Wow! Persatuan Bangsa Bangsa Membuat Satelit Yang Dapat Melacak Perubahan Iklim di Bumi

Uli Febriarni
Jumat 11 November 2022, 21:33 WIB
climate change / freepik

climate change / freepik

Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) meluncurkan Metana Alert and Response System (MARS), yang berguna untuk memperingatkan negara dan perusahaan tentang tentang pelepasan metana. Organisasi itu bahkan berani bertaruh, jika satelit ini dapat membantu dunia mengejar untuk pengurangan emisi. 

Engadget melaporkan bahwa teknologi ini akan menggunakan data peta satelit untuk mengidentifikasi sumber, memberi tahu badan terkait dan membantu untuk melacak kemajuan dalam menurunkan kapasitas metana yang ada di atmosfer. 

Platform MARS awal akan fokus pada sumber sektor energi sangat besar. Secara bertahap akan diperluas untuk menyertakan sumber yang kurang kuat, peringatan dan data yang lebih serung dari hewan, batu bara, beras, dan limbah.

Mitra dalam program ini, seperti Badan Energi Internasional dan Koalisi Iklim dan Udara Bersih PBB, akan memberikan bantuan dan saran. Informasi tersebut juga tidak akan dirahasiakan. Karena PBB akan mempublikasikan data dan analisisnya antara 45 hingga 75 hari setelah terdeteksi.

Sistem ini akan mendapatkan pendanaan awal dari pemerintah Amerika Serikat, Komisi Eropa, Bezos Earth Fund dan Global Methane Hub. Baik dana Bezos dan GMH mendukung upaya terkait, seperti studi tentang menemukan dan menangkal emisi metana pertanian.

Ini adalah sistem pertama yang tersedia untuk umum dari jenisnya, klaim PBB. Secara teoritis, ini akan mengarah pada pengurangan emisi metana yang lebih cepat dan lebih tepat sasaran daripada yang kalian lihat hari ini.

Hal itu bisa menjadi bahan penting di tahun-tahun mendatang. PBB memperingatkan pada konferensi COP27 bahwa Bumi sama sekali tidak membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius dari traktat yang disahkan di Paris.

Karena metana yang dilepaskan manusia merupakan penyumbang utama perubahan iklim sekitar 25% dan sangat cepat untuk meninggalkan atmosfer, penggunaan MARS yang efektif dapat membantu mengembalikan strategi lingkungan ke jalurnya.

Namun, speerti yang kalian bayangkan, MARS hanya akan berhasil jika pemerintah dan pengelola bisnis bekerja sama. Tidak ada gunanya peringatan jika kontributor emisi mengabaikannya. Perusahaan minyak mungkin enggan mengeluarkan uang untuk memperbaiki flaring mereka misalnya. PBB dapat menunjukan masalah dengan sisitem satelit ini tanpa memerlukan tindakan.

Sebenarnya perubahan iklim mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini terjadi secara alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi penyebab utama perubahan iklim. Terutama akibat pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas. Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan emisi gas rumah kaca, yang bekerja seperti selimut yang melilit Bumi, menghasilkan panas matahari dan menaikkan suhu.

Contoh emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim termasuk karbon dioksida dan metana. Ini berasal dari penggunaan bensin untuk mengendarai mobil atau batu bara untuk memanaskan gedung, misalnya.

Pembukaan lahan dan hutan juga dapat melepaskan karbon dioksida. Tempat pembuangan sampah merupakan sumber utama emisi metana. Energi, industri, transportasi, bangunan, pertanian dan tata guna lahan termasuk di antara penghasil emisi utama.

PBB menyebut bahwa emisi terus meningkat. Akibatnya, bumi sekarang 1,1°C lebih hangat daripada di akhir tahun 1800-an. Dekade terakhir (2011-2020) adalah rekor terpanas.

Banyak orang berpikir perubahan iklim terutama berarti suhu yang lebih hangat. Tapi kenaikan suhu hanyalah awal dari mulainya perubahan iklim. Karena bumi adalah sebuah sistem, di mana semuanya terhubung, perubahan di satu area dapat memengaruhi perubahan di semua area lainnya.

Konsekuensi dari perubahan iklim saat ini antara lain, kekeringan hebat, kelangkaan air, kebakaran hebat, naiknya permukaan laut, banjir, pencairan es kutub, badai dahsyat dan penurunan keanekaragaman hayati.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Startup22 Januari 2025, 18:56 WIB

Openspace Ventures Beri Pendanaan Lanjutan untuk MAKA Motors

Pendanaan ini datang setelah startup tersebut melansir motor listrik pertamanya, MAKA Cavalry.
MAKA Cavalry.
Techno22 Januari 2025, 18:34 WIB

Huawei FreeBuds SE 3: TWS Entry-level Seharga Rp400 Ribuan

Gawai ini akan menghadirkan keseimbangan sempurna antara performa dan kenyamanan.
Huawei FreeBuds SE 3. (Sumber: Huawei)
Techno22 Januari 2025, 16:28 WIB

Apa yang Diharapkan pada Samsung Galaxy Unpacked 2025, Bakal Ada S25 Slim?

Galaxy Unpacked Januari 2025: Lompatan Besar Berikutnya dalam Pengalaman AI Seluler.
Samsung Galaxy Unpacked 2025 akan digelar pada Rabu (22/1/2025). (Sumber: Samsung)
Startup22 Januari 2025, 16:02 WIB

Antler Salurkan Pendanaan Senilai Rp49 Miliar kepada 25 Startup Tahap Awal di Indonesia

Antler Pertahankan Momentum Kuat di Indonesia, Mencatatkan 50 Investasi Selama Dua Tahun Terakhir Di Tengah Tantangan Pasar.
Antler. (Sumber: antler)
Automotive22 Januari 2025, 15:33 WIB

Harga dan Spesifikasi New Yamaha R25, Bawa Kapasitas Mesin 250CC

Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal.
Yamaha R25 2025. (Sumber: Yamaha)
Techno22 Januari 2025, 14:51 WIB

Tak Disebut Pada Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Bitcoin terkoreksi ke US$100 ribu pasca Presiden AS Donald Trump tidak menyebut soal kripto pada sesi pelantikan.
ilustrasi bitcoin (Sumber: freepik)
Techno21 Januari 2025, 18:55 WIB

Insta360 Luncurkan Flow 2 Pro, Tripod Khusus untuk iPhone

Gimbal ini memungkinkan pembuatan film menggunakan kamera iPhone dan punya fitur-fitur AI.
Insta360 Flow 2 Pro. (Sumber: Insta360)
Techno21 Januari 2025, 18:37 WIB

Fossibot S3 Pro: Ponsel Entry Level dengan Pengaturan Layar Ganda

Gawai ini menawarkan fitur premium, tapi harganya ramah di kantong.
Fossibot S3 Pro. (Sumber: istimewa)
Startup21 Januari 2025, 18:24 WIB

Chickin Raih Pendanaan Pinjaman Sebesar Rp280 Miliar dari Bank DBS Indonesia

Chickin didirikan pada 2018, tepatnya di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Chickin. (Sumber: East Ventures)
Startup21 Januari 2025, 17:13 WIB

Banyu Dapat Pendanaan Awal Sebanyak Rp20 Miliar, Merevolusi Industri Rumput Laut

BANYU berkomitmen untuk mendukung petani dengan bibit berkualitas tinggi, teknik budidaya modern, dan akses pendapatan stabil.
Ilustrasi startup Banyu. (Sumber: istimewa)