Peluang Bisnis yang Dipimpin Perempuan Bisa Mendorong Pertumbuhan di Asia Tenggara

Para perempuan pendiri perusahaan rintisan. (Sumber: AC Ventures)

Techverse.asia - Para pengusaha perempuan di kawasan Asia Tenggara tengah membangun bisnis dengan pertumbuhan tinggi di berbagai industri utama, namun banyak yang masih menghadapi tantangan dalam mengakses modal.

Sebuah studi oleh Boston Consulting Group (BCG) dan Stellar Women menemukan bahwa perusahaan rintisan yang dipimpin perempuan di Indonesia sendiri menghadapi kesenjangan pendanaan sebesar US$1,7 triliun, yang menandakan peluang besar bagi investor.

Ketika investor mencari peluang pertumbuhan yang lebih inklusif, perusahaan modal ventures seperti AC Ventures menggandakan komitmen mereka untuk mendukung pendiri perempuan, melihat mereka sebagai pendorong utama inovasi dan pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: LiveIn Akuisisi KoolKost Milik RedDoorz, Sediakan Hunian Indekos Terjangkau

AC Ventures merupakan salah satu perusahaan yang secara aktif berupaya untuk menutup kesenjangan tersebut. Impact Report 2024 perusahaan tersebut, yang dikembangkan bekerja sama dengan Deloitte Indonesia, menemukan bahwa portofolionya telah menciptakan lebih dari 30 ribu pekerjaan, dengan 40 persen di antaranya dipimpin oleh perempuan.

Dalam setahun terakhir saja, investasi perusahaan tersebut telah membantu menciptakan 2.000 pekerjaan baru dan memperluas akses digital ke empat juta individu dan bisnis.

Mitra Pengelola di AC Ventures Helen Wong mengatakan bahwa meningkatkan investasi pada wirausahawan perempuan bukan hanya tentang ekuitas. Ini adalah langkah strategis untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

"Kami melihat bahwa wirausahawan perempuan yang sangat cakap membangun bisnis transformatif di berbagai industri seperti teknologi finansial, teknologi iklim, dan merek konsumen, tetapi pendanaan masih tertinggal," ungkapnya pada Senin (10/3/2025).

Baca Juga: Hyundai IONIQ 9 Bakal Segera Diniagakan di Indonesia?

Menurut Helen, peluang di sini tergolong sangat besar. Sebab, investor yang menyadari dan bertindak atas hal ini akan menjadi yang terdepan dalam gelombang inovasi dan ekspansi ekonomi berikutnya di Asia Tenggara.

Meskipun ada kendala modal, beberapa perusahaan rintisan atau startup yang dipimpin perempuan dalam portofolio AC Ventures berkembang pesat dan memenuhi kebutuhan pasar utama:

Pertama, Accacia, yang didirikan oleh Annu Talreja, menggunakan teknologi kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI) guna membantu pemilik real estat melacak dan mengurangi emisi karbon, yang telah mencakup lebih dari 20 juta kaki persegi properti.

Baca Juga: Cara Startup Accacia Menangkan Pasar Dekarbonisasi Properti

Kedua, Astro (didirikan bersama oleh Marcella Moniaga, Sherlyn Gautama, dan Jessica Stephanie Jap) adalah platform on-demand terkemuka di Indonesia untuk bahan makanan dan kebutuhan pokok.

"Investasi kami di Astro ditampilkan oleh Global Private Capital Association (GPCA) dalam buku kasus investasi berlandaskan gender, yang menyoroti dampaknya dalam mempromosikan bisnis yang dipimpin perempuan di Asia Tenggara," terangnya.

Ketiga, Rose All Day Cosmetics (RADC) yang didirikan oleh Cindy Nyoto Gunawan dan Tiffany Danielle telah muncul sebagai merek kecantikan terkemuka Indonesia yang memperjuangkan kecantikan bersih, inklusivitas, dan keberlanjutan.

Dengan komunitas pelanggan setia yang kuat dan terus berkembang, merek tersebut terus memperluas kehadiran omnichannel-nya dan bersiap untuk pertumbuhan regional yang menarik.

Baca Juga: Tumbuh Pesat, Startup Kecantikan Asal Indonesia Rose All Day Cosmetics Siap Ekspansi ke Asia Tenggara

Keempat, Xendit (didirikan bersama oleh Tessa Wijaya) mengubah pembayaran digital di Asia Tenggara, menyediakan infrastruktur keuangan yang lancar bagi bisnis. Di bawah kepemimpinan Tessa, Xendit telah tumbuh menjadi pemain kunci di sektor fintech, yang memungkinkan jutaan transaksi di seluruh wilayah.

Kelima, Supermom (didirikan bersama oleh Joan Ong, Lynn Yeoh, dan Rebecca Koh) mengubah cara merek berinteraksi dengan orang tua di seluruh Asia Tenggara. Sebagai jaringan pengasuhan anak terbesar di kawasan ini, Supermom menghubungkan jutaan ibu dengan rekomendasi tepercaya, ulasan produk, dan penawaran eksklusif.

"Dengan memanfaatkan wawasan berbasis AI dan komunitas pengguna yang luas, platform ini membantu merek mengoptimalkan strategi pemasaran mereka sekaligus memberdayakan orang tua dengan keputusan pembelian yang lebih baik," tambahnya.

Baca Juga: Startup Supermom Ekspansi ke Indonesia, Gandeng 25 Merek Singapura

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI