Social Bread: Startup Milik Youtuber Edho Zell Dapat Pendanaan Total Rp400 Miliar

Edho Zell bangun usaha startup Social Bread. (Sumber: East Ventures)

Techverse.asia - Seorang Youtuber kondang Indonesia, Edho Zell kini mendirikan sebuah perusahaan rintisan (startup) bernama Social Bread dan menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO). Startup ini juga didirikan bersama dua rekannya yaitu Lidia Tirza sebagai Chief Marketing Officer (CMO) dan Ester Jeanette selaku Chief Operating Officer (COO).

Kini, Social Bread telah bertransformasi menjadi agensi digital papan atas yang menyasar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Kisah Edho Zeel sejak 2009 telah membawanya pada ketenaran dan kesuksesan lewat Youtube. Setelah meraih kesuksesan, ia memanfaatkan keahliannya untuk membangun agensi digital. Pada tahap awal, startup ini berfokus pada segmen Business-to-Business (B2B) dan bahkan berhasil mendapatkan klien korporat besar.

Namun, saat pandemi Covid-19 melanda, pemerintah memberlakukan lockdown nasional. Banyak pedagang kecil di sekitar gereja yang biasa dikunjungi Edho kesulitan menjual produk mereka. Mereka meminta bantuannya karena ia memiliki pengalaman dan pengetahuan yang baik tentang dunia digital.

Baca Juga: Living Lab Ventures Jajaki Peluang Investasi dengan Hong Kong

Melihat hal ini, Edho Zell dan teman-temannya mendirikan Social Bread yang berfokus pada pendampingan UMKM. Awalnya, mereka hanya berniat membantu sesama jemaat gereja, tetapi Social Bread berkembang pesat dan mendapat pengakuan luas.

Edho memulai usahanya di sebuah ruang kantor yang tidak terpakai. Dari sana, timnya mulai mengoperasikan Social Bread bersama empat orang lainnya. Untuk produksi konten, mereka menggunakan peralatan yang sudah ada, seperti kamera dan lampu, yang nilainya sekitar Rp100 juta.

Bisnis ini pun melejit pesat setelah UMKM menggunakan layanan Social Bread. Layanan yang paling diminati adalah pengelolaan media sosial.

Di era sekarang, ungkapan bahwa membuka akun media sosial lebih penting daripada buka toko sudah dikenal luas, yang menunjukkan semakin tingginya permintaan akan kehadiran di media sosial. Sementara itu, live shopping belum sepenuhnya diadopsi di semua sektor bisnis di Indonesia.

Baca Juga: Funding Societies Raup 25 Juta Dolar, Tingkatkan Modal bagi UMKM

Prinsip utama bisnis Edho adalah memastikan Social Bread memberikan manfaat langsung bagi UMKM. Oleh karena itu, strategi perusahaan difokuskan pada peningkatan penjualan, karena UMKM membutuhkan perputaran arus kas yang cepat.

"Biasanya mereka perlu melihat keuntungan dalam 1-2 bulan setelah melakukan investasi," katanya. Strategi ini berbeda dengan klien korporat sebelumnya, yang biasanya berfokus pada brand awareness selama enam bulan hingga satu tahun tanpa perlu penjualan langsung.

Beberapa UMKM telah melihat pendapatan mereka berlipat ganda atau tiga kali lipat dengan layanan Social Bread. Khusus untuk UMKM, penjualannya meningkat pesat dari Rp80 juta menjadi Rp1,5 miliar hanya dalam waktu tiga bulan.

Saat ini, Social Bread melayani sekitar 200-300 UMKM per bulan yang tersebar di lima kota, yakni Tangerang, Bandung, Semarang, Bali, dan Surabaya.

Baca Juga: Pemilik Brand Lokal Curhat Jualannya Setelah Tokopedia Kolaborasi dengan TikTok Shop

Untuk memasarkan layanannya, Social Bread mengandalkan TikTok karena trafiknya yang tinggi sehingga memudahkan promosi merek. Customer journey yang umum dimulai dari paparan TikTok, diikuti dengan engagement TikTok Shop, live shopping, dan terakhir, transaksi di marketplace e-commerce.

Dengan pertumbuhan bisnis yang pesat, Social Bread juga menarik minat investor. Sejauh ini, perusahaan telah merampungkan dua putaran investasi. Pada putaran pertama, angel investor yang hadir antara lain William Tanuwijaya (mantan CEO Tokopedia) dan Herman Widjaja (Chief Technology Officer Tokopedia).

Pada putaran kedua, Social Bread berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal dari East Ventures dan Living Lab Ventures. Secara total, Social Bread telah menerima pendanaan sebesar Rp400 miliar.

Investasi ini memungkinkan perusahaan untuk memperluas layanannya melampaui media sosial dan mencakup belanja langsung, pengiriman produk, pencitraan merek, iklan TV, papan reklame, dan bahkan konser.

Baca Juga: Wahyoo Hadirkan Wahyoo Ventures: Bantu Dukung Pertumbuhan UMKM Kuliner

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI