Mengamati Gerhana Bulan: Membuat Kita Mengenali Kondisi Atmosfer

Uli Febriarni
Selasa 08 November 2022, 21:33 WIB
Proses menuju gerhana matahari total, teramati dari Saumlaki, Maluku/BMKG

Proses menuju gerhana matahari total, teramati dari Saumlaki, Maluku/BMKG

Gerhana bulan total bisa disaksikan oleh warga di banyak wilayah di Indonesia pada hari ini, Selasa 8 November 2022. Pada saat terjadi Gerhana Bulan Total, terjadi fenomena yang disebut dengan Blood Moon (Bulan Darah). Saat itu terjadi, hampir sebagian besar sekitar bulan terlihat berwarna kemerahan yang muncul menutupi permukaan bulan.

Bagaimana Blood Moon itu dapat terjadi?, sebetulnya bulan tidak hanya menjadi gelap ketika memasuki bayangan bumi, -karena biasanya sinar bulan hanya memantulkan sinar dari matahari-, sementara itu sebagian besar sinar matahari terhalang selama gerhana bulan, sebagian sisanya menutupi tepi dari planet kita.

Tepi yang dimaksud ini adalah dimana kita dapat melihat matahari terbit dan tenggelam. Hal itu menyaring panjang gelombang yang lebih pendek dan lebih biru, dan hanya memungkinkan panjang gelombang yang lebih merah dan lebih panjang untuk memancarkannya ke bulan.

"Cara yang sangat romantis untuk melihatnya adalah seperti melihat semua matahari terbenam dan Matahari terbit di Bumi pada satu waktu,” kata Kepala Ilmuwan di Planetary Society, Dr. Bruce Betts, dikutip dari Forbes.

Zaman dulu, Blood Moon dianggap sebagai ramalan adanya sebuah bahaya atau kekacauan yang akan muncul di bumi ini.

"Bagi banyak budaya, hilangnya bulan dipandang sebagai masa bahaya, atau kekacauan," kata seorang Astronom di Universitas George Washington, Shanil Virani.

Beberapa yang meyakini hal itu misalnya Suku Inca. Dalam Express.co.uk misalnya, seorang peneliti di Lawrence Livermore National Laboratory di California, yakni David Dearborn, telah banyak menulis tentang bagaimana Inca memandang astronomi.

"(The Inca) tidak melihat gerhana sebagai sesuatu yang baik sama sekali," ungkapnya.

Dia mengatakan bahwa menurut catatan dari pemukim Spanyol, ada beberapa mitos dan praktik seputar gerhana. Salah satu mitos adalah bahwa selama gerhana bulan, di mana cahaya dibiaskan di atmosfer bumi mengubah bulan menjadi warna kemerahan, jaguar telah menyerang dan memakan bulan.

Gerhana Tidak Selalu Merah
Sebetulnya, tidak semua gerhana juga menghasilkan warna merah tua. Sama seperti intensitas ketika matahari terbit atau terbenam, yang dapat bervariasi dari hari ke hari, demikian juga warna gerhana. Sebagian besar hal itu tergantung dengan partikel atmosfer planet kita.

Asap api atau debu vulkanik dapat memperdalam rona merah matahari terbenam, dan juga dapat mempengaruhi rona bulan dalam gerhana. Tetapi, jika atmosfer sangat cerah selama gerhana bulan, akan lebih banyak cahaya yang akan masuk dan menyebabkan Blood Moon akan semakin terang, bahkan akan merubah warnanya ke oranye kemerahan.

Oleh karena itu, warna bulan dapat mengungkapkan tanda-tanda dari atmosfer bumi kita, sebuah trik yang dapat digunakan untuk pengamatan planet-planet di sekitar bintang-bintang yang jauh di masa depan.

Para Astronom biasanya tidak mengamati exoplanet secara langsung. Sebaliknya, mereka mencari transit, atau tanda blip ketika sebuah planet melintas di depan bintang induknya.

Selama waktu tersebut, cahaya bintang disaring melalui atmosfer planet ekstrasurya dengan cara yang sama seperti selama gerhana bulan. Sinar matahari melewati bumi sebelum menyentuh bulan.

Para Astronom dapat memperlakukan gerhana bulan sebagai proxy untuk transit planet ekstrasurya.

“Pada dasarnya menggunakan bulan sebagai cermin untuk mengamati Bumi yang sedang transit Matahari,” kata Allison Youngblood, Astronom di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Greenbelt, Md.

Januari 2019, Dr. Youngblood dan rekan-rekannya melatih Teleskop Luar Angkasa Hubble untuk bulan selama gerhana bulan total terjadi. Karena bahan kimia di atmosfer bumi menghalangi panjang gelombang tertentu dari sinar matahari untuk mencapai bulan, sehingga meninggalkan penurunan dalam spektrum yang diamati oleh tim Dr. Youngblood.

“Hal ini seperti practice round,” kata Dr. Youngblood.

Dengan memperlakukan bumi sebagai planet ekstrasurya, para astronom dapat memeriksa ulang apakah mereka mendeteksi detail atmosfer dengan benar saat mengamati bintang-bintang.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Hobby22 November 2024, 17:54 WIB

Gravity Mengumumkan Peluncuran Global Gim Poring Rush

Nikmati keseruan membuat kombinasi Poring kustom untuk meningkatkan pertarungan.
Poring Rush. (Sumber: dok. gravity)
Techno22 November 2024, 17:41 WIB

Shazam Melampaui Tonggak Sejarah 100 Miliar Pengenalan Lagu

Apple umumkan Shazam telah mengidentifikasi Lebih dari 100 miliar lagu.
Shazam kini bisa mengidentifikasi banyak lagu. (Sumber: Apple)
Automotive22 November 2024, 16:49 WIB

Hyundai All New Tucson Resmi Mengaspal di Indonesia, Cek Harga dan Speknya

Ini menjadi mobil kedua yang dihadirkan Hyundai di Indonesia dengan pilihan mesin Turbo Hybrid.
Hyundai All New Tucson.
Techno22 November 2024, 16:11 WIB

WhatsApp Menambahkan Transkrip Pesan Suara, Banyak Pilihan Bahasa

Fitur ini akan diluncurkan untuk pengguna iOS dan Android dalam beberapa minggu mendatang.
Pesan suara di WhatsApp kini bisa ditranskrip. (Sumber: Meta)
Lifestyle22 November 2024, 15:45 WIB

Nike Vomero 18: Sepatu Lari dengan Bantalan Maksimal

Sepatu lari ini baru akan tersedia secara global pada 2025.
Nike Vomero 18. (Sumber: Nike)
Techno22 November 2024, 15:11 WIB

ColorOS 15 Punya Segudang Fitur Berbasis Kecerdasan Buatan, Cek Selengkapnya

ColorOS 15: era baru dalam keunggulan AI dan smartphone.
ColorOS 15. (Sumber: Oppo)
Culture22 November 2024, 14:29 WIB

ARTJOG 2025 Usung Tema Motif: Amalan, Begini Penjelasannya

Sosialisasi ARTJOG 2025 menjadi kesempatan untuk memaparkan tentang tema ARTJOG di tahun depan.
Sosialisasi ARTJOG 2025 di JNM, Wirobrajan, Kota Jogja. (Sumber: istimewa)
Techno22 November 2024, 14:00 WIB

Realme Resmi Menjadi Sponsor untuk Dominator Esports

realme mensponsori Dominator Esports dengan tujuan berkembang bersama dalam industri esports.
Realme menjadi sponsor untuk tim Dominator Esports. (Sumber: realme)
Lifestyle21 November 2024, 19:57 WIB

Pop Mart Christmas Town Hadir di Gandaria City, Buka Selama 50 Hari

Pop Mart memberikan pengalaman otentik berbagai karakter melalui Christmas Town.
Pop Mart Christmas Town. (Sumber: null)
Lifestyle21 November 2024, 19:36 WIB

Lisa BLACKPINK Segera Rilis Solo Albumnya Berjudul Alter Ego

Album ini akan mengikuti rangkaian tiga singel dari bintang K-pop tersebut pada tahun 2024.
Lisa BLACKPINK.