Techverse.asia - Antler, perusahaan modal ventura tahap awal global, hari ini mengumumkan komitmennya guna mendukung para pendiri perusahaan startup, dengan menutup 96 investasi yang totalnya lebih dari US$12,5 juta atau setara dengan Rp204 miliar untuk kawasan Asia Tenggara pada 2024 lalu walau dalam kondisi pasar yang menantang, mempertahankan laju investasi yang stabil dibandingkan dengan 104 investasi pada 2023 senilai Rp205,6 miliar.
Baca Juga: Chickin Raih Pendanaan Pinjaman Sebesar Rp280 Miliar dari Bank DBS Indonesia
Dalam dua tahun ke belakang, Antler sudah berinvestasi dalam 200 startup di Asia Tenggara dengan total nilai investasi mecapai Rp408 miliar atau sekitar US$25 juta. Untuk di Indonesia sendiri, Antler telah menyalurkan pendanaan sebesar Rp49 miliar lewat 25 investasi tahap awal pada tahun lalu, mempertahankan momentum investasi yang stabil menyusul 25 investasi yang nilainya mencapai Rp52,2 miliar pada 2023.
Sehingga menjadikan total investasi perusahaan di Tanah Air telah mencapai 50 pendanaan senilai Rp101,2 miliar dalam dua tahun terakhir. Perusahaan-perusahaan portofolio Asia Tenggara milik Antler menunjukkan ketahanan yang luar biasa sejak Antler didirikan, secara kolektif telah berhasil menjaring pendanaan lanjutan lebih dari Rp5,7 triliun, yang menunjukkan kekuatan tesis investasi serta pemilihan pendiri mereka.
Aktivitas investasi yang berkelanjutan itu terjadi di tengah penurunan yang signifikan dalam lanskap pendanaan startup di Asia Tenggara. Berdasarkan laporan Tracxn, pendanaan teknologi di kawasan tersebut turun 59 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp46,35 triliun pada 2024, yang menunjukkan adanya penurunan 80 persen dari Rp231,76 triliun pada 2022.
Baca Juga: Antler Suntik Dana Miliaran ke 10 Startup Indonesia
Walau menghadapi lingkungan yang menantang itu, Antler masih tetap mampu mempertahankan komitmennya pada investasi tahap awal sebab mengidentifikasi dan mendukung para pendiri yang menunjukkan fundamental yang kuat di awal perjalanan mereka terbukti semakin penting.
Meneruskan momentum tersebut, Antler pun akan menargetkan guna menyalurkan pendanaan sebesar Rp326,4 miliar atau sekitar US$20 juta di kawasan Asia Tenggara, juga mencakup Indonesia, pada semester pertama tahun ini, menguatkan posisinya sebagai katalis utama dalam ekosistem startup.
Agar semakin memperkuat dukungannya kepada para pendiri perusahaan rintisan dari awal sampai pertumbuhan, Antler terus menawarkan inisiatif Agreement for Rolling Capital (ARC) yang baru saja diumumkan. Struktur pendanaan ini memungkinkan pendiri startup tahap awal guna memperoleh dana sampai Rp9,8 miliar, yang meliputi investasi awal, investasi lanjutan, dan ARC dalam enam hingga sembilan bulan pertama usai pembentukan usaha.
"Kami percaya bahwa perusahaan terbaik dibangun di pasar yang yang paling sulit. Saat yang lain melihat ketidakpastian, kami melihat adanya suatu peluang. Lingkungan pasar kekinian telah menciptakan kondisi ideal untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dan efisien model," papar Partner Antler Indonesia Agung Bezahrie Hadinegoro pada Rabu (22/1/2025).
Baca Juga: Awal 2025, Perusahaan Startup Bisa Berharap Pendanaan akan Lebih Mudah Diperoleh
Agung menyampaikan, pendiri perusahaan saat ini lebih fokus kepada fundamental serta memecahkan persoalan yang riil, yang selaras dengan tesis investasinya. Ke depannya, ia yakin tantangan paling besar tak akan bersifat teknologi, melainkan sosial. Kesenjangan antar organisasi yang mengadopsi kecerdasan buatan (AI) dan yang gagal beradaptasi diperkirakan akan melebar secara dramatis.
"Kesuksesan enggak hanya akan datang dari menggunakan AI terbaik, namun dari pemahaman mendalam mengenai cara menerapkannya guna memecahkan masalah yang nyata. Inilah mengapa kami sangat antusias dengan apliaksi AI vertikal, di mana pendiri menggabungkan keahlian domain dengan teknologi kecerdasan buatan guna memecahkan tantangan industri yang lebih spesifik," tambahnya.
Portofolio Antler telah menunjukkan daya tarik yang kuat di berbagai sektor, mulai dari enterprise software hingga fintech, sustainability, dan teknologi konsumen. Seiring adanya AI yang terus mengubah lanskap teknologi, semakin banyak pula founder yang memanfaatkan teknologi tersebut di berbagai industri.
Baca Juga: MDI Ventures Tingkatkan Penyaluran Pembiayaan Modal Ventura