Elon Musk Mulai Eksperimen 'Pengecekan Fakta' Di Twitter, Bakal Berdampak Apa Ya?

Uli Febriarni
Senin 21 November 2022, 23:24 WIB
logo twitter / freepik

logo twitter / freepik

Cuitan dari Elon Musk sering memicu ketidaksepakatan. Tetapi beberapa penolakan baru-baru ini datang dari sumber yang lumayan mengejutkan, tentang pertahanan eksperimental dari Twitter sendiri terhadap klaim yang menyesatkan.

Baca Juga: Karyawanmu Banyak Resign? Mulailah Tertawa Dan Bertukar Humor Bersama Tim

Beberapa pengusaha, mengunggah catatan korektif mereka, khususnya sejak Elon Musk mengambil alih Twitter dan dipicu dari adanya label peringatan yang menawarkan konteks tambahan, yaitu 'cek fakta'.

Awal bulan ini, Musk mengklaim Twitter mendorong sejumlah besar klik ke situs web lain. Lalu mendapat jawaban yang menyatakan bahwa secara statistik, platform tersebut menjadi pemain kecil dalam mengarahkan fokus dari pengguna.

Baca Juga: Penayangan Film Detective Conan: The Bride of Halloween di Tiongkok Jadi Pemuncak Box Office, Begini Sinopsisnya

Notif peringatan kepada pengguna, berasal dari eksperimen unik untuk pengecekan fakta crowdsourced yang disebut Birdwatch. Birdwatch dimulai pada tahun lalu, namun baru diterapkan di Twitter pada Oktober, beberapa pekan sebelum Musk mengambil alih Twitter.

Pada pekan yang sama ketika Musk memutuskan untuk melakukan PHK massal pada tenaga kerja Twitter, Musk menemukan waktu untuk mengganti nama proyek tersebut menjadi 'Catatan Komunitas' dan memperluas dukungan antusiasnya. Dia memberikan cuitan, jika hal itu memilki sebuah potensi luar biasa untuk meningkatkan informasi yang ada di Twitter.

Jika Musk dapat dan tetap melakukan proyek tersebut, akan berpotensi melampaui pemeriksaan fakta dalam mengubah cara kerja operasi platform sosial media. Dan upayanya untuk melindungi kebenaran online yang cenderung berantakan bisa berjalan, namun memang Catatan Komunitas memiliki desain yang cukup sederhana.

Jadi, setelah pengguna bergabung dengan proyek ini, mereka dapat membuat agar catatan singkat ini ditambahkan dalam konteks twit apapun, mungkin untuk memperbaiki kesalahan twit atau menyunting sesuatu yang penting.

Kemudian, pengguna lain juga dapat menilai kegunaan catatan yang disarankan oleh pengguna tersebut. Seperti halnya akun terkenal Elon Musk memposting terkait sesuatu yang fantastis, maka catatan terbaik secara otomatis memilih untuk muncul di postingan saat beredar di Twitter. Layaknya sebuah kesadaran digital.

Hal itu mungkin saja terdengar seperti menciptakan masalah daripada menyelesaikannya. Karena Twitter cenderung mengajak banyak orang dapat berdiskusi secara langsung.

Namun, Twitter membuat keputusan penting untuk memunculkan catatan bukan hanya dengan memilih secara populer atau tidak populer, tetapi mereka memilihnya dengan konsensus yang terluas. Pendekatan tersebut dikenal dari platform yang bernama Polis, yang digunakan di Taiwan untuk crowdsource membuat Undang-Undang, sebuah contoh teknologi yang ditujukan untuk membujuk persetujuan secara online.

Vice President Twitter, John Buchta, mengatakan awal bulan ini dalam Wired.com, penggunaan Community Watch melonjak baru-baru ini. Tetapi proyek tersebut masih dalam tahap awal. Datanya open source, dan per 8 November 2022 hanya melihat 38.494 catatan dari 5.433 orang. 

Peringkat berbasis 'bridge; juga tidak dapat mengubah sifat manusia. Masih dalam Wired, studi independen menemukan bahwa orang lebih cenderung menulis catatan di tweet yang mengungkapkan sudut pandang yang berbeda dari pandangan mereka sendiri.

David Rand, salah satu penulisnya, menyimpulkan di Financial Times jika keberpihakan adalah pendorong utama keterlibatan pengguna di Birdwatch.

Penelitian Twitter yang baru-baru ini dirilis juga melaporkan adanya perpecahan partisan. Lebih banyak kelompok Demokrat daripada Republik di Amerika Serikat menganggap catatan itu bermanfaat.  Tetapi mayoritas dari kedua kelompok itu juga menganggap catatan yang dipilih oleh sistem lebih membantu. 

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno05 April 2025, 11:11 WIB

Jiplak Fitur TikTok, Reels Instagram Kini Bisa Dipercepat Saat Dilihat

Instagram kini memungkinkan pengguna untuk mempercepat Reels seperti di TikTok.
Reels Instagram sekarang bisa dipercepat saat diputar. (Sumber: istimewa)
Lifestyle05 April 2025, 11:00 WIB

Casio G-SHOCK x Barbie Rilis Jam Tangan Serba Pink

Jam Tangan GMAS110BE-4A Edisi Terbatas Mengekspresikan Pandangan Dunia Barbie.
Casio G-SHOCK GMAS110BE-4A x Barbie. (Sumber: Casio)
Techno04 April 2025, 16:36 WIB

Batas Waktu Pelarangan TikTok Berlaku 5 April 2025, Apa yang Terjadi Selanjutnya?

Trump menegaskan bahwa TikTok harus menjual platform mereka agar bisa tetap beroperasi di AS.
TikTok.
Automotive04 April 2025, 16:12 WIB

Hyundai Ungkap IONIQ 6 dan IONIQ 6 N Line dengan Desain Terbaru

Dua mobil listrik baru tersebut diperkenalkan di Seoul Mobility Show 2025.
Hyundai IONIQ 6.
Techno04 April 2025, 15:37 WIB

Spek Lengkap POCO M7 Pro 5G, Didukung Aplikasi Google Gemini

Mendefinisikan Ulang Hiburan 5G dengan Gaya dan Harga Terjangkau untuk Generasi Berikutnya.
POCO M7 Pro 5G. (Sumber: POCO)
Startup04 April 2025, 15:15 WIB

Elon Musk Sebut xAI Telah Resmi Mengakuisisi X

Masa depan kedua perusahaan tersebut saling terkait.
Elon Musk (Sumber: Istimewa)
Techno04 April 2025, 14:28 WIB

Kebijakan Tarif Trump Gemparkan Pasar Keuangan Global

Hal ini berpotensi kembali memicu kenaikan inflasi dan akan semakin menunda dimulainya kembali tren penurunan suku bunga.
Presiden AS Donald Trump. (Sumber: null)
Techno03 April 2025, 16:29 WIB

Nintendo Switch 2 akan Dijual Seharga Rp7 Jutaan, Rilis 5 Juni 2025

Perusahaan tersebut mendalami perangkat keras, fitur, dan permainan selama Nintendo Direct yang sangat sukses.
Nintendo Switch 2. (Sumber: Nintendo)
Techno03 April 2025, 16:05 WIB

Generator Gambar ChatGPT Sekarang Tersedia untuk Semua Pengguna Gratis

Sekarang semua orang dapat membuat karya seni ChatGPT ala Studio Ghibli.
Logo OpenAI (Sumber: OpenAI)
Startup03 April 2025, 14:52 WIB

Grab Dilaporkan akan Akuisisi Gojek: Butuh Dana Rp33 Triliun

Yang jadi kekhawatiran atas akuisisi ini adalah terjadinya monopoli di sektor startup layanan ride hailing.
Grab (Sumber: GRAB)