Walt Disney punya laporan pendapatan yang mengecewakan dan memicu tekanan di Wallstreet. Selanjutnya, Disney+ mencoba sesuatu yang sama sekali baru dalam upaya untuk menemukan sumber pendapatan baru.
Baca Juga: Perjalanan Panjang Sistem Matter Untuk Impian Smart Home
Media Forbes mengulas, pada pekan lalu, layanan streaming ini meluncurkan uji coba sebuah fitur e-commerce yang memungkinkan pelanggan berbelanja barang dagangan yang bermerek Disney. Dengan menambahkan navigasi halaman film dan acara populer, di aplikasi streaming mereka.
Kita akan melihat bagaimana upaya baru ini, -dikombinasikan dengan rencana gambaran besar Kepala Eksekutif Bob Chapek-, berhasil atau tidak dalam menenangkan gerutuan di antara investor yang sedang khawatir tentang melebarnya kerugian di sektor streaming. Dengan semakin banyak pesaing yang ingin memanfaatkan platform mereka untuk jalan baru untuk menghasilkan uang. Meskipun ada keuntungan besar bagi pelanggan dari adanya situasi ini.
Baca Juga: Sistem Operasi OPPO: ColorOS 13 Hadirkan Teknologi Dynamic Computing Engine
YouTube dan Netflix juga telah memperluas peluang pendapatan mereka dalam beberapa hari terakhir, karena persaingan di sektor ini semakin panas. YouTube menambahkan portal baru bernama Primetime Channels yang menghadirkan TV dan film baru ke streamer.
Sementara itu, Netflix mulai menerima iklan untuk pertama kalinya dalam sejarahnya, berharap untuk dapat meningkatkan pendapatan dan mengimbangi penurunan pelanggan awal tahun ini.
Para pengguna ini tidak sendirian dalam perjuangan mereka. Pola industri yang sudah tidak asing lagi untuk menghentikan langganan telah muncul dalam beberapa bulan terakhir. Menyusul karena adanya lockdown pandemi pada 2020 dan 2021, yang menyebabkan lonjakan penayangan streaming dan bertepatan juga dengan peluncuran streaming seperti Disney+, Apple TV+, dan Peacock.
Dari lockdown tersebut, ditemukan banyak para pengguna yang akhirnya mau untuk berlangganan layanan streaming ini. Namun, lonjakan itu telah turun sejak selesai pandemi, dengan banyak juga pengguna yang mengonsumsi layanan yang berbeda.
Sementara itu Disney+ telah menjadi outlier yang terus saja tumbuh, ia juga memiliki keuntungan yang ditawarkan dalam satu paket dengan Hulu dan ESPN+. Namun, streaming adalah industri yang sangatlah mahal, dalam pendapatannya.
Disney mengatakan, jika divisi streaming mereka langsung ke konsumen menderita kerugian hampir $1,5 miliar dolar Amerika, yang lebih dua kali lipat dari tahun lalu.
Namun, perusahaan telah menetapkan tujuan ambisius untuk mencapai titik impas pada layanan streaming dalam dua tahun ke depan. Oleh karena itu, inisatif untuk mencoba jalan lain, seperti menambahkan opsi e-commerce ke platform streaming mereka.
Sementara YouTube membeli nilai tambah melalui konten dan Netflix melalui pasar periklanan yang mereka sempurnakan, Disney dapat dibilang memiliki sumber daya terbaik untuk mencari 'aliran uang baru'.
Bisa saja tidak ada yang bisa menandingi Disney, karena mereka tidak ada tandingannya dalam kepemilikan merek, dari sekumpulan princess mereka, hingga Star Wars dan MCU.
Jadi, kemungkinan besar jika Disney+ akan memanfaatkan ikatan merek tersebut dan mengintegrasikannya ke dalam aplikasi. Orang dapat memindai kode QR yang muncul di layar atau mengklik tab 'toko' di samping opsi streaming tertentu, untuk menelusuri barang dagangan yang terkait dengan film atau pertunjukannya.
Menurutmu, apakah streamer lain akan meniru strategi e-commerce seperti Disney+ juga? Tentunya, streamer akan terus mengawasi fitur-fitur baru yang menghasilkan pendapatan lainnya yang diluncurkan oleh pesaing, dan apakah mereka dapat memperoleh manfaat dari strategi serupa.