Lima perwakilan negara ASEAN menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (Mou) mengenai Advancing Regional Digital Payment Connectivity, yang dilakukan di Badung, Bali, Senin (14/11/2022).
Baca Juga: Kapan Busi Motor Harus Diganti? Ini 6 Tandanya
Penandatanganan MoU yang diselenggarakan sebagai salah satu agenda G20 itu melibatkan perwakilan bank dari lima negara. Mereka yang menandatangani MoU tersebut antara lain Gubernur Bank Sentral Indonesia Perry Warjiyo, Gubernur Bank Sentral Malaysia Nor Shamsiah, Gubernur Bank Sentral Singapura Ravi Menon, Gubernur Bank Sentral Thailand, dan Deputi Gubernur Bank Sentral Filipina.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam sambutan pembukaannya mengungkapkan, penandatanganan MoU konektivitas sistem pembayaran lintas negara antara lima negara ASEAN ini adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan.
Baca Juga: Beserk, Anime Tahun 1997 Akan Muncul di Netflix Bersama Dengan 12 Judul Anime Lain
Penandatanganan ini menjadi sebuah legasi yang akan diwariskan ke generasi berikutnya.
"Kita menjadi saksi, karena ini bukan hanya tanda tangan Memorandum of Understanding, tetapi juga menulis ulang sejarah. Sejarah tentang digital yang sudah lama ingin diwujudkan oleh bank sentral," ujarnya, dikutip pada Senin (14/11/2022).
Perry mengungkapkan, ada tiga keuntungan yang diraih dengan konektivitas pembayaran digital lintas batas ini. Pertama, adanya berkomitmen untuk membantu materialisme dan regional payment connectivity, bergerak dari biliteral ke mutual vibe cooperation.
Baca Juga: Saatnya Penggunaan Obat Herbal Tradisional Semakin Dilirik!
"QR Standar, fast payment, dan mata uang lokal akan segera terhubung satu sama lain. Kemanapun kita pergi ke negara-negara ASEAN, kita bisa menggunakan QR. Kita bisa gunakan QR Standar Indonesia yang sekarang sudah berlaku di Thailand, dan akan segera berjalan di Malaysia dan Singapura, dan Filipina," ujarnya.
Perry menambahkan, dengan adanya MoU ini, maka proses pembayaran digital selanjutnya akan menjadi sangat cepat dan mudah.
Kedua, ia melihat bahwa MoU yang ditandatangani mewujudkan keinginan seluruh rakyat negara Asia Tenggara. Sebagian besar dari jumlah itu adalah perempuan dan kaum muda.
"Kita membuat legasi lewat digitalisasi untuk membantu kaum perempuan dan kaum muda. Kita ciptakan koneksi bukan hanya soal uang, tetapi untuk hidup yang lebih baik," kata Perry.
Ketiga, kesepakatan yang dicapai oleh lima negara ASEAN ini adalah sebuah langkah awal untuk masuk ke dunia digital yang lebih besar yaitu dari Asia ke global.
"Juga kita bicara tentang manajemen bank sentral. Ini akan bank sentral terbaru ke depan yaitu bank sentral mata uang digital," ujar Perry.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo memuji kerja sama implementasi pembayaran digital lintas batas di lima negara ASEAN, Indonesia, Singapura,Thailand, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Menurutnya, penandatanganan nota kesepahaman membuktikan lima negara tersebut mampu selangkah lebih maju dibandingkan dengan negara lain.
"Saya mendukung inisiatif regional payment connectivity ini terus diperluas hingga ke tingkat global. Sebagai wujud konkret implementasi roadmap for enhancing cross-border payment (peta jalan pembayaran lintas batas) negara G20,” kata Joko Widodo, saat memberi sambutan secara virtual pada pelaksanaan penandatanganan MoU.
Presiden mengatakan pembayaran digital lintas negara ASEAN merupakan wujud nyata dari komitmen transformasi digital, salah satu poin kesepakatan negara G20, yang menjadi kunci pemulihan ekonomi berkelanjutan. Utamanya pemulihan ekonomi menjadikan yang kuat secara inklusif dan kolaboratif.
“Karena kemudahan akses pembayaran akan memberi berdampak besar bagi ekonomi khususnya sektor pariwisata, perdagangan, dan UMKM. Sehingga akan mendorong akselerasi pemulihan ekonomi yang lebih kuat dan inklusif," lanjutnya.