Techverse.asia - Startup pinjaman teknologi finansial (tekfin), AwanTunai belum lama ini mengumumkan telah memperoleh fasilitas pendanaan berupa debt sindikasi sekitar Rp957 miliar atau setara dengan US$60 juta.
Perusahaan modal ventura Accial Capital menjadi pemimpin dalam pendanaan debt sindikasi itu, bersama dengan beberapa investor lainnya yang bertujuan guna meningkatkan akses keuangan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Pendanaan debt tersebut berselang tak terlalu lama setelah AwanTunai mendapat kucuran kredit dari HSBC senilai Rp300 miliar pada awal tahun ini. Dana ini telah dialokasikan untuk memberi pembiayaan kepada para pelaku UMKM di Pulau Sulawesi dan Kalimantan.
"Kami punya fokus dalam memberi pinjaman kepada pelanggan di segmen rantai pasok produk konsumen dan bahan pokok seperti warung, grosir, dan distributor," ujar Chief Financial Officer (CFO) AwanTunai Shilpa Gautam.
Baca Juga: Amartha Fasilitasi Pembiayaan Berkelanjutan Sektor Bioekonomi untuk UMKM Akar Rumput
Tak hanya memberi pinjaman kepada UMKM saja di dua pulau itu, namun pendanaan dari HSBC tersebut juga digunakan untuk memperluas operasi AwanTunai di sana. Sejauh ini, startup fintech ini baru beroperasi di Pulau Sumatra, Jawa, hingga Bali.
Di sisi lain, kekinian Indonesia sedang menghadapi kesenjangan pendanaan UMKM yang relatif signifikan yakni mencapai US$165 miliar. Banyak para pelaku UMKM yang sulit mendapat akses permodalan yang cukup guna mengembangkan bisnis serta operasional mereka.
Kesenjangan tersebut jadi peluang tersendiri bagi para pelaku tekfin di Tanah Air khususnya, saat perbankan konvensional belum sanggup mengakomodasi kebutuhan pinjaman secara penuh kepada pelaku UMKM.
Sebelumnya pada awal tahun ini, AwanTunai juga telah mendapat suntikan dana segar senilai $27,5 juta atau sekitar Rp427,6 miliar. Pendanaan tersebut dipimpin oleh Norfund, MIUP (lengan investasi MUFG), dan FinnFund.
Baca Juga: Fintek Alami Group Indonesia Selesaikan Investasi Pertumbuhan, Memperkuat Tim Manajemen Senior
Co-Founder skealigus CEO AwanTunai Dino Setiawan mengatakan bahwa dana itu digunakan untuk meningkatkan basis ekuitasnya, memfasilitasi perluasan fasilitas pinjaman modal. "Tujuan kami adalah untuk mendukung lebih dari US$2 miliar pembiayaan pembelian inventaris tahunan pada akhir tahun," ujarnya.
Startup AwanTunai didirikan pada 2017 lalu yang menyediakan layanan pendanaan secara digital yang didesain guna memperbaiki arus kas dan produktivitas bisnis, utamanya di bidang barang konsumsi.
Terdapat dua produk utama yang ditawarkan oleh AwanTunai yaitu AwanTempo dan Supplier Financing. Pertama, AwanTempo sendiri merupakan solusi pendanaan bagi warung maupun toko kelontong dengan batas pinjaman mencapai Rp500 juta.
Baca Juga: Startup Singapura Utang US$50 juta dari HSBC untuk Danai UMKM di Indonesia
"Hal ini bisa membantu pelaku usaha dalam mendapat stok produk guna menarik lebih banyak pelanggan," terang Dino.
Kedua ialah Supplier Financing yang merupakan solusi pendanaan bagi para distributor dan grosir dengan batas pinjaman sampai Rp2 miliar, terintegrasi dengan sistem ERP AwanToko Pro, yang memberikan kemudahan modal kerja dengan biaya yang rendah serta fleksibilitas tinggi.
Sejak tujuh tahun berdiri, AwanTunai pun telah menyalurkan pendanaan kumulatif senilai Rp8,6 triliun kepada lebih dari 36 ribu pengusaha. Yang lebih menarik lagi adalah lebih dari 35 persen penerima manfaat ialah bisnis yang dijalankan oleh para perempuan.
Adapun tingkat keberhasilan bayar (TKB90) AwanTunai tercatat relatif tinggi yaitu 99,96 persen, menunjukkan manajemen risiko yang solid.
Baca Juga: 7 Tips Jadi Perusahaan Fintech yang Tangguh
Fasilitas pendanaan baru tersebut diharapkan bisa melebarkan sayap bagi startup AwanTunai, sehingga dapat membantu lebih banyak lagi UMKM di Tanah Air guna mendapat akses permodalan yang terjangkau dan mudah, sekaligus ikut berkontribusi pada penguatan ekonomi nasional lewat pemberdayaan sektor UMKM.