Sebuah Perusahaan Kesehatan Membuat Robot Lengan, Diharapkan Bisa Membantu Komunikasi Penyandang Buta-Tuli

Uli Febriarni
Kamis 17 November 2022, 23:10 WIB
Jaimi Lard sedang mencoba menggunakan robot taktil / Youtube Universitas Northeastern

Jaimi Lard sedang mencoba menggunakan robot taktil / Youtube Universitas Northeastern

Sebuah laporan yang dipublikasikan oleh Techcrunch menyebut, hingga kini data angka yang tepat untuk mengetahui jumlah penyandang totally blind (buta)-tuli masih sulit untuk dihitung. Angka penyebarannya cenderung ada di mana-mana.

Mengutip Federasi Tunanetra Dunia, jumlah kasus parah buta-tuli tercatat sebesar 0,2% secara global dan 0,8% di Amerika Serikat. Kondisi buta-tuli ditandai dengan memiliki gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran secara bersamaan.

Tapi seberapapun angka yang sebenarnya, dapat dikatakan bahwa orang yang hidup dengan kombinasi gangguan pendengaran dan penglihatan adalah komunitas yang sangat terlayani. Mereka inilah yang mendasari kerja yang dilakukan oleh perusahaan robotika kecil, Tatum (Mekanisme Pengguna Translasi ASL Taktil).  

Tatum adalah sistem robotik antropomorfik untuk menandai bahasa isyarat taktil; sebuah metode komunikasi utama dan seringkali menjadi yang satu-satunya dari 150 juta individu buta-tuli di seluruh dunia. Laman Tatum Robotics mengungkap, perusahaan itu dibangun bertujuan untuk menawarkan kepada orang-orang buta-tuli alat komunikasi independen pertama mereka. 

Seakan mengabaikan penggunaan huruf braille yang kerap menjadi pusat perhatian dunia, robot taktil 3D ini akan menjadi sistem komunikasi independen pertama yang menggabungkan budaya isyarat.

Perusahaan pembuat tangan robot cetak 3D, Tatum, sebetulnya telah mengembangkan temuan mereka pada musim panas 2020. Ia menjadi bagian dari tesis master Samantha Johnson, -pendiri Tatum Robotics-, untuk Northeastern University. Prototipe cetakan 3D dapat mengeja kata-kata dengan Bahasa Isyarat Amerika, menawarkan orang-orang buta-tuli sebuah jendela untuk mengenal dunia luar.

Masih dari laman yang sama, diketahui bahwa dalam kebanyakan kasus, bahasa adalah sesuatu yang bisa kita baca atau dengar. Tapi bagi orang yang tuli dan buta, bahasa adalah sesuatu yang bisa disentuh.

Di kanal Youtube Northeastern University, Juru Bicara Perkins School for the Blind, Jaimi Lard mengungkap bahwa ia selama ini tinggal sendirian dan tidak memiliki teman sekamar. Dia juga merupakan salah satu penyandang buta yang tak menggunakan braille dalam kesehariannya.

"Saya menemukan bahwa mencoba menggunakan braille itu sangat membuat frustasi. Namun, jika saya bisa memiliki robot, walaupun tidak ada siapa-siapa di apartemen, saya bisa menggunakan sensasi taktil," kata dia.

Dengan Robot Isyarat Taktil, Komunikasi Jadi Lebih Mudah Bagi Orang Buta-Tuli

Untuk membuat komunikasi modern seperti email atau teks dapat diakses oleh lebih banyak orang, Samantha Johnson menciptakan robot bahasa isyarat taktil ini.

Pengguna produk menyatakan bahwa robot ini beroperasi mirip dengan pengejaan jari taktil. Mereka meletakkan tangan di belakang robot, merasakan gerakannya untuk dibaca.

Ketika tidak ada orang di sekitar yang dapat memberikan aba-aba, akan ada rasa keterasingan yang luar biasa bagi orang-orang buta atau tuli. Karena mereka tidak dapat menonton atau mendengarkan berita dan terputus dari komunikasi jarak jauh. Di zaman telekonferensi ini, mudah untuk kehilangan jejak dan betapa sulitnya kehilangan koneksi tersebut.

"Selama dua tahun terakhir, kami mulai mengembangkan prototipe awal dan melakukan validasi awal dengan pengguna DB (deafblindness)," demikian ditulis laman Tatum.

"Selama ini, pandemi Covid memaksa jarak sosial, menyebabkan peningkatan isolasi dan kurangnya akses ke pembaruan berita penting karena semakin kurangnya layanan juru bahasa yang penting. Karena dorongan yang luar biasa dari individu DB, advokat, dan para professional, pada 2021 Tatum Robotics didirikan untuk mengembangkan teknologi bantuan guna membantu komunitas DB."

Tatum terus mengulangi proyeknya, melalui pengujian dengan komunitas buta-tuli. Tatum punya tujuan membangun sesuatu yang mirip dengan Alexa untuk orang-orang dengan kondisi tersebut, menggunakan tangan untuk membaca buku atau terhubung ke berita dengan cara yang mungkin saja sama sekali tidak dapat diakses.

Selain bekerja dengan organisasi seperti Perkins School for the Blind, Tatum secara bersamaan mengerjakan sepasang proyek perangkat keras.

Tatum Punya Dua Proyek Spesial Untuk Penyandang Buta-Tuli

Techcrunch mengungkap, perusahaan Tatum mengatakan bahwa tim mereka saat ini sedang mengerjakan dua proyek. Untuk yang pertama, yakni robot tangan antropomorfik berbiaya rendah yang akan bekerja untuk mengeja bahasa isyarat taktil. Mereka berharap dapat segera memvalidasi perangkat ini dalam pengaturan waktu nyata dengan individu DB, untuk dapat mengonfirmasi perubahan desain dan mengevaluasi kemudahan penggunaan.

Secara bersamaan, kemajuan sedang berlangsung dalam pengembangan lengan robot yang lebih aman dan sesuai, sehingga sistem dapat memberikan sebah sinyal kata dan frasa yang lebih kompleks. Sistem akan bekerja sama untuk membuat perangkat humanoid yang dapat memberikan sinyal bahasa isyarat taktil.

Untuk sektor linguistik, mereka berupaya untuk memberi isyarat secara akurat dan berulang, tim mereka sedang mencari penguraian secara logis melalui Bahasa Isyarat Amerika (ASL), Pidgin Signed English (PSE) dan Signed Exact English (SEE). Meskipun penelitian telah dilakukan di bidang ini, namun mereka mempunyai tujuan menjadi yang pertama mengembangkan algoritma untuk dapat memahami kompleksitas dan fluiditas t-ASL, tanpa memerlukan konfirmasi pengguna atas terjemahan atau tanggapan yang telah diprogram sebelumnya.

Dukungan untuk proyek mereka ini telah berkembang di antara organisasi-organisasi untuk buta-tuli; komunitas yang telah lama tidak terlayani oleh proyek perangkat keras semacam ini.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Startup22 Januari 2025, 18:56 WIB

Openspace Ventures Beri Pendanaan Lanjutan untuk MAKA Motors

Pendanaan ini datang setelah startup tersebut melansir motor listrik pertamanya, MAKA Cavalry.
MAKA Cavalry.
Techno22 Januari 2025, 18:34 WIB

Huawei FreeBuds SE 3: TWS Entry-level Seharga Rp400 Ribuan

Gawai ini akan menghadirkan keseimbangan sempurna antara performa dan kenyamanan.
Huawei FreeBuds SE 3. (Sumber: Huawei)
Techno22 Januari 2025, 16:28 WIB

Apa yang Diharapkan pada Samsung Galaxy Unpacked 2025, Bakal Ada S25 Slim?

Galaxy Unpacked Januari 2025: Lompatan Besar Berikutnya dalam Pengalaman AI Seluler.
Samsung Galaxy Unpacked 2025 akan digelar pada Rabu (22/1/2025). (Sumber: Samsung)
Startup22 Januari 2025, 16:02 WIB

Antler Salurkan Pendanaan Senilai Rp49 Miliar kepada 25 Startup Tahap Awal di Indonesia

Antler Pertahankan Momentum Kuat di Indonesia, Mencatatkan 50 Investasi Selama Dua Tahun Terakhir Di Tengah Tantangan Pasar.
Antler. (Sumber: antler)
Automotive22 Januari 2025, 15:33 WIB

Harga dan Spesifikasi New Yamaha R25, Bawa Kapasitas Mesin 250CC

Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal.
Yamaha R25 2025. (Sumber: Yamaha)
Techno22 Januari 2025, 14:51 WIB

Tak Disebut Pada Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Bitcoin terkoreksi ke US$100 ribu pasca Presiden AS Donald Trump tidak menyebut soal kripto pada sesi pelantikan.
ilustrasi bitcoin (Sumber: freepik)
Techno21 Januari 2025, 18:55 WIB

Insta360 Luncurkan Flow 2 Pro, Tripod Khusus untuk iPhone

Gimbal ini memungkinkan pembuatan film menggunakan kamera iPhone dan punya fitur-fitur AI.
Insta360 Flow 2 Pro. (Sumber: Insta360)
Techno21 Januari 2025, 18:37 WIB

Fossibot S3 Pro: Ponsel Entry Level dengan Pengaturan Layar Ganda

Gawai ini menawarkan fitur premium, tapi harganya ramah di kantong.
Fossibot S3 Pro. (Sumber: istimewa)
Startup21 Januari 2025, 18:24 WIB

Chickin Raih Pendanaan Pinjaman Sebesar Rp280 Miliar dari Bank DBS Indonesia

Chickin didirikan pada 2018, tepatnya di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Chickin. (Sumber: East Ventures)
Startup21 Januari 2025, 17:13 WIB

Banyu Dapat Pendanaan Awal Sebanyak Rp20 Miliar, Merevolusi Industri Rumput Laut

BANYU berkomitmen untuk mendukung petani dengan bibit berkualitas tinggi, teknik budidaya modern, dan akses pendapatan stabil.
Ilustrasi startup Banyu. (Sumber: istimewa)