanaan terbaru ini membuat total yang dikumpulkan oleh Funding Societies menjadi sekitar US$250 juta dalam bentuk ekuitas. Investor yang terlibat termasuk pendukung strategis seperti Khazanah Nasional Berhad dan Maybank, yang menyetor US$40 juta kurang dari setahun yang lalu.
Serta SoftBank Vision Fund 2, CGC Digital, SBVA (sebelumnya SoftBank Ventures Asia), Peak XV Partners (sebelumnya dikenal Sequoia Capital India), dan Alpha JWC Ventures, dan lain-lain.
Baca Juga: Softbank Akan Investasi $500 Juta di OpenAI
Funding Societies didirikan di Singapura pada 2015 lalu berdasarkan latar belakang kolektif kedua pendiri. Teo sebelumnya bekerja di Accenture, McKinsey, dan KKR Capstone, sementara Wijaya memiliki pengalaman dalam bisnis keluarga di Indonesia.
Setelah memutuskan untuk membangun bisnis untuk bekerja dengan UKM, keduanya menghabiskan sekitar tiga tahun untuk meneliti perusahaan di Amerika Serikat (AS), menganalisis perjalanan mereka ke puncak.
Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka telah meminjamkan lebih dari UD$4 miliar dalam pembiayaan bisnis hingga saat ini kepada sekitar 100 ribu UMKM di lima negara Asia Tenggara. Jumlah ini naik dari US$3 miliar pada April 2023.
Selain itu, perusahaan rintisan ini juga telah menghasilkan nilai transaksi bruto (GTV) pembayaran tahunan lebih dari US$1,4 miliar sejak memperluas bisnis pembayarannya pada 2022.
Baca Juga: Anak Muda Paling Banyak Pakai Dana Fintech untuk Modal UMKM
Funding Societies berencana menggunakan uang tersebut untuk memperluas fokus utamanya, menyediakan layanan pembiayaan lebih cepat bagi UMKM di Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Funding Societies juga berinvestasi dalam teknologi kecerdasan buatan guna mendigitalkan dan mengotomatiskan proses pengajuan pinjaman dan mengembangkan bisnis pembayarannya, yang diluncurkan pada 2022.
Selain itu, melalui kemitraan dengan CJF, perusahaan ini akan menawarkan layanan keuangan untuk mendukung perusahaan Jepang yang sudah menjalankan bisnis, atau ingin memperluas kehadiran mereka di Asia Tenggara, atau memasuki pasar baru di Asia Tenggara.
Perusahaan rintisan ini menyediakan berbagai pilihan pembiayaan, termasuk pinjaman berjangka, pinjaman mikro, pembiayaan piutang/utang, pinjaman revolver, dan pinjaman bisnis yang didukung aset, mulai dari US$500 hingga US$2 juta, untuk memenuhi berbagai kebutuhan bisnis di berbagai tahap.
Baca Juga: Startup Singapura Utang US$50 juta dari HSBC untuk Danai UMKM di Indonesia
Banyak perusahaan menggunakan dana tersebut untuk modal kerja atau sebagai pinjaman jembatan untuk meningkatkan skala.